INFO TABAGSEL.com-Kementerian Luar Negeri Indonesia belum bisa memastikan apakah 16 WNI yang ditahan aparat Turki ketika hendak menyeberang ke Suriah berkaitan dengan kelompok milisi ISIS.
Juru bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir, mengatakan pihaknya masih harus berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah Turki untuk mendalami berbagai informasi mengenai ke-16 WNI tersebut.
"Kita sedang melakukan koordinasi dengan Kemenlu Turki dan otoritas keamanan Turki untuk mendalami kejadian ini (penangkapan 16 WNI)," kata Arrmanatha dalam jumpa pers, Kamis (11/03) siang, seperti dilaporkan wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan.
Pemerintah Turki, menurutnya, telah menangkap 16 WNI di Kota Gaziantep yang terletak di dekat perbatasan Turki-Suriah.
Sejauh ini, lanjutnya, Kemenlu Indonesia belum mengetahui jati diri 16 WNI serta motivasi mereka menyeberangi perbatasan Turki-Suriah.
"Kita akan melihat sejauh mana, apakah benar, berapa jumlah WNI (yang ditangkap), dan bagaimana keadaan mereka," kata Arrmanatha.
Kemenlu Indonesia juga akan memastikan alasan otoritas keamanan Turki menahan ke-16 WNI tersebut.
Sebelumnya, 16 WNI--yang terdiri dari tiga keluarga dan dua orang lain yang bukan bagian keluarga itu--berangkat ke Turki bersama rombongan tur wisata pada 25 Februari lalu.
Namun, di tengah rangkaian wisata, mereka memilih memisahkan diri dari rombongan.
Pemerintah Indonesia mengatakan, mereka diduga kuat bertujuan menyeberang ke Suriah melalui perbatasan Turki untuk bergabung dengan ISIS.
Menyambut lega
Di tempat terpisah, keluarga WNI asal Solo yang 'hilang' di Turki menyambut lega informasi yang menyebut keberadaan anggota keluarganya.
Seperti diketahui, enam dari 16 WNI yang ditangkap oleh otoritas keamanan Turki adalah warga Solo, diantaranya kakak beradik Fauzi Umar dan Hafid Umar Babher.
Dalam perjalanan ke Turki, sang adik, Hafid Umar mengajak istrinya, Soraiyah Cholid Abu Bakar serta ketiga anaknya, Hamzah Hafid Babher (6), Utsman Hafid Babher (3) dan Atikah Hafid Babher (2).
Kakak kandung Fauzi Umar dan Hafid Umar Babher, Muhammad Arif mengaku pihaknya telah mendengar kabar soal penangkapan anggota keluarganya di Turki itu dari sejumlah media. Kabar tersebut telah membuat keluarganya sedikit lega karena posisi keberadaan mereka telah diketahui. Keluarga Fauzi dan Hafid menyambut lega informasi yang menyebut bahwa keluarganya ditahan oleh otoritas Turki.
"Kami dari keluarga merasa lega, meskipun kabar itu baru diketahuinya dari sejumlah media. Sedangkan informasi resmi dari pemerintah belum diterimanya," kata dia, Kamis (12/3).
Adanya kabar tersebut, lanjutnya, pihaknya langsung berusaha mencari informasi soal penangkapan itu dari berbagai pihak.
Bahkan, pihaknya juga mengontak sejumlah kerabat maupun relasinya yang berada di Timur Tengah.
"Kami masih terus menunggu perkembangan informasi keberadaan adik-adik saya," ujar dia.
Sementara, juru bicara keluarga dari Badan Konsultasi dan Bantuan Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, Budi Kuswanto mengatakan, meski baru sekedar informasi dari media soal penahanan itu, pihak keluarga merasa lega.
"Tetapi itu semua 'kan kabar baru dari media, sehingga benar atau tidaknya belum tahu. Yang pasti kabar itu nyicil lega buat keluarganya," kata dia.