Indah, wakil Bendahara Panitia Bersama Perayaan Waisak Candi Bahal 2015 mengatakan, perayaan di Candi Bahal yang terdiri dari tiga candi itu digagas oleh Y.A Bikkhu Jinadhammo Mahathera.
“Eyang ingin candi-candi di Sumut semakin dikenal oleh masyarakat Sumut. Jadi, selain di Jawa, di Sumatera Utara juga sebenarnya ada candi tempat kita dapat berkumpul merayakan Hari Waisak,” katanya, Kamis (21/5/2015).
Candi Bahal 1,2, dan 3 adalah kompleks Candi Buddha aliran Vajrayana. Candi ini didirikan oleh Raja Rajendra Cola yang menjadi raja Tamil Hindu Siwa di India Selatan dan diperkirakan sudah berusia ribuan tahun karena dibangun pada abad ke XII yang merupakan masa kejayaan Sriwijaya.
Bangunan candi ini mengadopsi bangunan-bangunan klasik yang terdapat di India. Candi ini terletak di Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas. Di sekitar candi ini masih banyak lagi candi-candi lainnya.
“Candi Bahal bukanlah yang terbesar. Candi ini dipilih karena relatif lebih mudah dijangkau disbanding candi lain. Jalan masuk ke candi-candi ini masih sulit dilalui,” katanya.
Untungnya, kata Indah, pemerintah setempat telah menyatakan dukungannya untuk perayaan Hari Waisak akhir Mei nanti dan sudah mulai memperbaiki jalan ke Candi Bahal.
Indah yakin perayaan Hari Waisak di Candi Bahal akan mengangkat eksistensi bangunan bersejarah yang sedikit terlupakan itu. Keyakinan ini timbul karena cara yang sama berhasil untuk Candi Borobudur dan Candi Muara Takus di Jambi.
Ia memperkirakan sekitar 1.500 umat Budha akan hadir pada perayaan Hari Waisak di Candi Bahal nanti. Mereka datang dari berbagai vihara di Sumatera Utara, antara lain Medan, Tebingtinggi, Padangsidimpuan, Kota Pinang, Sibolga, dan Baganbatu. “Kami berharap di tahun-tahun mendatang, perayaan Waisak dapat dilakukan di candi-candi lainnya di dekat Candi Bahal,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar