INFO TABAGSEL.com-Perayaan Hari Ulang
Tahun ke-67 Tentara Nasional Indonesia di Sumatera Utara dimeriahkan
simulasi pengamanan kunjungan presiden dan ibu negara yang diperagakan
sejumlah prajurit dari berbagai satuan.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di lapangan Makodam I Bukit Barisan di Medan, Jumat, simulasi pengamanan itu diawali dengan kedatangan presiden dan ibu negara yang mendapatkan pengawalan sejumlah petugas berpakaian sipil.
Ketika sedang melintas, disumulasikan datang kelompok tertentu yang melakukan pelemparan ke arah presiden dan ibu negara. Namun lemparan itu tidak mengenai presiden dan ibu negara karena dihalangi petugas pengamanan.
Sebagian petugas yang tidak menghalangi lemparan tersebut melakukan pengejaran dan pelumpuhan kelompok penyerangan dengan teknik bela diri karate.
Tidak lama berselang, datang kelompok tidak dikenal dalam jumlah lebih besar yang berupaya menghadang rombongan presiden dan ibu negara.
Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dikerahkan tim penanggulangan teror dari Batalyon Infanteri 100/Raider yang menggunakan persenjataan lengkap.
Pasukan penanggulangan teror itu melindungi dan mengantar presiden dan ibu negara ke kendaraan yang telah disiapkan untuk meninggalkan lokasi tersebut.
Sebelum simulasi pengamanan presiden dan ibu negara tersebut, diperagakan juga teknik bela diri militer yang dibawakan ratusan prajurit Kodam I Bukit Barisan.
Setelah itu, dilakukan defile pasukan melibatkan 2.233 personel sejumlah satuan Corps Polisi Militer, Batalyon Infanteri 100/Raider, Batalyon Infanteri 122/Tombak Sakti, Batalyon Infanteri 125/Simbisa, Batalyon Kavaleri 6/Serbu, Batalyon Arhanudse 11/BS, Batalyon Zipur 1/Dhira Dharma, Batalyon 8 Marinir Pangkalan Brandan, Paskhas TNI AU, dan Satuan Brimob Polda Sumut.
Ketika membacakan amanat Panglima TNI, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F Paulus mengatakan, mencermati perkembangan strategis global belakangan ini, bangsa Indonesia akan menghadapi delapan ancaman yang bersifat faktual.
Kedelapan ancaman itu adalah keamanan Selat Malaka, gerakan separatis, terorisme, pelanggaran wilayah perbatasan dan pulau terdepan, bencana alam, kegiatan ilegal, konflik horizontal, dan kelangkaan energi.
Karena itu, seluruh prajurit TNi dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan sambil membangun mekanisme kerja dan hubungan antarkemasyarakatan dan kelembagaan.
Kebulatan tekad itu dituangkan dalam tema HUT TNI yakni profesionalisme, semangat juang, dan soliditas TNI bersama segenap komponen bangsa dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
(ANTARA News)
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di lapangan Makodam I Bukit Barisan di Medan, Jumat, simulasi pengamanan itu diawali dengan kedatangan presiden dan ibu negara yang mendapatkan pengawalan sejumlah petugas berpakaian sipil.
Ketika sedang melintas, disumulasikan datang kelompok tertentu yang melakukan pelemparan ke arah presiden dan ibu negara. Namun lemparan itu tidak mengenai presiden dan ibu negara karena dihalangi petugas pengamanan.
Sebagian petugas yang tidak menghalangi lemparan tersebut melakukan pengejaran dan pelumpuhan kelompok penyerangan dengan teknik bela diri karate.
Tidak lama berselang, datang kelompok tidak dikenal dalam jumlah lebih besar yang berupaya menghadang rombongan presiden dan ibu negara.
Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dikerahkan tim penanggulangan teror dari Batalyon Infanteri 100/Raider yang menggunakan persenjataan lengkap.
Pasukan penanggulangan teror itu melindungi dan mengantar presiden dan ibu negara ke kendaraan yang telah disiapkan untuk meninggalkan lokasi tersebut.
Sebelum simulasi pengamanan presiden dan ibu negara tersebut, diperagakan juga teknik bela diri militer yang dibawakan ratusan prajurit Kodam I Bukit Barisan.
Setelah itu, dilakukan defile pasukan melibatkan 2.233 personel sejumlah satuan Corps Polisi Militer, Batalyon Infanteri 100/Raider, Batalyon Infanteri 122/Tombak Sakti, Batalyon Infanteri 125/Simbisa, Batalyon Kavaleri 6/Serbu, Batalyon Arhanudse 11/BS, Batalyon Zipur 1/Dhira Dharma, Batalyon 8 Marinir Pangkalan Brandan, Paskhas TNI AU, dan Satuan Brimob Polda Sumut.
Ketika membacakan amanat Panglima TNI, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F Paulus mengatakan, mencermati perkembangan strategis global belakangan ini, bangsa Indonesia akan menghadapi delapan ancaman yang bersifat faktual.
Kedelapan ancaman itu adalah keamanan Selat Malaka, gerakan separatis, terorisme, pelanggaran wilayah perbatasan dan pulau terdepan, bencana alam, kegiatan ilegal, konflik horizontal, dan kelangkaan energi.
Karena itu, seluruh prajurit TNi dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan sambil membangun mekanisme kerja dan hubungan antarkemasyarakatan dan kelembagaan.
Kebulatan tekad itu dituangkan dalam tema HUT TNI yakni profesionalisme, semangat juang, dan soliditas TNI bersama segenap komponen bangsa dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
(ANTARA News)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar