DAFTAR BERITA

Jumat, 20 September 2013

Aek Latong Masih Rawan Longsor


INFO TABAGSEL.com-
Dewan Penasihat Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Sumut, Ir Rellus Siagian Realinemen mengkhawatirkan patahan jalan di Aek Latong. Soalnya, walaupun kondisinya sudah selesai dikerjakan Desember 2012, namun ruas jalan alternatif itu masih rawan longsor. Instansi terkait diminta tetap memonitor dan menanggulanginya.


Hal itu terungkap pada Seminar Nasional Teknik Jalan 2013 pada Kelompok Pelaksana dan Teknologi Konstruksi Serta Transportasi, Kamis (19/9) di Santika Dyandra Premiere Hotel & Convention, Medan. Rellus Siagian menyajikan makalah“Prediksi dan Performance Jalan Aek Latong Setelah Pelaksanaan Kontrak Multi Years TA 2011/2012”.

Pada seminar yang dihadiri antara lain Ketua DPD HPJI Sumut, Ir Umar Zunaidi Hasibuan MM, Sekretaris DPD HPJI Sumut, Ir Burhan Batubara, Ketua Harian Panitia Seminar, Bambang Pardede, dipaparkan saat ini ruas jalan alternatif Jalan Tarutung – Sipirok sepanjang lebih kurang 3 kilo meter itu sudah memberikan kelancaran lalu lintas yang jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. 

“Perlu penelitian ahli-ahli geologi pada daerah patahan-patahan minor yang masih terjadi saat ini. Penelitian dilakukan supaya dapat menentukan desain kontruksi yang permanen, sehingga kerusakan yang lebih luas dapat dihindari, termasuk desain dan penanganan permanen Batu Jomba,” ungkap Rellus Siagian.

Rellus Siagian memaparkan realinemen minor Aek Latong itu dilaksanakan dari tiga alternatif. Alternatif yang diusulkan realinemen major sepanjang 12 Km, pembangunan dua buah jembatan, realinemen minor dan pembuatan sistem tata saluran air.

“Kondisi saat ini masih terjadi longsoran/patahan-patahan minor dan memerlukan penelitian khusus oleh ahli geologi yaitu pada STA : 0+600 dan STA 2+350 (lokasi Aek Latong), segmen jalan KM 137 Batu Jomba sudah semakin kritis (Jarak Aek Latong-Batu Jomba ± 3.000 m,” katanya. 
 
 Dari pertemuan itu terungkap dengan kondisi ada empat lokasi kritis longsor/patahan yang sangat mengganggu peran fungsi Jalan Lintas Tengah Provinsi Sumatera Utara ini yaitu KM 133+000 – KM 133+900 Aek Latong (kritis dan prioritas), KM 137+000 Batu Jomba (kritis), KM 139+000 Sihoru-horu dan KM 87+500 Simason, pembangunan jalan yang harus dilaksanakan adalah realinemen major sepanjang 12 Km. Tapi sayang, untuk membangun jalan tersebut selain membutuhkan biaya juga lahanya berada di hutan lindung.


Terpisah, Kepala ULP Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I, Ir Wijaya Seta MT mengakui, ruas jalan alternatif Tarutung – Sipirok itu memang rawan dan ada patahan – patahan minor. Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang membahayakan bagi pengguna jalan, ruas jalan tersebut setiap tahunnya akan dipelihara.

Wijaya Seta yang juga Ketua Umum Panitia Seminar Nasional Teknik Jalan 2013 itu mengatakan untuk menyelesaikan masalah jalan Aek Latong sudah dilakukan penelitian lebih dari 10 tahun. Untuk menyelesaiakan masalah itu diusulkan pembangunan antara lain pembangunan jalan sepanjang 17 Km yang melewati hutan lindung dan membangun jalan 3 Km dan sudah dipergunakan.

“Pembangunan jalan realinemen minor yang ditempuh karena butuh waktu cepat untuk pengalihannya bila dibandingkan yang realinemen major. Pembangunan jalan itu lebih kurang tiga tahun, memang tidak 100 persen, karena memotong bukit pasti ada longsor dan retak. Sekarang masih terus diteliti dan ruas jalan itu setiap tahun akan diperlihara,” jelas Wijaya Seta sembari mengatakan untuk membangun jalan realinemen major tidak memungkinkan saat ini karena anggarannya besar.

Tidak ada komentar: