DAFTAR BERITA

Kamis, 29 November 2012

Kompas100 CEO Forum 2012:Mari Mencari Titik Temu

Wakil Presiden Boediono

INFO TABAGSEL.com-Iklim ekonomi global belum bisa dipegang sehingga kewaspadaan tetap harus diutamakan. Dalam kondisi itu Wakil Presiden Boediono mengingatkan jangan sampai bahtera ekonomi Indonesia dibuat oleng oleh kegaduhan politik. Ia juga meminta agar baik di politik maupun ekonomi berbagai pihak saling berupaya mencari titik temu dan tidak mendahulukan kepentingan kelompok.

“Mari sama-sama mengelola bahtera kita, jangan sampai oleng akibat perilaku kita sendiri. Mari beri ruang lebih besar untuk mencari titik-titik temu,” kata Wakil Presiden Boediono dalam acara Kompas100 CEO Forum 2012 "CEO Bicara, Kabinet Mendengar: Tumbuh Lebih Tinggi atau Stagnan" di Jakarta Convention Center, 28 November 2012.


Titik temu yang dimaksud adalah membuka ruang komunikasi yang lebih besar antara pemerintah dan kalangan swasta. “Jangan sampai kalangan swasta terkaget-kaget dengan kebijakan baru pemerintah,” kata Wapres. Sedangkan di bidang politik, lanjutnya, Wapres berharap agar diberi ruang cukup bagi kepentingan bersama. Meskipun semua orang memiliki kepentingan masing-masing, tapi ruang untuk kepentingan bersama harus diperbesar.


Hadir dalam kesempatan itu Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Keuangan Agus Martowardoyo, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution. Hadir pula pengusaha senior Ciputra, Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini dan para CEO dari berbagai perusahaan ternama di tanah air.  

Wapres mengibaratkan perekonomian Indonesia sebagai bahtera atau kapal yang mengarungi samudra. Bahtera Indonesia melaju dengan cuaca yang belum menentu di tengah turbulensi kecil-kecil yang bisa berubah menjadi turbulensi besar. Ketika bahtera negara-negara lain melambat, miring-miring, bahkan berhenti, adalah menakjubkan bahwa Indonesia bisa selamat. Wapres menolak bila dikatakan bahwa perekonomian Indonesia yang stabil diperoleh karena sekedar keberuntungan. “Itu mengecilkan arti upaya kita sendiri, terutama langkah-langkah yang kita ambil pada waktunya,” kata Wapres.

Turbulensi tak dapat dihindari, kata Wapres. Yang bisa dilakukan hanya mempersiapkan diri sebaik mungkin. Dalam ekonomi itu berarti mempersiapkan instrument krisis, tata kerja dan segala sesuatu yang diperlukan bila krisis datang.


Selain itu, harus dijawab pula bagaimana upaya mengakselerasi ekonomi di tengah situasi yang melambat. Berbagai faktor seperti keseimbangan permintaan dan penawaran harus dipertimbangkan dan jangan sampai hanya mengandalkan satu sisi. Intinya, masih banyak ruang yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat. Antara lain, dengan meningkatkan produktivitas dan efisiensi, termasuk di antaranya efisiensi logistik dan pemanfaatan teknologi. Atau, efisiensi sederhana dalam perbaikan pengelolaan dan perizinan, misalnya. “Tidak butuh uang banyak tapi tekad luar biasa,” kata Wapres.


Kegaduhan Politik


Dalam kesempatan itu Wakil Presiden Boediono juga meminta agar bahtera ekonomi Indonesia tidak dibuat oleng oleh kegaduhan politik. Kondisi stabil ini harus dijaga dengan hati-hati. jangan sampai laju pertumbuhan yang demikian sehat terganggu oleh kisruh di dalam ngeri sendiri.


Berbagai aktivitas politik di dunia kini marak terjadi, mulai dari demonstrasi hingga penyanderaan politik sehingga pemerintah deadlock. Sedikit banyak aktivitas politik itu berhubungan dengan kondisi ekonomi yang memburuk. “Janganlah kita contoh proses politik yang tidak produktif, jangan sampai kapal ini oleng oleh karena kegaduhan politik kita sendiri,” kata Wapres.


Wapres menyinggung tentang kutukan pemilik kekayaan alam yang seringkali gagal mengembangkan bangsanya akibat terlalu nyaman mengeruk tanpa berinovasi. Tidak ada insentif bagi mereka untuk meningkatkan produktivitas. “Ini mematikan semangat untuk menemukan sumber-sumber produktivitas baru,” kata Wapres. Dan sebagai gantinya,, orang sekedar mencari jalan-jalan politik untuk menguasai kekayaan alam.

Yang dibutuhkan oleh Indonesia dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi juga adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Wapres mengutip istilah Ciputra yang menggunakan akronim IPE, yakni integritas, profesional dan entrepreneurship (kewirausahaan) sebagai inti dari manusia baru Indonesia di kemudian hari.
Dialog
Dalam sesi dialog, Iqbal Latanro Direktur Utama Bank Tabungan Negara mengatakan, dibanding dekade lalu kini forum-forum internasional sudah tidak ada lagi menyangsikan kemampuan Indonesia melakukan pembiayaan. “Mungkin kini sudah saatnya kita menyelesaikan hal-hal yang non ekonomi seperti kepastian hukum dan politik yang stabil dan berkelanjutan,” katanya. Sedangkan Adityawarman, Direktur Utama PT. Jasa Marga juga meminta pemerintah memberikan kepastian hukum terkait dengan tanah.

Menjawab hal ini, Wapres mengatakan setuju sekali dengan usul Dirut BTN dan meminta penjelasan lebih detail dari yang diungkapkan. Mengenai pertanahan, Wapres mengatakan hal ini harus tetap diupayakan tanpa menabrak undang-undang. Wapres juga meminta agar kalangan pengusaha bisa bekerjasama dengan bank sehingga mendapat dukungan finansial sejak awal meskipun ia mengakui bahwa ikhwal pertanahan adalah masalah bersama pemerintah dan swasta. Wapres juga mengatakan agar ikhwal pemberian konsesi bisa benar-benar dipilih pelaku yang kredibel sehingga mampu menarik dukungan dari bank dan tidak akan melewati tenggat waktu penyelesaian.

Tidak ada komentar: