INFO TABAGSEL.com-Kepolisian Cina dilaporkan menembak mati sembilan pelaku penyerangan kantor polisi di provinsi Xinjiang.
Kantor berita milik pemerintah Cina, Xinhua, mengatakan kesembilan orang yang besenjatakan kampak itu ditembak saat sedang melakukan serangan pada hari Sabtu (16/11) kemarin.
Dua polisi juga dilaporkan tewas dalam pertikaian yang persisnya terjadi di Bachu dekat kota Kashgar.
Selain menewaskan dua orang polisi, serangan itu juga melukai dua polisi lainnya.
Ini bukan kasus kekerasan pertama di Xinjiang -yang didiami oleh mayoritas warga muslim Uighurs.
Kasus pertiakaian antara kelompok warga dengan petugas keamanan Cina telah beberapa kali terjadi di wilayah tersebut.
Cina selalu menyalahkan kelompok separatis sebagai pelaku kekerasan di wilayah itu dan juga yang terjadi bulan lalu di Beijing.
Klaim yang diragukan
Dalam insiden bulan lalu di Lapangan Tianamen, Beijing, lima orang dilaporkan tewas saat sebuah mobil menabrakan kerumunan orang yang tengah berkumpul di kawasan itu.
Pemerintah Cina mengatakan aksi tersebut dilakukan oleh kelompok separatis, Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM).
ETIM selama ini selalu menjadi pihak yang disalahkan dalam sejumlah insiden kekerasan di Xinjiang. Namun wartawan BBC di Beijing mengatakan hanya sedikit orang yang percaya bahwa kelompok ini mempunyai kapasitas untuk melakukan aksi teror di Cina.
Sejumlah kelompok di Uighur mengklaim pernyataan Cina yang selalu menyalahkan ETIM merupakan alasan agar bisa menerapkan kebijakan represif di Xinjiang.
Saat ini ada sekitar sembilan juta warga Uighur tinggal di Provinsi Xinjiang namun dominasi mereka di kawasan itu terus berkurang.
Warga China dari etnis Han saat ini mendominasi Xinjiang baik secara politis dan ekonomi.
Kantor berita milik pemerintah Cina, Xinhua, mengatakan kesembilan orang yang besenjatakan kampak itu ditembak saat sedang melakukan serangan pada hari Sabtu (16/11) kemarin.
Dua polisi juga dilaporkan tewas dalam pertikaian yang persisnya terjadi di Bachu dekat kota Kashgar.
Selain menewaskan dua orang polisi, serangan itu juga melukai dua polisi lainnya.
Ini bukan kasus kekerasan pertama di Xinjiang -yang didiami oleh mayoritas warga muslim Uighurs.
Kasus pertiakaian antara kelompok warga dengan petugas keamanan Cina telah beberapa kali terjadi di wilayah tersebut.
Cina selalu menyalahkan kelompok separatis sebagai pelaku kekerasan di wilayah itu dan juga yang terjadi bulan lalu di Beijing.
Klaim yang diragukan
Dalam insiden bulan lalu di Lapangan Tianamen, Beijing, lima orang dilaporkan tewas saat sebuah mobil menabrakan kerumunan orang yang tengah berkumpul di kawasan itu.
Pemerintah Cina mengatakan aksi tersebut dilakukan oleh kelompok separatis, Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM).
ETIM selama ini selalu menjadi pihak yang disalahkan dalam sejumlah insiden kekerasan di Xinjiang. Namun wartawan BBC di Beijing mengatakan hanya sedikit orang yang percaya bahwa kelompok ini mempunyai kapasitas untuk melakukan aksi teror di Cina.
Sejumlah kelompok di Uighur mengklaim pernyataan Cina yang selalu menyalahkan ETIM merupakan alasan agar bisa menerapkan kebijakan represif di Xinjiang.
Saat ini ada sekitar sembilan juta warga Uighur tinggal di Provinsi Xinjiang namun dominasi mereka di kawasan itu terus berkurang.
Warga China dari etnis Han saat ini mendominasi Xinjiang baik secara politis dan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar