DAFTAR BERITA

Selasa, 26 Februari 2013

SBY: Pancasila tidak boleh disakralkan

residen SBY, didampingi Ketua MK Mahfud MD, meresmikan Pusdik Pancasila dan Konstitusi MK di Cisarua, Bogor, Jabar, Selasa (26/2) pagi. (foto: abror/presidenri.go.id)

INFO TABAGSEL.com-Walaupun Pancasila menjadi opsi terbaik bagi permasalahan bangsa, namun Pancasila tidak boleh disakralkan dan didogmakan. "Tetaplah harus kita jaga menjadi open and living ideology. Mari kita dengan teguh dan cerdas dan yakin diri untuk memaknai dan memposisikan Pancasila seperti itu," ujar Presiden SBY.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini saat meresmikan Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia, di Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/2) pagi.

Dengan adanya Pusdik Pancasila dan Konstitusi MK, Presiden SBY mengajak agar pendidikan Pancasila dilakukan dengan semangat untuk menjaga relevansi dan aktualisasi Pancasila sebagai ideologi yang hidup dan terbuka.

Sebelumnya, SBY mengatakan bahwa sebenarnya Pancasila digali dan lahir di Indonesia sebagai alternatif tehadap ideologi dunia yang berbenturan. "Dengan di satu ujung ada kapitalisme, liberalisme, di ujung lainnya ada marxisme, sosialisme, dan komunisme. Meskipun ada spektrum dan varian tetapi masyarakat dunia mengenal inilah ekstrim kubu dari ideologi yang hadir di dunia. Pancasila justru hadir sebagai the third way," SBY menjelaskan.

Pancasila sebagai ideologi negara dan falsafah bangsa, lanjut Presiden, adalah sesuatu yang berbeda dengan ideologi lain. "Dengan berakhirnya Perang Dingin memang ada perubahan bangsa-bangsa yang menganut ekstrim ideologi marxisme, komuinisme, dan sosialisme yang menganut command economy," Presiden menambahkan.

Ketika dunia terkena krisis ekonomi dan terbentuk G20, dunia yang didasarkan liberalisme, kapitalisme, dan neoliberalisme juga gagal menjawab tantangan global bahkan menimbulkan permasalahan baru. "Kedua ekstrim ideologi ini telah mendapatkan koreksi dari sejarah," SBY mengingatkan.

"Indonesia selamat dari krisis ekonomi global sekarang ini karena sebenarnya kita memilih jalan yang berbeda, tidak masuk pada kutub-kutub ideologi seperti itu tapi kita menemukan jalan dan cara kita sendiri yang sebenarnya berakar, mengalir, dan dijiwai oleh Pancasila dan semua nilai yang terkandung dan dijalankan di negeri ini," ujar Presiden SBY.

Di awal sambutan, Presiden SBY merefleksikan Indonesia yang tahun ini berusia 68 tahun. Di usia dan perjalanan bangsa, sejarah Pancasila dan UUD 45 amatlah terkait. Jika dibandingkan negara lain, Indonesia belum terlalu tua. Dalam perjalanannya sekarang ini banyak yang menyebut negara kita Indonesia on the move, transformingIndonesia. Ada pula yang menyebut emerging Indonesia. "Hal ini muncul ketika di tengah krisis ekonomi dunia kita telah menjadi anggota G20 dengan reputasi ekonomi, demokrasi, dan peran internasional yang makin mengemuka," kata Presiden.

"Insya Allah dengan persatuan dan kerja keras kita, negeri yang sama-sama kita cintai ini terus bergerak maju. Kita ingin abad 21 ini Indonesia menjadi negara maju. Kita ingin 2045 atau 100 tahun usia kemerdekaan kita, Indonesia menjadi negara yang ekonominya kuat dan makin berkeadilan, demokrasinya makin matang dan stabil, dan yang peradabannya makin maju dan ungul," SBY menegaskan.

Tidak ada komentar: