Diskusi mengenai Komunike Monrovia ini berlangsung pada sesi kelima, yang juga merupakan sesi terakhir pertemuan ketiga HLP. Diskusi berlangsung di Ruang Konferensi, Hotel Grand Royal, Monrovia, Liberia, Jumat (1/2) pukul 16.30 waktu setempat.
Sebelumnya, telah dilangsungkan sesi keempat bertajuk 'National Building Blocks for Sustained Prosperity' yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum jamuan makan siang, Presiden SBY mempresentasikan catatan diskusi para ketua bersama tentang bentuk agenda pembangunan pasca 2015 pada sesi ketiga.
Dalam Komunike Monrovia tersebut dijelaskan bahwa agenda pembangunan pasca-2015 adalah agenda global yang berorientasi pada manusia dan sensitif terhadap planet untuk menghadapi tantangan universal pada abad ke-21. "Yaitu memajukan pembangunan berkesinambungan, mendukung pertumbuhan yang menciptakan lapangan kerja, melindungi lingkungan, dan mewujudkan perdamaian, keamanan, keadilan, kebebasan dan kesetaraan di semua level," begitu bunyi komunike.
Pada pertemuan Monrovia ini juga disetujui bahwa segala upaya harus dikerahkan untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) pada tahun 2015. "Namun juga harus membentuk kerangka kerja tunggal pembangunan 2015 yang kohesif dan dapat mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi, inklusi sosial, dan perlindungan lingkungan," paragraf lain komunike menjelaskan.
Komunike juga menggarisbawahi bahwa upaya mengakhiri kemiskinan ekstrim dalam kerangka pembangunan berkelanjutan dan untuk memastikan adanya landasan untuk mewujudkan kesejahteraan bersama adalah visi dan tanggung jawab bersama.
Para panelis juga mengimbau komunitas global untuk melakukan transformasi ekonomi dan sosial yang akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif pada lingkup lokal, nasional dan global. Mereka mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi semata tidaklah cukup untuk memastikan terwujudnya keadilan sosial, kesetaraan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar