INFO PALUTA.com: Pembinaan guru melalui sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) sejak tujuh tahun lalumelalui program pemberian insentif guru, peningkatan kualifikasi guru dengan mengkuliahkan program sarjana bagi 11.000 ribu guru di Unimed dan Universitas Terbuka.
Bahkan, banyak pula yang tengah menempuh pendidikan S2. “Semua program ini diharapkan dapat meningkatkan mutu guru. Oleh sebab itu, hasil para guru-guru yang gagal dalam Uji Kompetensi Awal ini perlu dikaji ulang sehingga semakin membaik pada masa yang akan datang,” kata Sekretaris Daerah Sumut, Nurdin Lubis, dalam kegiatan rapat koordinasi pendidikan dan sinkronisasi program Kerja yang digelar Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) di Medan, kemarin malam.
Dia mengungkapkan, Pemprovsu prihatin dengan kondisi yang terjadi terhadap guru yang mengikuti Ujian Kompetensi Awal (UKA). Dimana, Sumut menduduki peringkat 25 dari 33 Provinsi di Indonesia. Hal itu menunjukan bahwa kualitas guru di Sumut masih rendah.
Nurdin menambahkan, jumlah guru di Sumut mencapai 194.405 orang. Sementara yang belum mengikuti sertifikasi 142.525 . Sedangkan jumlah guru yang sudah menerima tunjangan sertifikasi sebanyak 51475 guru. Mengingat masih banyaknya guru belum disertifikasi, Pemprovsu meminta, hasil UKA ini hendaknya menjadi tolak ukur kepada seluruh institusi pendidikan yang terkait untuk melakukan pembinaan terhadap peningkatan mutu guru.
Apalagi saat ini pemprovsu berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di sumut. “142.525 guru pada gilirannya akan mengikuti sertifikasi, untuk itu kedepan harapannya tidak ada lagi guru-guru yang tidak lulus dalam sertifikasi,” jelas Nurdin.
Sementara Kepala LPMP Bambang Winarji menyatakan, rapat koordinasi, sinkronisasi, dan harmonisasi pendidikan ini digelar dalam upaya meminta masukan kepada stakeholder pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Selain itu, pertemuan itu juga sebagai bahan evaluasi atas program-program pendidikan nasional, dan daerah. Termasuk salah satunya adalah program sertifikasi guru. “Kita bias membahasa bersama dimana kelemahan guru-guru untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penetapan program di masa yang akan datang,” jelasnya.
Rektor Universitas Negeri Medan Ibnu Hajar menyatakan, hasil penelusuran pihaknya dari 4.447 guru di Sumut yang dinyatakan tidak lulus, hanya 85 orang yang merupakan lulusan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan.
“Ini menunjukan bahwa kegagalan ini bukan terletak pada LPTK sebagai pencetak guru. Sebab, nilainya sangat kecil, bila dibandingkan jumlah yang tidak lulus,” jelasnya.
Namun begitu, hasil ini menjadi sebuah bahan evaluasi yang baik bagi stakeholder pendidikan di Sumut untuk memperbaiki kualitas guru kedepan. Tanpa program ini sulit kita mengukur kemampuan guru yang ada di Sumut. “Tidak usah saling menyalahkan, mari dari hasil ini kita perbaiki kedepannya agar lebih baik,” pungkasnya.(Berita Sore)
Berita Terkait Lainnya