INFO TABAGSEL.com-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai satu-satunya anggota partai koalisi yang menolak kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). PKS bahkan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergabung dalam menolak kenaikan harga BBM yang dinilai bakal menyengsarakan rakyat kecil.
Ketua DPP PKS Indra mengatakan, PKS tetap konsisten untuk menolak kenaikan harga BBM. Bahkan, dalam sidang paripurna yang beragendakan pengesahan RAPBN Perubahan (RAPBN-P) yang di dalamnya terdapat anggaran BLSM untuk rakyat miskin jika BBM naik.
"Insya Allah di rapat paripurna nanti Fraksi PKS akan berjuang optimal untuk menjalankan amanah membela dan memperjuangkan aspirasi rakyat, menolak kenaikan BBM," jelas Indra dalam pesan singkat, Senin (17/6).
Indra pun yakin bahwa perjuangan menolak kenaikan harga BBM akan sukses. Sebab, tiga fraksi di DPR tegas menolak kenaikan BBM, selain itu, optimisme Indra terjadi karena bantuan dari ratusan ribu massa yang juga diklaim menolak harga kenaikan BBM.
"Ada ratusan ribu parlemen jalanan dari berbagai elemen bangsa di seluruh Indonesia, mulai dari mahasiswa, buruh, petani, nelayan, kelompok-kelompok pemuda, ormas-ormas, dan lain sebagainya serta ratusan juta rakyat Indonesia dengan berbagai ekspresi penolakan yang akan terbebani dari kebijakan yang jelas-jelas akan menyengsarakan rakyat tersebut yang juga akan menolak kenaikan BBM," tegas dia.
Oleh karena itu, dia berharap agar para fraksi yang mendukung kebijakan menaikkan harga BBM untuk berpikir ulang dan menolak rencana pemerintah demi kepentingan rakyat kecil.
"Saya berharap pemerintah dan fraksi-fraksi, partai-partai yang mendukung kebijakan menaikkan BBM ini untuk berpikir ulang dengan hati jernih. Dengarkan suara rakyat yang akan jadi korban atau rakyat kecil yang akan menerima dampak atau beban kenaikan BBM tersebut," tutur dia.
"Sebagai wakil rakyat dengan gaji besar, sudah seharusnya bersuara dan bersikap sesui dengan rakyat yang diwakilinya. Pemerintah jangan buta dan tuli hatinya atas kesengsaraan rakyat sebagai dampak kenaikan BBM dengan naiknya harga-harga sembako, naiknya harga-harga barang, naiknya biaya transportasi, naiknya biaya hidup, menurunnya daya beli. Yang miskin akan tambah miskin dan akan melambungnya angka kemiskinan baru," tandasnya.
Ketua DPP PKS Indra mengatakan, PKS tetap konsisten untuk menolak kenaikan harga BBM. Bahkan, dalam sidang paripurna yang beragendakan pengesahan RAPBN Perubahan (RAPBN-P) yang di dalamnya terdapat anggaran BLSM untuk rakyat miskin jika BBM naik.
"Insya Allah di rapat paripurna nanti Fraksi PKS akan berjuang optimal untuk menjalankan amanah membela dan memperjuangkan aspirasi rakyat, menolak kenaikan BBM," jelas Indra dalam pesan singkat, Senin (17/6).
Indra pun yakin bahwa perjuangan menolak kenaikan harga BBM akan sukses. Sebab, tiga fraksi di DPR tegas menolak kenaikan BBM, selain itu, optimisme Indra terjadi karena bantuan dari ratusan ribu massa yang juga diklaim menolak harga kenaikan BBM.
"Ada ratusan ribu parlemen jalanan dari berbagai elemen bangsa di seluruh Indonesia, mulai dari mahasiswa, buruh, petani, nelayan, kelompok-kelompok pemuda, ormas-ormas, dan lain sebagainya serta ratusan juta rakyat Indonesia dengan berbagai ekspresi penolakan yang akan terbebani dari kebijakan yang jelas-jelas akan menyengsarakan rakyat tersebut yang juga akan menolak kenaikan BBM," tegas dia.
Oleh karena itu, dia berharap agar para fraksi yang mendukung kebijakan menaikkan harga BBM untuk berpikir ulang dan menolak rencana pemerintah demi kepentingan rakyat kecil.
"Saya berharap pemerintah dan fraksi-fraksi, partai-partai yang mendukung kebijakan menaikkan BBM ini untuk berpikir ulang dengan hati jernih. Dengarkan suara rakyat yang akan jadi korban atau rakyat kecil yang akan menerima dampak atau beban kenaikan BBM tersebut," tutur dia.
"Sebagai wakil rakyat dengan gaji besar, sudah seharusnya bersuara dan bersikap sesui dengan rakyat yang diwakilinya. Pemerintah jangan buta dan tuli hatinya atas kesengsaraan rakyat sebagai dampak kenaikan BBM dengan naiknya harga-harga sembako, naiknya harga-harga barang, naiknya biaya transportasi, naiknya biaya hidup, menurunnya daya beli. Yang miskin akan tambah miskin dan akan melambungnya angka kemiskinan baru," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar