INFO PALUTA.com-Lagu Iwan Fals, "Manusia 1/2 Dewa", berkumandang mengiringi pengunjuk rasa di depan Istana Merdeka. Namun, para pengunjuk rasa ini tidak menyuarakan penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebagaimana dilakukan para mahasiswa, melainkan menyerukan nasib mereka sebagai guru honorer.
Koordinator Komite Guru Indonesia, Mukhlis, mengatakan, pihaknya meminta pemerintah mencabut Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 05 Tahun 2010 dan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 3 Tahun 2012 tentang verifikasi dan validasi data.
"Surat ini justru menimbulkan keresahan dan konflik sesama tenaga honorer karena ada multitafsir peraturan tersebut," kata Mukhlis di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (29/3/2012).
Pihaknya juga meminta pemerintah segera melakukan verifikasi dan validasi ulang data tenaga honorer dan dimasukkan dalam pendataan Badan Kepegawaian Negara (BKN) berdasarkan Terhitung Mulai Tugas (TMT).
Tidak hanya itu, pihaknya juga menuntut penundaan pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) melalui jalur umum dengan tes. "Sebelum semua tenaga honorer diangkat menjadi CPNS, maka ditunda dulu saja pengangkatan CPNS lewat jalur umum," katanya.
Mukhlis juga meminta agar status tenaga honorer ini naik menjadi CPNS tanpa perlu mengikuti tes dan diprioritaskan. Hal ini bertujuan memastikan kenyamanan tenaga honorer saat bertugas. Sejumlah guru honorer ini sebelumnya melakukan aksi longmarch ini dari Masjid Istiqlal hingga Istana Merdeka. Rencananya mereka akan bertahan hingga salah satu perwakilannya diterima oleh pihak Istana. "Yang pasti setidaknya wakil kita dapat berdialog langsung tentang masalah ini," tandasnya.
TERKAIT :
Berita Guru honorer