INFO TABAGSEL.com-Kasus tewasnya seorang warga Mandailing Natal karena diterkam harimau, mendapat perhatian dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara (Sumut). Upaya untuk menangkap harimau itu tengah disiapkan.
Staf Sub Bagian Data, Evlap dan Humas BBKSDA Sumut Evansus R. Manalu menyatakan, koordinasi tim gabungan dari berbagai pihak tengah dilakukan. Upaya penangkapan harimau itu menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan guna mengatasi masalah yang meresahkan warga Desa Ranto Panjang, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal itu.
"Upaya yang akan dilakukan adalah membuat perangkap guna menangkap harimau itu. Tetapi kita juga mempertimbangkan kemungkinan jika ada opsi lain selain menjerat harimau itu," kata Manalu kepada wartawan di Medan, Senin (24/6/2013).
Disebutkan Manalu, begitu mendengar ada kasus warga yang ditemukan tewas berkas diterkam harimau pada Sabtu (22/6/2013), pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan banyak pihak. Terutama lembaga-lembaga yang aktif dalam upaya menangkap harimau tersebut pada Maret lalu, termasuk pihak Taman Nasional Batang Gadis (TNBG).
"Sejak kejadian penerkaman yang menewaskan seorang warga Maret lalu, tim kita sudah berupaya menangkap harimau itu, tapi belum berhasil. Satu bulan lebih kita tunggui, perangkap tidak mengena," kata Manalu.
Nantinya, kata Manalu, tiga unit perangkap yang lama itu yang akan difungsikan kembali jika memang opsi menangkap yang akan dilakukan. Hingga saat ini perangkap-perangkap itu masih tersebar di beberapa lokasi.
Torkis Lubis (21) warga Ranto Panjang ditemukan tewas dengan kepala terpisah dari badan karena diterkam harimau pada Sabtu (22/6). Diduga dia diterkam harimau sehari sebelumnya, saat bekerja menyadap karet di kebunnya. Kasus penerkaman oleh harimau ini merupakan kali kedua dalam tahun ini. Pada 11 Maret 2013, Karman Lubis (31) juga tewas diterkam harimau saat bekerja menyadap karet di Ranto Panjang. Mayatnya ditemukan dalam keadaan tercabik dan terpisah badan dengan kepala.
Staf Sub Bagian Data, Evlap dan Humas BBKSDA Sumut Evansus R. Manalu menyatakan, koordinasi tim gabungan dari berbagai pihak tengah dilakukan. Upaya penangkapan harimau itu menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan guna mengatasi masalah yang meresahkan warga Desa Ranto Panjang, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal itu.
"Upaya yang akan dilakukan adalah membuat perangkap guna menangkap harimau itu. Tetapi kita juga mempertimbangkan kemungkinan jika ada opsi lain selain menjerat harimau itu," kata Manalu kepada wartawan di Medan, Senin (24/6/2013).
Disebutkan Manalu, begitu mendengar ada kasus warga yang ditemukan tewas berkas diterkam harimau pada Sabtu (22/6/2013), pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan banyak pihak. Terutama lembaga-lembaga yang aktif dalam upaya menangkap harimau tersebut pada Maret lalu, termasuk pihak Taman Nasional Batang Gadis (TNBG).
"Sejak kejadian penerkaman yang menewaskan seorang warga Maret lalu, tim kita sudah berupaya menangkap harimau itu, tapi belum berhasil. Satu bulan lebih kita tunggui, perangkap tidak mengena," kata Manalu.
Nantinya, kata Manalu, tiga unit perangkap yang lama itu yang akan difungsikan kembali jika memang opsi menangkap yang akan dilakukan. Hingga saat ini perangkap-perangkap itu masih tersebar di beberapa lokasi.
Torkis Lubis (21) warga Ranto Panjang ditemukan tewas dengan kepala terpisah dari badan karena diterkam harimau pada Sabtu (22/6). Diduga dia diterkam harimau sehari sebelumnya, saat bekerja menyadap karet di kebunnya. Kasus penerkaman oleh harimau ini merupakan kali kedua dalam tahun ini. Pada 11 Maret 2013, Karman Lubis (31) juga tewas diterkam harimau saat bekerja menyadap karet di Ranto Panjang. Mayatnya ditemukan dalam keadaan tercabik dan terpisah badan dengan kepala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar