|
Menpan RBA,Azwar Abubakar |
INFO TABAGSEL.com-
Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar
menyatakan bahwa akan memberikan sanksi pemecatan kepada pegawai negeri
sipil (PNS) yang terlibat pencaloan penerimaan calon PNS (CPNS). "PNS
yang terlibat pencaloan akan dipecat," ujar Azwar di Jakarta, Senin
(27/8).
Dia mengatakan berbeda dengan tahun sebelumnya, penerimaan CPNS pada
tahun ini lebih bersih. "Tidak ada toleransi, semuanya transparan,"
ujarnya.
Pada tahun ini, Kemenpan RB bekerja sama dengan 10 perguruan tinggi
dalam proses seleksi. Dengan demikian, dia mengharapkan proses rekrutmen
dapat berlangsung transparan dan bebas korupsi. Pada tahun ini, lanjut
Azwar, penerimaan CPNS hanya dilakukan di 23 kementerian dan kelembagaan
serta 25 daerah. Dengan jumlah lowongan yang tersedia kurang lebih
14.000 jabatan.
Seleksi sendiri akan dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada 8
September. Soal-soal CPNS juga diseragamkan seperti halnya SNMPTN.
Sementara itu, Kemenpan dan RB berencana menggelar konferensi reformasi
birokrasi, pameran dan pertemuan pemangku kepentingan di Jakarta,
tanggal 27-29 Agustus. "Reformasi sudah bergulir sejak 1998, namun belum
bisa memperbaiki keadaan khususnya reformasi birokrasi," ujar Menteri
Azwar Abubakar.
Dia mengatakan, dalam tata kelola pemerintahan kerap terjadi
inefisiensi yang mencakup birokrasi yang gemuk, korupsi yang merajalela
dan pembangunan infrastruktur yang tersendat akibat belanja pegawai.
"Kami berharap para peserta konferensi dapat saling berbagi pengetahuan
dan membantu percepatan proses reformasi birokrasi," ucapnya.
Pertemuan itu juga, lanjut dia, diharapkan dapat menyatukan birokrat,
teknokrat, akademisi, dan aparata pengawas pemerintah, serta para
pelajar untuk belajar tentang kebijakan dan administrasi publik.
Deputi Tata Kelola Setwapres, Eddy Poerwanto, mengatakan tujuan dari
konferensi ini untuk memperdalam pemahaman dan wawasan mengenai
reformasi birokrasi. "Juga menyediakan wadah bagi pemangku kepentingan
agar efektif dalam memberikan pelayanan kepada publik," kata Eddy
seperti dikutip Antara.
Sejauh ini, tutur Eddy, komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
untuk menciptakan birokrasi yang bersih belum diterjemahkan dengan baik
dalam pelaksanaannya. "Untuk itu, perlu proses reformasi birokrasi,"
kata Eddy.
Konferensi itu juga didukung oleh Badan pembangunan pemerintah
Australia, Ausaid. Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty,
mengatakan Australia sangat mendukung Indonesia untuk menciptakan proses
reformasi birokrasi.
"Proses reformasi birokrasi itu tidak dapat tercipta tanpa adanya partisipasi masyarakat," ujar Moriarty.
Moriarty mengatakan proses reformasi birokrasi merupakan kegiatan yang
tak akan pernah berhenti. Bahkan Australia yang sudah melangsungkan
proses itu sejak beberapa dekade lalu, juga terus melakukan pembaharuan.
(SuaraKarya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar