DAFTAR BERITA

Minggu, 24 Februari 2013

Wapres:TKI Agar Pastikan Terdaftar Sejak di Tanah Air

Wakil Presiden Boediono bersama Ibu Herawati Boediono
melihat foto di KBRI Seoul
INFO TABAGSEL.com-Pengurusan perlindungan tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri seyogyanya dilakukan sejak mengurus keberangkatan. “Jangan melakukan pengurusan sewaktu tiba di sini. Karena tidak diurus sejak di tanah air, kadang negara tidak tahu ada warganya yang bekerja. Kalau dari awal bisa diikuti, KBRI tidak akan lepas tangan, termasuk juga BNP2TKI,” ujar Wakil Presiden saat bertemu dengan masyarakat Indonesia di Wisma Duta Seoul, Korea Selatan Minggu, 24 Februari 2013.

Pernyataan itu disampaikan Wapres menjawab pertanyaan Ujang Sodikin, seorang pekerja Indonesia yang bekerja di perusahaan manufaktur di Korea Selatan. Lebih jauh Wapres mengatakan, negara tidak akan lepas tangan dan akan memberikan perlindungan kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang memiliki permasalahan. Tetapi, harus ada kerjasama dan komunikasi sejak awal. “Kita harus bisa melindungi sebagai negara, sebagai orang tua dari warga kita dimanapun berada,” tegas Wapres.

Di awal sambutannya, Wapres menyampaikan bahwa situasi di Indonesia secara umum cukup baik, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, baik di bidang ekonomi, keamanan, dan politik. “Artinya kita harus bersyukur dan jangan merusak suasana ini,” ucap Wapres.

Memang, saat ini dunia tengah mengalami masa badai atau potensi badai yang besar, sehingga dapat dikatakan bahwa krisis yang terjadi belum selesai. Jika diibaratkan, ujar Wapres, kita tengah mengarungi lautan yang masih memiliki potensi badai dengan sebuah bahtera. “Kita melaju dengan kondisi yang masih lumayan,” ujar Wapres. Bahkan di kawasan Asia, kondisi perekonomian kita berada pada urutan ke-dua di bawah Cina.

Wapres berharap agar kestabilan bahtera dapat terjaga. “Kalau kita tidak bisa menjaga bahtera kita, di dalamnya kita gaduh, dan bahtera akan oleng karena gaduh, bukan karena badai,” ujar Wapres. Untuk itu ia berharap agar kita bersama-sama menjaga agar bahtera jangan sampai oleng oleh ulah kita sendiri.

Wapres menyebutkan bahwa tahun ini sudah memasuki tahun politik, karena tahun 2014 akan dilaksanakan pemilihan umum dan pemilihan presiden. “Tahun depan lebih politik lagi. Dalam demokrasi, normal kalau ada dinamika-dinamika politik dalam periode politik,” ujar Wapres. Ia mengingatkan di negara seperti Amerika Serikat, dimana demokrasinya sudah lebih maju, dinamika politik juga terjadi.

Tetapi Wapres mengingatkan agar kondisi ekonomi dan politik harus dapat terjaga dengan baik. “Kalau ekonomi dan politik bisa kita jaga dengan baik, maka tidak akan timpang. Politik baik maka ekonomi baik, demikian juga sebaliknya. Kita berjalan di dua kaki,” ujar Wapres. Ia memberikan contoh kondisi yang terjadi di benua Eropa saat ini, dimana kekacauan di bidang ekonomi menjadi kekacauan di bidang politik.

Wapres berharap staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul terus bekerja dengan baik dan menjaga hubungan yang baik dengan masyarakat Indonesia yang berada di Korea Selatan dan juga dengan masyarakat Korea Selatan. “Misi kita adalah menjadikan Indonesia yang semakin dikenal dan mendapat tempat di dunia internasional,” ujar Wapres.

