DAFTAR BERITA

Sabtu, 13 Oktober 2012

Keluarga Prabowo Dirikan Pusat Studi di Amerika

TEMPO.CO, Washington DC - Keluarga Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, pekan ini meresmikan berdirinya The Sumitro Djojohadikusumo Center for Emerging Economics in Southeast Asia (SDCEESEA), di Washington DC, Amerika Serikat. Adik bungsu Prabowo, pengusaha ternama Hashim Djojohadisumo, hadir dalam acara itu, Selasa, 9 Oktober 2012 malam waktu setempat.
Pusat studi ini akan menjadi bagian dari The Center for Strategic and International Studies (CSIS), atau Pusat Studi Strategi Internasional, di Washington DC. Ernest Bower, Direktur Program Asia Tenggara dan Asia Pasifik CSIS, didaulat menjadi ketua pusat studi ini.
Direktur Utama CSIS, Dr. John Hamre, menyatakan berterima kasih atas kontribusi keluarga Prabowo pada lembaga mereka. "Pusat studi ini akan fokus pada isu kebangkitan ekonomi yang merupakan aspek penting di wilayah Asia Tenggara," katanya dalam pembukaan acara.
Ketika tiba gilirannya berpidato, Hashim mengatakan bangga bisa membantu berdirinya Pusat Studi Kajian Ekonomi yang didedikasikan untuk ayahnya. "Ini merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara," katanya.
Salah satu kegiatan pusat studi ini kelak adalah menggelar Banyan Tree Leadership Forum sedikitnya 10 kali dalam setahun. Forum diskusi ini akan membahas berbagai isu penting tentang perkembangan Asia Tenggara dan Asia Pasifik. "Saya akan sempatkan selalu hadir," kata Hashim.
Selain itu, pusat studi ini juga memfasilitasi kunjungan anggota Kongres Amerika ke Indonesia, serta sebaliknya, anggota DPR ke Amerika. Pemberian beasiswa juga bakal jadi bagian dari kerja-kerja pusat studi ini.
Ditemui seusai acara, Hashim membantah bahwa pendirian pusat studi ini berkaitan dengan rencana pencalonan diri Prabowo menjadi presiden pada 2014. Sampai saat ini, Prabowo masih direpotkan dengan tudingan keterlibatannya pada sejumlah kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa Orde Baru. "Tentu CSIS tidak akan mau mencampuri urusan politik di Indonesia," kata Hashim.
Secara terpisah, Ernest Bower membenarkan ucapan Hashim. "Di dalam perjanjian tertulis antara Arsari Foundation dan CSIS sudah ditegaskan bahwa tidak akan ada kontak atau diskusi dengan Prabowo," katanya.

Tidak ada komentar: