PADANGSIDIMPUAN – Rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ternyata tak sepenuhnya didukung kader Partai Demokrat di Kota Padangsidimpuan.
Buktinya, Ketua DPRD Padangsidimpuan Azwar Syamsi Lubis yang juga kader partai berlambang mercy itu menandatangani surat penolakan rencana kenaikan harga BBM yang diajukan mahasiswa saat berdemo di Gedung Dewan. Ternyata kader Partai Demokrat yang menolak rencana Presiden SBY bukan hanya Azwar Syamsi Lubis saja.Ada dua lagi,yakni Sekretaris Fraksi Demokrat Rika Hanum Nasution. Anggota Fraksi Demokrat Darwin Harahap juga turut menandatangani surat tersebut.
Selain kader Partai Demokrat, anggota legislatif lainnya yang juga turut menandatangani yakni Khoiruddin Rambe (Fraksi Nasional Bersatu), Marataman Siregar (Fraksi Karya Bersatu). Azwar Syamsi Lubis mengatakan, dia mendukung tindakan mahasiswa yang menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM.“Kami dipilih oleh rakyat,maka apapun keinginan rakyat maka itulah keinginan kami, khususnya saya,”ujar dia. Sikap kader Partai Demokrat ini berawal dari aksi ratusan mahasiswa se- Kota Padangsidimpuan di depan Gedung DPRD.
Aksi itu sempat diwarnai saling dorong mahasiswa dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan kepolisian saat mahasiswa berusaha masuk ke Gedung Dewan. Petugas Satpol PP dan Kepolisian Polresta Padangsidimpuan berusaha menahan mahasiswa agar tak masuk.Walau terjadi sedikit adu otot dan menunggu selama dua jam,mahasiswanya akhirnya berhasil mendapatkan tanda tangan Ketua DPRD dan sejumlah anggota Dewan.
Sementara Ketua Komisi I DPRD Padangsidimpuan Khoiruddin Rambe mengatakan, dia akan menyampaikan desakan ini ke partainya PKS. Bahkan, akan diteruskan juga hingga ke tingkat DPP PKS di Jakarta dan DPR. Aksi serupa juga dilakukan mahasiswa di Gedung DPRD Tapsel.Di sana mahasiswa kecewa dengan minimnya kehadiran anggota DPRD yang ada hanya dua orang saja meski saat itu masih jam kerja. Mahasiswa pun berang.Pelampiasannya mereka membakar foto Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono yang sudah mereka letakkan dalam peti mati.
Saat aksi itu terjadi, tak ada satu petugas kepolisian pun yang melarang. Koordinator aksi Arifin Hidayat mengatakan, kedatangannya ke DPRD Padangsidimpuan dan Tapsel memang sudah direncanakan untuk meminta sikap penolakan dari ketua dan anggota DPRD.“Kami hanya menginginkan satu kata dengan anggota DPRD di dua wilayah itu, yaitu bersamasama menolak kenaikan harga BBM,”kata dia. Lebih lanjut dia mengatakan, bila harga BBM jadi dinaikkan maka pemerintah benar- benar sudah gagal dalam mensejahterahkan rakyatnya. Pernyataan yang sama juga datang dari Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kobol Nasution.
Rencana kenaikan harga BBM dinilainya aneh. Sebab, kebijakan itu akan menambah penderitaan masyarakat.“Tidak bisa dipungkiri, apabila BBM naik, maka seluruh harga akan ikut naik, sehingga berdampak terhadap kehidupan masyarakat. Makanya, kami menolak rencana kenaikan BBM itu,” ujarnya. Wakil Ketua DPRD Tapsel Abdurrasyid Lubis meminta maaf kepada seluruh mahasiswa atas kehadiran anggota DPRD yang belum memuaskan. Namun, dia menegaskan, tidak hadirnya ketua dan anggota DPRD lainnya disebabkan ada kerjaan yang menyangkut tugas dan fungsi mereka di luar kota.
“Saya senang melihat adanya kepedulian mahasiswa terhadap kenaikan BBM. Saya atas nama pribadi mendukung aksi ini sepenuhnya,karena aksi ini merupakan aspirasi murni masyarakat,”tegasnya. (SINDO)
Berita terkait lainnya