Wapres mengakui bahwa negara belum dapat memberikan yang terbaik kepada warganya, sehingga masih ada warganya yang harus bekerja di luar negeri. “Saat ini ada 30 ribu warga kita di Korea Selatan, harus disyukuri. Walaupun kita ingin membuka lapangan kerja di dalam negeri,” ujar Wapres. Tetapi ia yakin pada suatu saat nanti, saat ekonomi di tanah air menguat dan menarik akan terjadi sebuah pembalikan arus warganegara yang pulang ke tanah air.

Wapres berharap agar warga Indonesia yang berada di luar negeri, ketika dibutuhkan bersedia menyerahkan tenaganya untuk membangun tanah air. “Kami di tanah air menganggap anda semua adalah bagian dari bangsa Indonesia, bagian yang tidak terpisahkan. Itu perlu diingat, suatu saat dimana ada peluang berkontribusi bagi bangsa kita, lakukanlah, itu sangat baik,” pesan Wapres.

Saat ini, jumlah mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan di Korea Selatan berjumlah 800 orang. “Di sini tempat belajar teknologi. Kalau di negara sangat maju, sulit untuk menerapkannya di Indonesia. Tetapi kalau belajar teknologi di Korea Selatan bisa diterapkan di Indonesia,” ujar Wapres. Ia berharap agar para mahasiswa terus belajar dan jika pulang ke tanah air dapat menerapkan ide-ide cemerlang yang diperoleh selama belajar di Korea Selatan.

Kunci dari kemajuan Korea Selatan adalah etos kerja, selain kemajuan teknologi. “Etos kerja sangat penting, pada akhirnya kuncinya adalah semangat kerja. Korea Selatan telah menunjukkan hal itu dan menunjukkan hasilnya,” ujar Wapres.

Sebelum memberikan sambutan, Wapres bersama Ibu Herawati Boediono mencicipi jamuan santap malam bersama Duta Besar Indonesia untuk Republik Korea John Prasetio. Turut hadir mendampingi Wapres, Ketua DPD Irman Gusman dan Wakil Menteri Luar Negeri Wardana.

Wapres memuji santap malam yang disiapkan oleh Dharma Wanita KBRI Seoul. “Biasanya setelah mendapatkan makan malam yang enak, tamunya harus memberikan after-dinner speech,” ujar Wapres berseloroh.

Wapres pun sempat bercerita tentang peristiwa 2.000 tahun yang lalu di Roma. Saat itu terdapat tradisi untuk para gladiator bertanding dengan sesama gladiator, atau bertanding melawan singa. Suatu saat, terjadilah pertandingan antara sekor singa dengan seorang gladiator. Singa ini adalah singat terlatih dan dapat berkomunikasi dengan pawangnya.

Sebelum bertanding, singa itu dilaparkan terlebih dahulu. Singkat ceritanya terjadi pergulatan seru, dan akhirnya dimenangkan oleh singa. “Biasanya singa menang, orangnya dimakan, tetapi pada saat itu tidak dimakan, sesuatu yang aneh,” ujar Wapres. Lalu, ucap Wapres, kaisar saat itu langsung meminta pawang mendatangi singa dan menanyakan alasannya untuk tidak memakan sang gladiator yang sudah dikalahkan. “Kenapa tidak dimakan? Singa itu menjawab, saya takut memberikanafter-dinner speech,” ujar Wapres yang disambut tawa peserta santap malam.

Dalam sesi tanya jawab, seorang profesor asal Korea Selatan yang sempat mengajar tentang studi Korea di Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada, menanyakan apa yang perlu dilakukan agar hubungan kedua negara semakin baik, mengingat pada tahun ini merupakan tahun ke-40 hubungan Republik Indonesia dan Republik Korea.

Wapres menjelaskan bahwa kuncinya adalah meningkatkan lagi apa yang telah dilakukan selama ini. “Tetapi lebih utama lagi, kerjasama kedua negara pada hubungan manusia (people to people) terutama yang masih muda. Ini adalah landasan yang akan menjadi basis yang lebih kuat lagi. Ini kunci utama untuk perkembangan yang lebih erat lagi Indonesia dan Korea,” ujar Wapres.

Tidak ada komentar: