INFO TABAGSEL.com-Inflasi kumulatif Sumatera Utara pada 2013 mencapai 10,18 persen setelah di Desember lalu masih mengalami inflasi 0,02 persen.
“Inflasi Sumut 2013 jauh di atas tahun 2011 dan 2012 yang masih 3,67 persen dan 3,86 persen,”kata Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Ateng Hartono di Medan, Kamis.
Inflasi Sumut di tahun 2013 itu lebih tinggi dari angka nasional yang sebesar 8,38 persen.
Dia menjelaskan, di Sumut dari empat kota yang dijadikan indeks harga konsumen (IHK) dua daerah alami inflasi dan dua daerah lainnya deflasi.
Dua daerah yang alami inflasi masing-masing Pematangsiantar 0,61 persen dan Sibolga 0,75 persen, sedangkan Medan dan Padangsidempuan deflasi sebesar 0,07 persen dan 0,44 persen.
Secara kumulatif 2013, inflasi empat kota IHK masing-masing mencapai 10,09 persen (Medan), Pematangsiantar 12,02 persen, Sibolga 10,08 persen dan Padangsidempuan 7,82 persen
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, mengatakan, inflasi yang tinggi di 2013 sudah berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi Sumut yang melambat.
“Oleh karena itu perlu upaya keras Pemerintah menahan laju inflasi di Sumut meski dipastikan sulit karena ada Pemilu yang bisa mendorong kenaikan harga barang,”katanya.
Untuk menahan laju inflasi, Pemerintah diminta tetap konsekwen tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik.
BBM dan tarif listrik sangat cepat bahkan langsung memicu kenaikan harga barang di .pasar
Selain itu, kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu, Pemerintah juga diminta semakin kuat menjaga kelancaran arus barang alias menjaga aksi penimbunan barang. “Kalau ketiga kebijakan itu komitmen dijalankan Pemerintah, maka diyakini besaran inflasi 2014 bisa ditekan jauh dari 2013,”katanya.
“Inflasi Sumut 2013 jauh di atas tahun 2011 dan 2012 yang masih 3,67 persen dan 3,86 persen,”kata Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Ateng Hartono di Medan, Kamis.
Inflasi Sumut di tahun 2013 itu lebih tinggi dari angka nasional yang sebesar 8,38 persen.
Dia menjelaskan, di Sumut dari empat kota yang dijadikan indeks harga konsumen (IHK) dua daerah alami inflasi dan dua daerah lainnya deflasi.
Dua daerah yang alami inflasi masing-masing Pematangsiantar 0,61 persen dan Sibolga 0,75 persen, sedangkan Medan dan Padangsidempuan deflasi sebesar 0,07 persen dan 0,44 persen.
Secara kumulatif 2013, inflasi empat kota IHK masing-masing mencapai 10,09 persen (Medan), Pematangsiantar 12,02 persen, Sibolga 10,08 persen dan Padangsidempuan 7,82 persen
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, mengatakan, inflasi yang tinggi di 2013 sudah berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi Sumut yang melambat.
“Oleh karena itu perlu upaya keras Pemerintah menahan laju inflasi di Sumut meski dipastikan sulit karena ada Pemilu yang bisa mendorong kenaikan harga barang,”katanya.
Untuk menahan laju inflasi, Pemerintah diminta tetap konsekwen tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik.
BBM dan tarif listrik sangat cepat bahkan langsung memicu kenaikan harga barang di .pasar
Selain itu, kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu, Pemerintah juga diminta semakin kuat menjaga kelancaran arus barang alias menjaga aksi penimbunan barang. “Kalau ketiga kebijakan itu komitmen dijalankan Pemerintah, maka diyakini besaran inflasi 2014 bisa ditekan jauh dari 2013,”katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar