Salah seorang anggota Poktan Ramaju menunjukkan budidaya telur semut yang mereka geluti selama ini. Foto: Metro Siantar/JPNN |
INFO TABAGSEL.com-Siapa menyangka, budidaya telur semut bisa menghasilkan uang hingga ratusan ribu rupiah per hari.
Ya, Kelompok Tani (Koptan) Ramaju, di Desa Huraba, Kecamatan Angkola Timur, Tapanuli Selatan (Tapsel), sudah membuktikan itu.
Ketua Poktan Ramaju, Habibun Sitompul mengatakan, awalnya usaha yang mereka geluti didasari dengan niat untuk membantu masyarakat, karena telur semut itu bisa untuk mengobati warga yang sedang keracunan atau terkena kanker.
Namun tidak disangka, usaha telur semut itu banyak peminatnya, baik yang datang dari dalam daerah maupun dari luar daerah.
“Awalnya, kami membuat usaha ini dengan tujuan membantu warga yang sedang keracunan atau kanker. Tapi seiring berjalannya waktu, usaha tersebut banyak peminat dan akhirnya kami jadikan sebagai tambahan penghasilan,” ungkapnya, seperti dilansir Metro Siantar (Grup JPNN).
Dikatakannya, saat ini, mereka bisa menghasilkan ratusan ribu setiap hari, karena satu batang telur bisa dijual seharga Rp50.000. Khusus untuk permintaan dari luar daerah, mereka memasang tarif yang lebih tinggi lagi, karena harus mengeluarkan biaya pengiriman.
"Sekarang ini, kebutuhan untuk luar daerah tidak dilayani lagi, karena permintaan untuk daerah saja tidak terpenuhi,” tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, harga telur semut itu semakin mahal apabila sudah dikeringkan terlebih dulu. Biasanya, mereka mematok harga Rp 700 ribu per kilogramnya. ”Untuk telur semut yang sudah dikeringkan, biasanya banyak pemesannya berasal dari Provinsi Jambi,” tuturnya.
Laki-laki yang berprofesi sebagai guru itu menjelaskan, untuk mengembangkan budidaya telur semut ini tidaklah sulit. Dia mengungkapkan, perawatan batangnya cukup dengan menyiramkan air beras atau vitamin B1.
Bibit telur semut itu juga sudah tersedia di batang yang dibuat sendiri. Saat batangnya mengeluarkan bunga dan buah baru, maka buah baru yang keluar tersebut bisa dijadikan batang tempat semut bertelur.
“Setelah dia berbunga dan berbuah, maka buah yang tumbuh di batang itu bisa dijadikan bibit,” tuturnya. Dijelaskannya, atas kerja kerasnya bersama kelompoknya, dia pernah meraih juara dua lomba budidaya tanaman hutan tingkat nasional. Dan saat ini, dia berharap kepada pemerintah, untuk memberikan perhatiannya kepada usaha Poktan yang sedang mereka rintis bersama selama ini.