INFO TABAGSEL.com-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku telah menerima laporan dari Dubes RI untuk Mesir Nurfaizi mengenai kabar penggulingan Presiden Mesir Mohammed Mursi pada Kamis (4/7) pukul 02.15 WIB.
"Peristiwa ini mengejutkan dunia, termasuk Indonesia. Kita berharap transisi demokrasi di Mesir bisa berlangsung baik dan damai," kata Presiden SBY melalui akun twitternya @SBYudhoyono, Kamis (4/7) pagi.
Presiden meminta seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir untuk menghindari tempat-tempat berbahaya, dan untuk tidak melibatkan diri dalam urusan domestik Mesir.
Sebagaimana diketahui, setelah didemo jutaan warganya, Presiden Mesir Mohammed Mursi telah digulingkan oleh pasukan militer setempat. Panglima Angkatan Bersenjata Mesir Jenderal Abdel Fatah Al Sisi pada Rabu (3/7) malam waktu setempat (Kamis dini hari WIB, red) mengumumkan peta jalan bagi masa depan Mesir dengan melengserkan Presiden Moursi, dan menetapkan Ketua Mahkamah Konstitusi untuk melaksanakan tugas-tugas presiden.
Militer juga membekukan konstitusi dan akan membentuk komite independen beranggotakan berbagai unsur masyarakat untuk penyusunan konstitusi baru.
Pengumuman peta jalan itu dihadiri oleh Syeikh Agung Al Azhar Prof Dr Ahmed Al Tayeb, Pemimpin Gereja Koptik Baba Tawadrous II dan tokoh Oposisi Mohamed Elbaredai dan kalangan tokoh termasuk pemuda.
Perlu Rekonsiliasi
Pada bagian lain Presiden SBY mengemukakan, bahwa dia pernah meminta Presiden AS Barack Obama dan Menlu Hillary Clinton pada tahun 2011 di Bali menyampaikan pandangannya tentang prospek demokratisasi di Mesir.
Kepada Presiden Obama, Presiden SBY mengatakan bahwa dulu militer Indonesia mendukung penuh demokratisasi, seraya melakukan reformasi internal. "Saya telah pula sampaikan pendapat serupa pada banyak kepala negara terkait perbandingan transformasi politik di Mesir dengan pengalaman di Indonesia," jelas Presiden SBY.
Presiden SBY menegaskan bahwa peran militer sangat menentukan dalam transisi demokrasi. Hal ini juga berlaku di Mesir.
"Bangsa yang baru mengalami perubahan politik yang dramatis, mesti jalankan rekonsiliasi. Tak bijak lakukan pembersihan habis-habisan," tulis Presiden SBY melalui akun twitternya @SBYudhoyono, pagi ini. (WID/ES)
Presiden meminta seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir untuk menghindari tempat-tempat berbahaya, dan untuk tidak melibatkan diri dalam urusan domestik Mesir.
Sebagaimana diketahui, setelah didemo jutaan warganya, Presiden Mesir Mohammed Mursi telah digulingkan oleh pasukan militer setempat. Panglima Angkatan Bersenjata Mesir Jenderal Abdel Fatah Al Sisi pada Rabu (3/7) malam waktu setempat (Kamis dini hari WIB, red) mengumumkan peta jalan bagi masa depan Mesir dengan melengserkan Presiden Moursi, dan menetapkan Ketua Mahkamah Konstitusi untuk melaksanakan tugas-tugas presiden.
Militer juga membekukan konstitusi dan akan membentuk komite independen beranggotakan berbagai unsur masyarakat untuk penyusunan konstitusi baru.
Pengumuman peta jalan itu dihadiri oleh Syeikh Agung Al Azhar Prof Dr Ahmed Al Tayeb, Pemimpin Gereja Koptik Baba Tawadrous II dan tokoh Oposisi Mohamed Elbaredai dan kalangan tokoh termasuk pemuda.
Perlu Rekonsiliasi
Pada bagian lain Presiden SBY mengemukakan, bahwa dia pernah meminta Presiden AS Barack Obama dan Menlu Hillary Clinton pada tahun 2011 di Bali menyampaikan pandangannya tentang prospek demokratisasi di Mesir.
Kepada Presiden Obama, Presiden SBY mengatakan bahwa dulu militer Indonesia mendukung penuh demokratisasi, seraya melakukan reformasi internal. "Saya telah pula sampaikan pendapat serupa pada banyak kepala negara terkait perbandingan transformasi politik di Mesir dengan pengalaman di Indonesia," jelas Presiden SBY.
Presiden SBY menegaskan bahwa peran militer sangat menentukan dalam transisi demokrasi. Hal ini juga berlaku di Mesir.
"Bangsa yang baru mengalami perubahan politik yang dramatis, mesti jalankan rekonsiliasi. Tak bijak lakukan pembersihan habis-habisan," tulis Presiden SBY melalui akun twitternya @SBYudhoyono, pagi ini. (WID/ES)







Tidak ada komentar:
Posting Komentar