Fasilitas Kelompok Tani dibakar OTK di Madina |
Kejadian itu sangat mengejutkan warga,
akibat dari pembakaran itu, Kelompik Tani di 2 Desa itu rugi, karena
sejumlah fasilitas kelompok tani sudah ludes terbakar.
Ketua Kelompok Tani Banua Rakyat,
Saparuddin Simanjuntak mengatakan, pihaknya tidak mengetahui apa
penyebab dari kejadian ini, sehingga kita juga terkejut saat melihat
kondisi fasilitas pembibitan milik kelompok tani kita sudah dibakar.
“Padahal, kita sudah merasakan bagaimana dampak positif dari program tersebut yang bias memberikan lapangan kerja serta punya tujuan pertanian masa depan,” sebutnya.
Kepala program CSR PT Sorikmas Mining,
Franz Goetz melalui Humas, Nurul Fazrie kepada wartawan mengaku, telah
mengetahui kejadian itu dari kelompok tani pada 30 Juni 2012 atau satu
hari setelah kejadian.
“Management PTSM sangat menyayangkan dan
mengecam aksi pembakaran pondok-pondok di lokasi pembibitan itu oleh
orang-orang tidak bertanggung jawab. Karena, fasilitas pembibitan milik
kelompok tani/koperasi itu untuk kepentingan dan kebaikan masyarakat di
Kecamatan Naga Juang,” sebutnya.
Menurutnya, sejumlah anggota kelompok
tani/koperasi menyatakan sedih, kecewa, dan merasa dirugikan. Karena,
melalui program pertanian itu mereka mencari nafkah untuk menambah
penghidupan sehari-hari. Perusakan fasilitas milik kelompok
tani/koperasi di Kecamatan Naga Juang oleh orang-orang tak bertanggung
jawab, bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, pada 24 Juni 2012 lalu,
fasilitas koperasi pemasaran coklat dan sejumlah bibit tanaman pohon
coklat, karet, dan buah-buahan juga dirusak.
“Begitu juga papan Informasi masyarakat
yang disediakan PTSM di tujuh desa di Kecamatan Naga Juang juga dirusak.
Padahal, papan informasi sediakan sesuai dengan kritikan masyarakat,
masukan dari DPRD sebagaimana tertulis dalam Laporan Pansus PTSM DPRD
Madina, dan Pemkab Madina bahwa kami kurang melakukan sosialisasi,”
sebutnya.
Salah satu sarana sosialisasi yang kami
adakan adalah penyediaan papan informasi di setiap desa. Namun, sejumlah
orang yang tidak suka masyarakat mendapatkan informasi langsung dari
perusahaan dan ingin terus memunculkan polemik, memangkas jalur
informasi perusahaan ke masyarakat dengan merusak dan merobohkan papan
informasi yang ada sehingga sosialisasi terganggu kelancarannya.
“Pembibitan tanaman dilakukan dalam
rangka pelaksanaan program pertanian berbasis kehutanan (silvo
agriculture) untuk menghijaukan lahan terlantar dan lahan terbuka di
sekitar Kecamatan Naga Juang,” lanjutnya. [Obrolanbisnis.com ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar