DAFTAR BERITA

Senin, 12 Mei 2014

Mulai Tahun Ajaran Baru, Buku Kurikulum 2013 Diberikan Gratis Kepada Siswa SD-SMP

INFO TABAGSEL.com-Guna penerapan Kurikulum 2013 secara masif di tahun pelajaran 2014/2015, Juli mendatang, maka yerhitung mulai tahun ajaran baru 2014-2015 nanti, para siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan memperoleh buku pelajaran untuk Kurikulum 2013 secara gratis, tanpa membayar sepeserpun.

“Di hari pertama sekolah, siswa akan menerima minimal enam buku pelajaran untuk SD dan SMP,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh usai menyampaikan paparan Kurikulum 2013 pada calon instruktur nasional, di Sorong, Papua Barat, Jumat (9/5).

Menurut Mendikbud, ia perlu menyampaikan pengumuman pembagian buku Kurikulum 2013 gratis itu secara terbuka, agar tidak terjadi pungutan, termasuk pungutan transportasi dari dinas ke sekolah, dari toko ke sekolah atau apapun.

Buku yang disiapkan untuk Kurikulum 2013, lanjut Mendikbud, dari segi kualitas tidak kalah dibandingkan dengan buku yang dijual di pasaran. Smentara dari jumlah halaman, buku paling tipis akan terdiri dari 112 halaman, dengan kertas putih.

“Saya buktikan dan saya jamin buku kurikulum baru kualitas baik. Ada 8 tema kelas 1 SD, harganya kisaran atau rata-rata Rp 8.000, itu sudah sampai di sekolah. Untuk Matematika sebanyak 400 halaman, paling mahal harganya Rp 18 ribu, di luar bisa Rp 70 ribu,” terang Mohammad Nuh.

Mengenai mekanisme pengadaan buku tersebut ke sekolah, Mendikbud M. Nuh mengemukakan, sekolah bisa langsung memesan ke percetakan sesuai dengan kebutuhan di sekolahnya, tidak perlu melalui dinas pendidikan kabupaten/kota.

Menurut Mendikbud, secara keseluruhan kebutuhan dana untuk pencetakan buku Kurikulum 2013 mencapai Rp 2,1 triliun. Namun ia memastikan, pendanaan untuk ini sudah dimasukkan dalam mekanisme Bantuan Operasional Sekolah (BOS) buku ‘on top’.

Mendikbud menjelaskan, dari hasil data dan pengamatan yang dilakukan Kemdikbud, kebutuhan sekolah untuk pengadaan buku adalah 5-10 persen dari dana BOS. “Dari situlah maka kenapa kita berikan yang namanya BOS buku, on top dari BOS itu sekitar 10 persenan. Sehingga BOS tidak semuanya dipakai untuk beli buku kurikulum tadi itu,” pungkas Mendikbud.

Tidak ada komentar: