Wiendu Nuryanti |
INFO TABAGSEL.com-Pendidikan dan penanaman karakter sejak dini melalui penerapan nilai-nilai keteladanan yang berakar pada agama, budaya, kewarganegaraan, dan budi pekerti perlu dilakukan terhadap generasi muda. Hal tersebut penting supaya generasi muda mampu mengenail, memahami, dan memebrikan apresiasi terhadap keanekaragaman budaya. Karena itulah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya Dirjen Kebudayaan, menggelar Kemah Budaya Nasional 2012.
Kemah Budaya Nasional ini akan berlangsung pada
minggu kedua November 2012 di Polewali Mandar, Mamuju, Sulawesi Barat,
dan diikuti anggota gerakan Pramuka Penggalang dari seluruh Indonesia.
Demikian dijelaskan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang
Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, saat menggelar jumpa pers di Gedung A
Kemdikbud, Jumat (5/10) siang. Dalam jumpa pers tersebut, Wamendikbud
didampingi Bupati Polewali Mandar, Ali Baal Masdar.
Kemah Budaya Nasional sebelumnya sudah berlangsung
dua kali, yaitu di Gianyar, Bali, pada tahun 2005 dan di Pacitan, Jawa
Timur, pada tahun 2009. Kegiatan Kemah Budaya Nasional 2012 diikuti
anggota gerakan Pramuka Penggalang dari 33 provinsi, di mana setiap
provinsi mengirimkan satu regu yang terdiri dari enam orang, dengan satu
orang pendamping. Khusus Provinsi Sulawesi Barat sebagai tuan rumah,
pesertanya sebanyak 200 orang.
Dalam Kemah Budaya Nasional yang berlangsung
selama lima hari nanti, peserta akan mengikuti tiga jenis kegiatan,
yaitu kegiatan pengantar, kegiatan inti, dan kegiatan pelengkap.
Kegiatan Pengantar meliputi pembukaan, orientasi, permainan
persaudaraan, dan temu tokoh/budayawan. Kegiatan Inti di antaranya
permainan tradisional, kreativitas kerajinan tangan, gelar kesenian,
lomba kuliner tradisional, dongeng cerita rakyat, dan karnaval budaya.
Sementara Kegiatan Pelengkap meliputi bakti masyarakat, malam api
unggun, dan penutupan.
Melalui Kemah Budaya Nasional, peserta diharapkan
bisa saling berbagi dan mencerdaskan melalui komunikasi, serta menjalin
jejaring melalui pertemuan. Selanjutnya mereka juga diharapkan bisa
kembali ke daerah asal dan berproses mengolah kekayaan budayanya untuk
kepentingan pengembangan budaya bangsa yang lebih luas. (DM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar