DAFTAR BERITA

Minggu, 02 November 2014

Tapsel dan Madina Dilanda Banjir

Foto:metrosiantar
INFO TABAGSEl.com-Banjir melanda di dua derah di wilayah Tapanuli Bagian Selatan. Di lingkungan VI Paya Bolak, Kelurahan Simatorkis, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), warung dan sepeda motor hanyut. Sedangkan di Desa Muara Bangko Kecamatan Ranto Baek Kabupaten Mandailing Natal (Madina), sedikitnya 200 rumah terendam.

Banjir di Madina terjadi pada Jumat malam (31/10) sekira pukul 22.00 WIB. Ratusan warga digenangi air dengan ukuran bervariasi. Mulai satu meter hingga dua meter hingga mengakibatkan isi rumah berantakan dan sebagian perabotan rumah hanyut.

Tidak ada korban jiwa, namun warga mengaku persediaan makanan dan juga sebagian pakaian mereka dibawa hanyut air sungai. “Kejadiannya tadi (kemarin) malam, mulai sore hujan tak berhenti-henti sehingga air sungai meluap dan menggenangi rumah warga. Ada lebih 200-an rumah yang terbenam digenangi banjir. Saat ini, warga sedang memperbaiki rumah mereka yang rusak akibat terjangan air dan membersihkan sisa-sisa banjir,” ujar Sekretaris Desa Muara Bangko, Damrah Lubis, kepada Metro Tabagsel.

Damrah menjelaskan, banjir ini berasal dari luapan air sungai Ranto Baek dan sungai Batang Bangko. Kedua sungai itu berada dekat dengan pemukiman warga dan hanya berjarak sekitar 15 meter ke rumah warga terdekat. Kedua sungai itu kedalaman normal hanya setinggi lutut. Namun, kedalamannya berubah drastis bila hujan deras mengguyur daerah itu.

Dia menceritakan, hujan deras turun mulai sore hingga malam, dan mulai pukul 21.00 WIB air meluap dan membanjiri pemukiman warga. Lalu, warga bergegas mengangkati barang-barang. Namun upaya mereka tidak maksimal, karena sebagian pengisi rumah warga hanyut dibawa banjir. Sementara isi rumah yang berhasil diselamatkan diangkut ke rumah warga yang berada di dataran tinggi seperti rumah yang berada di bukit di Desa itu juga, dan rumah berlantai dua.

“Warga memindahkan barang dan isi rumahnya ke rumah warga lain yang berada di tempat tinggi dan tidak tercapai banjir. Ada juga yang memindahkan ke gedung SD dan madrasah. Genangan air yang merendam rumah warga sekitar tiga jam, lalu surut dan paginya semua warga membersihkan sisa-sisa banjir dari dalam rumah,” terangnya.

Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution yang dikonfirmasi melalui Kabag Humas dan Protokol Marwan Fauzi Ssos membenarkan kejadian banjir itu. Menurut Marwan tidak ada korban jiwa, hanya saja sebagian rumah warga terendam banjir. “Tadi (kemarin) malam sekitar pukul 9, ada puluhan rumah yang tergenang, beruntung tidak ada korban jiwa, sekarang semua warga sudah menempati rumah masing-masing,” ujar Marwan.

Informasi dihimpun, warga yang rumahnya sempat digenangi air banjir kini sudah dibersihkan dan ditempati pemiliknya. Warga mengaku perabotan dan isi rumah termasuk persediaan bahan makanan ludes ditelan banjir. Sampai sekarang belum ada bantuan apapun yang datang, khususnya bantuan beras dan bahan makanan yang sangat dibutuhkan warga saat ini.

“Bantuan apapun belum ada sampe kemari, kami sangat berharap Pemkab Madina menyalurkan bantuan bahan makanan, karena semua persediaan makanan dan uang kami ikut ditelan banjir,” sebut Ucok Lubis (33), warga Desa Muara Bangkok.

Hanyutkan Warung dan Sepedamotor
Akibat hujan deras yang mengguyur sekitar empat jam, banjir melanda lingkungan VI Paya Bolak, Kelurahan Simatorkis, Kecamatan Angkola Barat, Tapsel, Jumat (31/10) sekitar pukul 16.30 WIB.

Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun salah seorang warga mengalami luka luka karena sempat terbawa air sekitar 60 meter. Selain itu satu unit sepedamotor dan warung kopi di pinggir sungai (aek) Sisoma hanyut terbawa arus.

Camat Angkola Barat Ongku Muda Atas mengatakan, banjir bandang tersebut terjadi di lingkungan VI Paya Bolak, Kelurahan Simatorkis, Kecamatan Angkola Barat. “Hujan deras yang mengguyur wilayah ini mengakibatkan Aek Sisoma meluap dan tak mampu menampung air,” ucapnya.

Lebih lanjut, camat mengatakan, sesaat kejadian, pihaknya telah melaporkan kondisi itu kepada Bupati Tapsel H Syahrul M Pasaribu SH, dan bersama rombongan langsung menuju lokasi bencana.

Dikatakan, akibat kejadian tersebut mengakibatkan hanyutnya warung kopi milik Irwan Sihombing. Dan seorang warga bernama Zulhendri Sitompul (32), sempat hanyut terbawa arus air sejauh 60 meter, namun beruntung masih selamat dengan bertahan pada akar kayu serta diselamatkan oleh warga. “Tetapi sepedamotor miliknya sampai saat ini belum ditemukan,” ujarnya.

Selain itu sebut camat, satu musalla juga hanyut, dapur rumah warga. Bermarga Sihombing juga hanyut. “Ada 2 unit jembatan yang terbuat dari kayu dengan 15 dan 20 meter juga terbawa arus,” ujarnya, sambil menjelaskan, banjir tersebut juga merusak kebun warga sekitar namun masih didata. “Sebelumnya, lebar sungai ini hanya 10 meter, tapi saat ini sudah menjadi 20 meter,” terangnya.

Bupati Tapsel H Syahrul M Pasaribu memberikan motivasi secara langsung kondisi Zulhendiri korban yang sempat terbawa arus. Dirinya masih terbaring lemah dengan luka luka disekujur tubuhnya. Namun demikian tidak sampai dirawat di Rumah Sakit. Pada kesempatan itu, bupati meminta agar selalu tabah karena ujian dan cobaan yang diberikan Tuhan kepada umatnya pasti ada hikmah di balik semuanya.

Selanjutnya Bupati memerintahkan Camat agar setiap saat memantau perkembangannya dan bila perlu penanganan lanjutan agar secepatnya berkoordinasi dengan RSUD Tapsel.

Sementara Kabag Humasy mengatakan, berdasarkan cerita warga setempat, Roly Tanjung mengisahkan, kejadian ini akibat adanya hujan deras selama beberapa hari ini diwilayah itu, dan sudah menjadi kebiasaan bagi warga, untuk selalu singgah di warung pingir sungai tersebut, baik ketika hendak ke kebun maupun hendak pulang.

Pada awalnya mereka mendengar suara gemuruh dan melihat ke arah hulu telah datang banjir besar, mereka delapan orang yang ada di warung pinggir sungai berusaha memindahkan kretanya masing masing, tetapi naas bagi Zulhendri, beliau terseret arus sampai 60 meter.
“Dan mereka melakukan penyisiran dan menemukan dengan kondisi lemah memegang erat akar kayu di tengah sungai, lalu warga angkat dan bawa ke rumah dan mendapat perawatan,” terangnya.