mengatakan, kemakmuran multikultural yang luar biasa di Indonesia, yang berkembang selama ribuan tahun globalisasi, membuatnya sangat sesuai bagi negara besar ini memainkan peran kepemimpinan di tengah banjirnya globalisasi saat ini.
"Kita harus menyelamatkan globalisasi dari eksploitasi untuk
memecah-belah dan terjadinya permusuhan antarkelompok," katanya
dihadapan 800 peserta WCF dari 65 negara di BICC, Nusa Dua, Bali, Senin
(25/11/2013).
Sebagai gantinya, peraih Nobel di bidang Ilmu Ekonomi tahun 1998 ini
berpendapat, adalah dengan memanfaatkan interaksi budaya global untuk
memajukan masa depan, meskipun dengan tetap mengagungkan masa lalu.
Mengapa hal ini penting ? Pertama dan terpenting, kata Amartya, adalah
untuk memahami kemampuan manusia untuk hidup dalam damai satu sama lain
daripada jatuh dalam hasutan untuk melakukan tindak kekerasan. Kedua,
hal ini juga penting untuk menghargai kapasitas umat manusia untuk
berbicara satu sama lain dan menggantikan konfrontasi dengan dialog dan
percakapan.
"Ketiga, dunia yang damai tidak hanya penting untuk hidup manusia yang
baik, tetapi juga memungkinkan pembangunan ekonomi dan sosial," kata
profesor bidang ekonomi dan filosofi di Universitas Harvard ini.
Pembangunan dapat dipengaruhi oleh teknologi dan teknologi modern, yang
jauh lebih maju dibandingkan masa lalu. Namun, kata dia, pemahaman
sejarah dasar bahwa perdamaian dan keamanan sangat penting untuk
kemajuan sosial, ekonomi, dan budaya masih sangat relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar