DAFTAR BERITA

Kamis, 05 Juni 2014

Sekeluarga Terbakar di Paluta, 1 Meninggal

Saprilla Siregar balita warga Dusun Sibattal, Desa Pangirkiran Dolok, Kecamatan Halongonan mendapat perawatan intensif daritim medis akibat luka bakar, Rabu (4/6).(Fota:Analisa/tohong p harahap)


INFO TABAGSEL.com-Satu keluarga di Dusun Sibattal, Desa Sitonun, Kecamatan Halongonan, Kabupaten Paluta mengalami luka bakar diduga akibat ledakan minyak tanah yang berasal dari lampu teplok di rumahnya. Seorang anggota keluarga itu meninggal dunia.

Menurut korban Ahmad Suryadi Siregar, kejadian bermula Senin (5/3) sekitar pukul 18.00 WIB. Ketika itu anaknya, Putri Anggraini, murid kelas 6 SD, hendak mengisi minyak lampu teplok yang menerangi rumahnya karena hari saat itu menjelang malam.

Namun saat hendak mengisi minyak lampu, tiba­tiba api yang sedang menyala persis berada tak jauh dari lampu yang akan di isi bahan bakar menyambar minyak tanah sehingga menyebabkan jeriken minyak tanah tersebut meledak dan membakar sekujur tubuh anaknya.

“Anak saya yang paling tua sedang mengisi minyak lampu teplok. Tiba ­ tiba api dari lampu yang satu lagi menyambar jeriken minyak dan meledak mengenai anak - anak,” ujarnya, Rabu (4/6), di RSUD Paluta, Desa Aek Haruaya, Kecamatan Portibi.

Lanjutnya, api dari ledakan itu menyambar anaknya yang mengisi minyak lampu dan seorang adiknya, Saprilla Siregar, yang saat itu juga berada di samping kakaknya hingga mengakibatkan luka bakar menghampiri sekujur tubuh mereka.

Saat api menjalar di sekujur tubuh anakanaknya, Ahmad dan istrinya berusaha memadamkan api sehingga ia dan istrinya juga mengalami luka bakar di bagian tangan dan kaki. “Ketika api masih menjalar di tubuh anak-anak, saya dan istri berusaha memadamkan api sehingga kami juga mengalami luka bakar di bagian kaki dan tangan,” tambahnya sambil memperlihatkan luka bakar di bagian tangannya.

Menurut Ahmad, setelah api berhasil dipadamkan, kedua orang anaknya mengalami luka bakar yang cukup serius. Warga lainnya mulai berdatangan untuk memberi pertolongan.

Setelah berembuk dengan warga akhirnya diputuskan untuk membawa kedua anaknya ke rumah sakit, karena bidan desa yang bertugas di desa tersebut sedang tidak berada ditempat.

Karena kondisi jalan yang buruk dan jarak tempuh yang cukup jauh, korban baru bisa sampai di RSUD Paluta pada ke esokan harinya, Selasa (6/3) pada pukul 07.00 WIB. Namun sayang setelah sampai di rumah sakit, nyawa Putri Anggraini sudah tidak tertolong lagi.

“Malamnya sekitar pukul 21.00 WIB saya langsung membawa anak­anak ke rumah sakit karena bidan desa sedang tidak ada, tapi karena kondisi jalan dan jarak yang cukup jauh, baru bisa sampai tadi pagi, tapi sampai disini nyawa putri saya sudah tidak tertolong lagi,” terangnya dengan nada sedih. Kini kondisi keluarga mereka yang selamat masih terlihat terbaring dengan luka bakar yang cukup serius di seluruh bagian badannya di RSUD Gunung Tua. Sementara istrinya, Nuraini Harahap mengalami luka di kaki dan tangan. Kondisinya juga masih terbaring lemas.(Analisa)

Tidak ada komentar: