INFO TABAGSEL.com-Sebanyak 4 Harimau di kawasan hutan Gunung Karang Putih, Desa Simpang Kiri Kecamatan Tenggelem Kabupaten Aceh Tamiang menganas. 6 warga yang mencari kayu diserang 4 harimau saat beristirahat di hutan. Dalam peristiwa itu, seorang tewas diterkam, sedangkan 5 lainnya berhasil menyelamatkan diri dengan cara memajat pohon.
Informasi yang diperoleh dari Tim SAR Aceh Timur, Jumat (5/7) menyebutkan peristiwa harimau menyerang warga di hutan itu terjadi pada Rabu malam (3/7) sekira pukul 22. 00 WIB. Dalam kejadian itu, seorang pencari kayu yang tewas tersebut diketahui bernama Dafit (28) warga Desa Simpang Kiri, Kecamatan Tenggelem. Sedangkan 5 korban yang saat ini keselamatannya masih terancam yakni Sofyandi, Mudiyono, Awaluddin, Suryadi dan Iwan. Harimau-harimau tersebut masih menunggu mereka di bawah pohon.
Ketua Tim SAR Aceh Timur, Abdul Musafir kepada wartawan menyebutkan saat kejadian tersebut, para warga sedang beristirahat di kawasan hutan karena hari sudah larut malam. Rencanannya, mereka akan melakukan perjalan pulang saat pagi hari. Namun naasnya, pada pukul 22.00 WIB, tiba-tiba muncul 4 harimau dan langsung menyergap warga.
Hal itu diketahui, kata Abdul Musafir, setelah pihak korban memberikan memberikan kabar tersebut melalui telepon kepada tim penyelamat. Menerim laporan tersebut petugas dari Tim Sar Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Taming dan rombongan langsung turun ke hutan untuk melakukan pencarian warga yang selamat.
Petugas pun telah melalui kawasan hutan dan perbukitan untuk mencapai lokasi para warga yang saat ini masih berada dalam ancaman harimau tersebut. ‘’Titik Keberadaan mereka sudah diketahui, namun hutan ini sangat luas jadi sedikit terkendala,’’katanya.
Keganasan harimau yang mengancam warga tak hanya terjadi di Aceh, tetapi juga di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatera Utara
Sebelumnya, seorang petani karet tewas dengan kepala terpisah dari badan setelah diterkam harimau. Keterangan yang diperoleh dari Direktur Eksekutif Sumatra Rainforest Institute (SRI) Rasyid Assaf Dongoran menyebutkan, kasus itu terjadi di Desa Ranto Panjang, Kecamatan Muara Batang Gadis, Mandailing Natal. Korbannya tersebut diketahui Torkis L. Pria berusia 21 tahun ini diterkam harimau saat menderes karet di kebun.
Informasi dari warga menyebutkan kasus itu terjadi pada pada 21 Juni lalu. Korban yang sehari-hari bekerja menyadap karet di kebunnya, diketahui tidak kunjung pulang. Curiga dengan kondisi itu, warga kampung kemudian melakukan pencarian pada malam itu juga dan menemukan pakaian korban yang berlumuran darah. Seterusnya dalam pencarian hingga Sabtu (22/6) dinihari. Jenazah korban kemudian ditemukan dalam keadaan terpisah kepala, badan maupun tangan.
Kasus penerkaman oleh harimau ini merupakan kali kedua dalam tahun ini. Dalam kejadian terakhir, Karman Lubis (31) tewas diterkam juga saat bekerja menyadap karet. Mayatnya ditemukan dalam keadaan tercabik dan terpisah badan dengan kepala.
Akibat keganasan harimau ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara diminta segera turun tangan melakukan tindakan penanganan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
"Di desa itu teror harimau terus terjadi dalam beberapa pekan ini, kondisi ini tentunya membuat warga cemas. Untuk iti kami minta pemprov Sumut melalui Sekda selaku ketua Tim Penanganan Mitigasi Konflik Satwa Liar dan Manusia untuk segera turun tangan," kata Direktur Eksekutif Sumatera Rainforest Institute (SRI), Rasyid Assaf Dongaran di Medan.
Ia mengatakan teror harimau di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) semakin mengganas, tak berselang satu minggu seteleh menerkam warga desa. Baru-baru ini harimau kembali menyerang seorang warga desa.
Persisnya du pinggir sungai Nainjon, tempat warga desa Rantau panjang biasa mengambil air atau mencuci pakaian. Saat iut, seorang wanita berusia 38 tahun bernama Dayah, menderita luka cakar di paha kanan dan kiri bagian depan. Meskipun terluka korban masih sempat melarikan diri dan selamat.(Andalas)
Informasi yang diperoleh dari Tim SAR Aceh Timur, Jumat (5/7) menyebutkan peristiwa harimau menyerang warga di hutan itu terjadi pada Rabu malam (3/7) sekira pukul 22. 00 WIB. Dalam kejadian itu, seorang pencari kayu yang tewas tersebut diketahui bernama Dafit (28) warga Desa Simpang Kiri, Kecamatan Tenggelem. Sedangkan 5 korban yang saat ini keselamatannya masih terancam yakni Sofyandi, Mudiyono, Awaluddin, Suryadi dan Iwan. Harimau-harimau tersebut masih menunggu mereka di bawah pohon.
Ketua Tim SAR Aceh Timur, Abdul Musafir kepada wartawan menyebutkan saat kejadian tersebut, para warga sedang beristirahat di kawasan hutan karena hari sudah larut malam. Rencanannya, mereka akan melakukan perjalan pulang saat pagi hari. Namun naasnya, pada pukul 22.00 WIB, tiba-tiba muncul 4 harimau dan langsung menyergap warga.
Hal itu diketahui, kata Abdul Musafir, setelah pihak korban memberikan memberikan kabar tersebut melalui telepon kepada tim penyelamat. Menerim laporan tersebut petugas dari Tim Sar Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Taming dan rombongan langsung turun ke hutan untuk melakukan pencarian warga yang selamat.
Petugas pun telah melalui kawasan hutan dan perbukitan untuk mencapai lokasi para warga yang saat ini masih berada dalam ancaman harimau tersebut. ‘’Titik Keberadaan mereka sudah diketahui, namun hutan ini sangat luas jadi sedikit terkendala,’’katanya.
Keganasan harimau yang mengancam warga tak hanya terjadi di Aceh, tetapi juga di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatera Utara
Sebelumnya, seorang petani karet tewas dengan kepala terpisah dari badan setelah diterkam harimau. Keterangan yang diperoleh dari Direktur Eksekutif Sumatra Rainforest Institute (SRI) Rasyid Assaf Dongoran menyebutkan, kasus itu terjadi di Desa Ranto Panjang, Kecamatan Muara Batang Gadis, Mandailing Natal. Korbannya tersebut diketahui Torkis L. Pria berusia 21 tahun ini diterkam harimau saat menderes karet di kebun.
Informasi dari warga menyebutkan kasus itu terjadi pada pada 21 Juni lalu. Korban yang sehari-hari bekerja menyadap karet di kebunnya, diketahui tidak kunjung pulang. Curiga dengan kondisi itu, warga kampung kemudian melakukan pencarian pada malam itu juga dan menemukan pakaian korban yang berlumuran darah. Seterusnya dalam pencarian hingga Sabtu (22/6) dinihari. Jenazah korban kemudian ditemukan dalam keadaan terpisah kepala, badan maupun tangan.
Kasus penerkaman oleh harimau ini merupakan kali kedua dalam tahun ini. Dalam kejadian terakhir, Karman Lubis (31) tewas diterkam juga saat bekerja menyadap karet. Mayatnya ditemukan dalam keadaan tercabik dan terpisah badan dengan kepala.
Akibat keganasan harimau ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara diminta segera turun tangan melakukan tindakan penanganan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
"Di desa itu teror harimau terus terjadi dalam beberapa pekan ini, kondisi ini tentunya membuat warga cemas. Untuk iti kami minta pemprov Sumut melalui Sekda selaku ketua Tim Penanganan Mitigasi Konflik Satwa Liar dan Manusia untuk segera turun tangan," kata Direktur Eksekutif Sumatera Rainforest Institute (SRI), Rasyid Assaf Dongaran di Medan.
Ia mengatakan teror harimau di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) semakin mengganas, tak berselang satu minggu seteleh menerkam warga desa. Baru-baru ini harimau kembali menyerang seorang warga desa.
Persisnya du pinggir sungai Nainjon, tempat warga desa Rantau panjang biasa mengambil air atau mencuci pakaian. Saat iut, seorang wanita berusia 38 tahun bernama Dayah, menderita luka cakar di paha kanan dan kiri bagian depan. Meskipun terluka korban masih sempat melarikan diri dan selamat.(Andalas)







Tidak ada komentar:
Posting Komentar