INFO TABAGSEL.com-Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Ngadino mengimbau jajaran kepolisian agar mewaspadai narapidana teroris dan perampok yang melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan Klas I A Tanjung Gusta, Sumatera Utara.
"Narapidana teroris maupun pelaku perampokan memiliki keterampilan dalam melakukan aksi kejahatan," kata Kapolda Ngadino di Kendari, Minggu.
Menurut dia, teroris tidak hanya pandai dalam mendoktrin mental, tetapi juga terampil dalam menggunakan senjata api sehingga harus diwaspadai.
"Skill penggunaan senjata api antara teroris dan perampok meyakinkan karena dalam menjalankan aksinya sering menggunakan senjata api," kata Ngadino.
Mencermati peristiwa penembakan sejumlah anggota polisi di beberapa daerah maka Polda Sultra sudah melakukan antisipasi dini.
"Polda Sultra sudah menggelar rapat khusus intelijen untuk menganalisis dan merumuskan langkah-langkah antisipasi terhadap teror dengan sasaran anggota polisi," kata Kapolda Ngadino.
Anggota polisi dalam menjalankan tugas pengamanan dan pelayanan masyarakat diminta tidak sendirian atau minimal dua orang.
Hampir sebulan terakhir beberapa orang anggota Polri menjadi sasaran penembakan orang tidak dikenal.
Korban adalah anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilandak Aiptu Dwiyatno meninggal dunia akibat ditembak orang tidak dikenal di sekitar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (7/8) sekitar pukul 05.00 WIB.
Peristiwa serupa juga terjadi pada Sabtu (27/7) pagi pukul 04.30 WIB dengan korban anggota Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono (53) ditembak orang tak dikenal di Cireundeu, Ciputat, Tangerang Selatan, ketika hendak menuju ke kantornya di Gambir, Jakarta Pusat.
Selain anggota Polri juga yang menjadi sasaran tembak adalah sipir Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta Agus Susetyo pada Rabu (7/8) pukul 21.30 WIB.
Diamati dari sasaran tembak dapat diduga bahwa pelaku cukup terlatih menggunakan senjata api karena dilakukan dari jarak dekat dengan sekali tembakan yang mematikan.
Mengenai kelompok pelaku penembakan tersebut, Polri menduga pelakunya adalah kelompok radikal dengan maksud menyebarkan teror ke masyarakat.
"Berdasarkan laporan anggota bahwa jejak pelaku teror di Sultra belum terdeteksi namun harus tetap meningkatkan kewaspadaan," katanya.
"Narapidana teroris maupun pelaku perampokan memiliki keterampilan dalam melakukan aksi kejahatan," kata Kapolda Ngadino di Kendari, Minggu.
Menurut dia, teroris tidak hanya pandai dalam mendoktrin mental, tetapi juga terampil dalam menggunakan senjata api sehingga harus diwaspadai.
"Skill penggunaan senjata api antara teroris dan perampok meyakinkan karena dalam menjalankan aksinya sering menggunakan senjata api," kata Ngadino.
Mencermati peristiwa penembakan sejumlah anggota polisi di beberapa daerah maka Polda Sultra sudah melakukan antisipasi dini.
"Polda Sultra sudah menggelar rapat khusus intelijen untuk menganalisis dan merumuskan langkah-langkah antisipasi terhadap teror dengan sasaran anggota polisi," kata Kapolda Ngadino.
Anggota polisi dalam menjalankan tugas pengamanan dan pelayanan masyarakat diminta tidak sendirian atau minimal dua orang.
Hampir sebulan terakhir beberapa orang anggota Polri menjadi sasaran penembakan orang tidak dikenal.
Korban adalah anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilandak Aiptu Dwiyatno meninggal dunia akibat ditembak orang tidak dikenal di sekitar Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Rabu (7/8) sekitar pukul 05.00 WIB.
Peristiwa serupa juga terjadi pada Sabtu (27/7) pagi pukul 04.30 WIB dengan korban anggota Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono (53) ditembak orang tak dikenal di Cireundeu, Ciputat, Tangerang Selatan, ketika hendak menuju ke kantornya di Gambir, Jakarta Pusat.
Selain anggota Polri juga yang menjadi sasaran tembak adalah sipir Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan Yogyakarta Agus Susetyo pada Rabu (7/8) pukul 21.30 WIB.
Diamati dari sasaran tembak dapat diduga bahwa pelaku cukup terlatih menggunakan senjata api karena dilakukan dari jarak dekat dengan sekali tembakan yang mematikan.
Mengenai kelompok pelaku penembakan tersebut, Polri menduga pelakunya adalah kelompok radikal dengan maksud menyebarkan teror ke masyarakat.
"Berdasarkan laporan anggota bahwa jejak pelaku teror di Sultra belum terdeteksi namun harus tetap meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar