Data buku
Judul : Kota-kota Termaksiat di Dunia
Penulis : Kaka Ahmad
Harga : 28.000
Tebal : 178 halaman
Terbit : I, November 2011
Penerbit : DIVA Press, Yogyakarta
ISBN : 978-602-978-947-8
Hedonisme telah mengubah semuanya, cara berpikir yang memengaruhi cara manusia hidup. Ketika era semakin modern, manusia menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan sebagai tameng untuk bisa lepas dari segala aturan agama, sosial, dan tradisi. Negara-negara yang dulu kental dengan tradisi keagamaan dalam menjalankan hidup sehari-hari kini berubah drastis pasca-invasi ideologi demokrasi.
Gaya hidup memang selalu menjadi bisnis menggiurkan bagi banyak kalangan dan banyak menyumbang devisa untuk negara. Ini adalah sedikit alasan kenapa bisnis gaya hidup bisa bertahan dan terus berkembang dari tahun ke tahun. Di tengah ruwetnya menjalani hidup dengan berbagai pekerjaan yang banyak memakan tenaga dan pikiran, yang namanya senang-senang untuk melepas stres selalu menjadi pilihan, ini berlaku di negara mana pun.
Senang-senang memanjakan diri atau me-refresh otak tidak cukup hanya bersantai ria, tetapi butuh sensasi baru yang tak pernah ditemuinya di tempat kerja, termasuk melampiaskan nafsu berahi. Inilah yang paling ampuh, dengan alasan itulah muncul bisnis esek-esek yang menawarkan surga dunia. Bisnis semacam ini mungkin masih tabu kalau di Indonesia sendiri, tapi tidak untuk di luar sana, bisnis prostitusi legal dan dilindungi negara.
Sekilas tampak kenyataan ini memang ironi, tapi itulah fakta dari kebebasan yang dianut manusia abad ini. Kita mungkin tidak banyak tahu hal semacam ini, apalagi jika sudah menjurus pada bisnis. Selain sistem kerjanya yang terselubung, juga dilindungi pemerintah. Seperti di Amsterdam, Belanda. Di sana berbagai bentuk bisnis haram ini semuanya dilindungi pemerintah.
Amsterdam menjadi salah satu tempat prostitusi di dunia, yang dikenal dengan sebutan Red Light District. Ini adalah sebuah tempat khusus pelampisan berahi lelaki hidung belang. Di tempat itu banyak coffee shop yang tidak hanya menjual kopi, tetapi juga ganja secara bebas. Selain itu, ada juga toko sex toys dan sex museum. Wisatawan yang berkunjung ke sana—khususnya di Taman VondelPark—tidak akan heran bila menemukan orang melakukan seks di luar ruangan, di taman tersebut, karena hal itu diperbolehkan.
Buku ini lebih banyak menyajikan tempat-tempat wisata berahi yang telah dilegalkan oleh negaranya, baik secara langsung maupun yang masih terselubung tapi tetap dilindungi pemerintah. Selain itu, pembaca akan diajak ke Zurich, Swiss, yang membuka tempat wisata kontroversial, yaitu wisata bunuh diri. Ssiapa saja boleh bunuh diri di sana dengan bantuan medis (suntik mati), dengan syarat wisatawan tersebut dalam keadaan sakit keras.
Kholil Aziz
Peresensi adalah peneliti di Universitas Pelita Harapan Surabaya
Judul : Kota-kota Termaksiat di Dunia
Penulis : Kaka Ahmad
Harga : 28.000
Tebal : 178 halaman
Terbit : I, November 2011
Penerbit : DIVA Press, Yogyakarta
ISBN : 978-602-978-947-8
Hedonisme telah mengubah semuanya, cara berpikir yang memengaruhi cara manusia hidup. Ketika era semakin modern, manusia menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan sebagai tameng untuk bisa lepas dari segala aturan agama, sosial, dan tradisi. Negara-negara yang dulu kental dengan tradisi keagamaan dalam menjalankan hidup sehari-hari kini berubah drastis pasca-invasi ideologi demokrasi.
Gaya hidup memang selalu menjadi bisnis menggiurkan bagi banyak kalangan dan banyak menyumbang devisa untuk negara. Ini adalah sedikit alasan kenapa bisnis gaya hidup bisa bertahan dan terus berkembang dari tahun ke tahun. Di tengah ruwetnya menjalani hidup dengan berbagai pekerjaan yang banyak memakan tenaga dan pikiran, yang namanya senang-senang untuk melepas stres selalu menjadi pilihan, ini berlaku di negara mana pun.
Senang-senang memanjakan diri atau me-refresh otak tidak cukup hanya bersantai ria, tetapi butuh sensasi baru yang tak pernah ditemuinya di tempat kerja, termasuk melampiaskan nafsu berahi. Inilah yang paling ampuh, dengan alasan itulah muncul bisnis esek-esek yang menawarkan surga dunia. Bisnis semacam ini mungkin masih tabu kalau di Indonesia sendiri, tapi tidak untuk di luar sana, bisnis prostitusi legal dan dilindungi negara.
Sekilas tampak kenyataan ini memang ironi, tapi itulah fakta dari kebebasan yang dianut manusia abad ini. Kita mungkin tidak banyak tahu hal semacam ini, apalagi jika sudah menjurus pada bisnis. Selain sistem kerjanya yang terselubung, juga dilindungi pemerintah. Seperti di Amsterdam, Belanda. Di sana berbagai bentuk bisnis haram ini semuanya dilindungi pemerintah.
Amsterdam menjadi salah satu tempat prostitusi di dunia, yang dikenal dengan sebutan Red Light District. Ini adalah sebuah tempat khusus pelampisan berahi lelaki hidung belang. Di tempat itu banyak coffee shop yang tidak hanya menjual kopi, tetapi juga ganja secara bebas. Selain itu, ada juga toko sex toys dan sex museum. Wisatawan yang berkunjung ke sana—khususnya di Taman VondelPark—tidak akan heran bila menemukan orang melakukan seks di luar ruangan, di taman tersebut, karena hal itu diperbolehkan.
Buku ini lebih banyak menyajikan tempat-tempat wisata berahi yang telah dilegalkan oleh negaranya, baik secara langsung maupun yang masih terselubung tapi tetap dilindungi pemerintah. Selain itu, pembaca akan diajak ke Zurich, Swiss, yang membuka tempat wisata kontroversial, yaitu wisata bunuh diri. Ssiapa saja boleh bunuh diri di sana dengan bantuan medis (suntik mati), dengan syarat wisatawan tersebut dalam keadaan sakit keras.
Kholil Aziz
Peresensi adalah peneliti di Universitas Pelita Harapan Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar