Motif kematian korban, masih dalam penyelidikan kepolisian setempat. Demikian pihak keluarga korban juga masih tertutup karena masih larut dalam duka, termasuk tetangga di lingkungan sekitar kediamannya itu, bahkan merasa terkejut dan tak yakin atas peristiwa itu.
"Kita belum mengetahui persis motif dari kematian korban," kata Kapolres Tapteng AKBP JF Panjaitan melalui Kapolsek Sibolga Selatan AKP D Habehaan menjawab wartawan di lokasi kejadian, Senin (10/3).
Kapolsek menyatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kematian korban. Begitupun, pihaknya sangat menyesalkan kenapa ketika jasad korban ditemukan tewas tergantung, langsung diturunkan dan dibaringkan di lantai rumah. Sementara pihak kepolisian khususnya Polsek Sibolga Selatan turun paska kejadian setelah mendapat informasi.
Menurutnya, hal itu tentunya akan mempersulit pihak kepolisian untuk mengungkap penyebab kematian korban, apakah murni bunuh diri atau disebabkan hal lain. Sebab, lokasi dan barang bukti untuk penyelidikan sudah mendapatkan perlakuan.
"Jadi untuk sementara, kita masih menduga korban bunuh diri, karena dari tanda–tanda yang ada, lidah korban menjulur, dari kemaluannya keluar sperma dan terlihat bekas jeratan di leher serta wajah membiram," ungkapnya.
Kepala Bappeda Sibolga, Edi Johan Lubis ditemui di lokasi kediaman korban merasa terkejut atas kematian bawahannya itu. Pasalnya, pihaknya sama sekali tidak ada melihat tanda–tanda Merlin Sinaga untuk menghabisi nyawanya sendiri. Terlebih lagi, korban setiap harinya di kantor tampak riang dan gembira.
"Itu yang saya ketahui, tapi untuk lebih jelas coba tanyakan lagi kepada Pak Sekretaris Bappeda Tampubolon selaku yang lebih dekat. Apakah korban ada memiliki masalah akhir–akhir ini," ucapnya.
Sekretaris Bappeda, J Tampubolon ditanya juga tidak mengetahui apa penyebab korban mengakhiri hidup secara tragis tersebut. "Di kantor semua berlangsung secara wajar dan normal. Dimana korban pun tidak pernah bercerita bila ada masalah pribadi atau apa gitu," bebernya.
Ia mengatakan, keanehan yang dirasakannya hanya terjadi tepat pada hari naas saat mengetahui korban belum berada di kantor.
Tepat sekira pukul 10.30 WIB, J Tampubolon coba menghubunginya via ponsel, namun tidak mendapatkan jawaban. "Itulah terakhir, dimana kita kemudian menerima informasi korban telah merenggang nyawa," tukasnya.
Paman korban, Iwan Effendy Nainggolan ditemui Analisa mengaku belum mengetahui apa penyebab korban mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di dalam rumah.
"Maaf ya, saya pun sampai sekarang belum dapat mengetahui apa penyebab kematian kemenakan Ku itu," tutur pegawai di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga ini.
Soal penemuan jenazah korban, kata Iwan, pertama sekali ditemukan anak korban yang masih berusia sekira empat tahun. Anaknya tersebut melihat Merlin Michel Sinaga sudah tergantung dengan kain sarung dan tak bergerak di sekitar tangga lantai dua rumah orangtua yang didiaminya bersama istri dan anaknya tersebut.
Pantauan di lapangan, guna penyelidikan lebih lanjut, pihak kepolisian membawa jenazah korban ke RSU FL Tobing Sibolga guna dilakukan visum et repertum. Sementara, orangtua dan kerabat korban tampak larut dalam duka melihat kepergian anak sulung keluarga itu tewas secara tak wajar.
"Kita belum mengetahui persis motif dari kematian korban," kata Kapolres Tapteng AKBP JF Panjaitan melalui Kapolsek Sibolga Selatan AKP D Habehaan menjawab wartawan di lokasi kejadian, Senin (10/3).
Kapolsek menyatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kematian korban. Begitupun, pihaknya sangat menyesalkan kenapa ketika jasad korban ditemukan tewas tergantung, langsung diturunkan dan dibaringkan di lantai rumah. Sementara pihak kepolisian khususnya Polsek Sibolga Selatan turun paska kejadian setelah mendapat informasi.
Menurutnya, hal itu tentunya akan mempersulit pihak kepolisian untuk mengungkap penyebab kematian korban, apakah murni bunuh diri atau disebabkan hal lain. Sebab, lokasi dan barang bukti untuk penyelidikan sudah mendapatkan perlakuan.
"Jadi untuk sementara, kita masih menduga korban bunuh diri, karena dari tanda–tanda yang ada, lidah korban menjulur, dari kemaluannya keluar sperma dan terlihat bekas jeratan di leher serta wajah membiram," ungkapnya.
Kepala Bappeda Sibolga, Edi Johan Lubis ditemui di lokasi kediaman korban merasa terkejut atas kematian bawahannya itu. Pasalnya, pihaknya sama sekali tidak ada melihat tanda–tanda Merlin Sinaga untuk menghabisi nyawanya sendiri. Terlebih lagi, korban setiap harinya di kantor tampak riang dan gembira.
"Itu yang saya ketahui, tapi untuk lebih jelas coba tanyakan lagi kepada Pak Sekretaris Bappeda Tampubolon selaku yang lebih dekat. Apakah korban ada memiliki masalah akhir–akhir ini," ucapnya.
Sekretaris Bappeda, J Tampubolon ditanya juga tidak mengetahui apa penyebab korban mengakhiri hidup secara tragis tersebut. "Di kantor semua berlangsung secara wajar dan normal. Dimana korban pun tidak pernah bercerita bila ada masalah pribadi atau apa gitu," bebernya.
Ia mengatakan, keanehan yang dirasakannya hanya terjadi tepat pada hari naas saat mengetahui korban belum berada di kantor.
Tepat sekira pukul 10.30 WIB, J Tampubolon coba menghubunginya via ponsel, namun tidak mendapatkan jawaban. "Itulah terakhir, dimana kita kemudian menerima informasi korban telah merenggang nyawa," tukasnya.
Paman korban, Iwan Effendy Nainggolan ditemui Analisa mengaku belum mengetahui apa penyebab korban mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di dalam rumah.
"Maaf ya, saya pun sampai sekarang belum dapat mengetahui apa penyebab kematian kemenakan Ku itu," tutur pegawai di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga ini.
Soal penemuan jenazah korban, kata Iwan, pertama sekali ditemukan anak korban yang masih berusia sekira empat tahun. Anaknya tersebut melihat Merlin Michel Sinaga sudah tergantung dengan kain sarung dan tak bergerak di sekitar tangga lantai dua rumah orangtua yang didiaminya bersama istri dan anaknya tersebut.
Pantauan di lapangan, guna penyelidikan lebih lanjut, pihak kepolisian membawa jenazah korban ke RSU FL Tobing Sibolga guna dilakukan visum et repertum. Sementara, orangtua dan kerabat korban tampak larut dalam duka melihat kepergian anak sulung keluarga itu tewas secara tak wajar.
(Analisa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar