DAFTAR BERITA

Kamis, 02 April 2015

Terungkap rahasia hubungan mesra Arab Saudi-Israel

Wakil Menteri Pertahan Saudi Amir Salman bin-Sultan. ©middleeastmonitor.com
 
INFO TABAGSEL.comKonflik Yaman yang sedang berlangsung saat ini kembali menguak hubungan mesra antara Arab Saudi dengan Israel.

Dalam serangan udara pasukan militer Saudi pada Kamis lalu ke Yaman, disebut-sebut jet tempur Israel ikut serta dalam penyerangan itu.

"Ini pertama kalinya pasukan Zionis bergabung dengan koalisi negara Arab," ujar Sekretaris Jenderal Partai Politik Al-Haq, Yaman, Hassa Zayd dalam akun jejaring sosial Facebook, seperti dilansir Global Search, Ahad (29/3).

Dia mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah memerintahkan langsung Angkatan Udara Israel mengerahkan jet-jet tempur mereka buat mendukung serangan Saudi ke Yaman.

November lalu, Menteri Perminyakan Saudi Ali al-Naimi menyatakan kesediannya menjual minyak ke Israel.

"Yang Dipertuan Agung Raja Abdullah (ketika itu) selalu menjadi contoh tentang hubungan baik antara Saudi dengan negara lain," kata Naimi kepada wartawan di Wina. "Dan negara Yahudi juga tanpa kecuali."

Beberapa bulan sebelumnya, mantan kepala intelijen Saudi Pangeran Turki al-Faisal menulis opini di koran Israel Haaretz tentang posisi Liga Arab dalam proses perdamaian antara Israel dengan Palestina.

Pejabat Uni Eropa di Brussels, Belgia, Februari lalu mengatakan kepada stasiun televisi Israel Channel 2, Arab Saudi sudah menawarkan wilayah udaranya untuk dilintasi pesawat-pesawat jet tempur Israel guna menyerang Iran jika diperlukan.

Langkah itu sebagai balas budi buat Israel yang meningkatkan pembicaraan damai dengan Palestina.

"Pihak berwenang Saudi sudah berkoordinasi penuh dengan pejabat Israel dalam soal Iran," kata pejabat Eropa itu, seperti dilansir Sputnik News, Kamis (26/2).

Jika jet-jet tempur Israel bisa melintasi wilayah udara Arab Saudi maka Negeri Bintang Daud itu bisa menyerang Teheran kapan saja tanpa perlu mengitari Teluk Persia.

Channel 2 juga mengungkapkan pasukan intelijen Israel dan negara Arab juga sudah berbagi informasi soal program nuklir Iran.

Surat kabar asal Inggris The Sunday Times menerbitkan laporan mengejutkan November 2013 lalu.

Saudi akan mengizinkan Israel melintasi wilayah udara negeri itu untuk menyerang Iran. Tak hanya itu, Saudi juga akan menyediakan pesawat tanpa awak, helikopter penyelamat, dan pesawat tanker

Penyerangan itu merupakan langkah antisipasi jika pembicaraan di Jenewa, Swiss, antara Negara Barat dan Iran pekan ini gagal memaksa Iran menghentikan program nuklirnya, seperti dilansir surat kabar Haaretz, Ahad (17/11/2013).

"Ketika perjanjian Jenewa ditandatangani maka pilihan untuk melancarkan serangan militer akan kembali dipertimbangkan. Pihak Saudi sangat marah dan bersedia mendukung penuh Israel," ujar Times mengutip sejumlah sumber.

Pada November 2013, menurut radio Israel, Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi Amir Salman bin-Sultan dan dua pejabat lainnya diam-diam mengunjungi Negeri Bintang Daud itu.


 Perjalanan ke Israel itu dilaporkan oleh surat kabar bermarkas di Yerusalem, al-Manar. Dalam berita itu dikatakan informasi soal itu berasal dari sumber-sumber rahasia, seperti dilansir situs middleeastmonitor.com, Rabu (11/12/2013).

"Delegasi Saudi," kata sumber itu,"menemui pejabat militer Israel dan Bin-Sultan mengunjungi salah satu pangkalan militer Israel ditemani seorang pejabat militer senior."

Radio Israel tidak mengonfirmasi berita dari sumber itu, namun dilaporkan sejumlah surat kabar baru-baru ini sudah banyak melaporkan pertemuan rahasia antara pejabat Saudi dengan pejabat militer Israel.

Di bulan yang sama koran Iran melaporkan pihak Saudi dan Israel mengadakan pertemuan di sebuah negara di luar negeri.

Sejumlah laporan dan pemberitaan media massa itu kian menguatkan hubungan mesra antara Israel dan Saudi.

Namun jika dikonfirmasi, pihak Saudi kerap membantah tudingan semacam itu meski Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman pernah mengatakan sebaliknya. Dalam wawancara dengan koran Israel Yedioth Ahronoth April tahun lalu dia mengatakan Kuwait dan Arab Saudi merupakan dua dari sejumlah negara Arab yang menjalin hubungan rahasia dengan Israel meski tidak punya hubungan diplomatik.

Namun kedua pejabat pemerintah Saudi dan Kuwait membantah klaim Lieberman itu.

"Klaim itu tidak berdasar. Tak ada pertemuan, hubungan resmi atau tidak resmi, baik terang-terangan maupun rahasia," kata diplomat Kuwait kepada kantor berita Kuwait News Agency.

Sumber di kantor Kementerian Luar Negeri mengatakan Kuwait akan menjadi negara terakhir yang akan punya hubungan normal dengan Israel.

Seorang juru bicara pemerintah di Ibu Kota Riyadh, Saudi, mengatakan kepada koran Haaretz, tidak ada hubungan atau pembicaraan dengan Israel dalam tingkatan apa pun.

Liberman sebelumnya menyatakan Jerusalem berhubungan dengan sejumlah negara Islam moderat untuk menggalang persatuan dalam menghadapi ancaman Iran.

"Memang ada kontak dan perundingan. Dalam waktu setahun atau 18 bulan lagi semuanya akan menjadi bukan rahasia dan akan dibuka ke publik," kata dia.

Riyadh selama ini membantah laporan menyebutkan Saudi bekerja sama dengan Israel buat melawan Iran.