DAFTAR BERITA

Rabu, 22 Mei 2013

Toke Getah Ditembak di Dalam Mobil saat Bertelepon


INFO TABAGSEL.com-“Tolong hamu au..Tolong hamu au. Madung hona tembak au. Naik kareta na  manembak au.Tolong hamu au. (Tolong aku…Tolong aku… Kena tembak aku. Naik kreta yang menembakku.
Tolong aku!” teriak Sangkot Siregar (55), via handphone kepada Mara Sutan (35), anggota kepercayaannya, usai ditembak di Desa Sipenggeng, Senin (20/5) sekira pukul 19.00 WIB.
Teriakan itu masih terngiang di ingatan Mara. Sebelum kejadian, ia masih sempat bertelepon dengan Sangkot Siregar. Keduanya membicarakan bisnis getah.
Dan, sampai tokenya berteriak-teriak minta tolong pun, mereka masih berkomunikasi. Mara adalah orang kepercayaan korban. Ia bertanggung jawab urusan timbang-menimbang getah.
Kepada METRO, Selasa (21/5) sekitar pukul 03.00 WIB, Mara menceritakan kejadian yang menimpa bosnya. Kata Mara, sebelum peristiwa ala koboy itu terjadi, ia masih sempat berkomunikasi dengan korban melalui handphone.
Menurut Mara, saat mereka bertelepon, korban sedang menyetir mobil Fortuner hitam BB 1007 HC. Diketahui, korban baru saja pulang dari pabrik getah di daerah Panompuan, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapsel, untuk mengambil uang hasil penjualan getah karetnya bersama Ucok Pane, warga Sianggunan, Kecamatan Batang Toru, yang juga diketahui sebagai orang dekat dan kepercayaannya korban.
Menuju jalan pulang dari Kota Psp ke arah Batang Toru, tepatnya di Desa Sianggunan, Ucok turun terlebih dahulu. Selanjutnya, tinggal korban seorang diri di mobil. Sambil bertelepon dengan Mara, ketika melewati sebuah jalan rusak di Desa Sipenggeng Kecamatan Batang Toru atau kurang lebih 4 kilometer lagi sampai Pasar Batang Toru, tiba-tiba saja korban berteriak-teriak dan meminta tolong kepada Mara.
Mendengar itu, Mara langsung menyampaikannya kepada W Daulay (44), warga Hapesong Baru, Kecamatan Batang Toru yang kebetulan bersamanya, untuk segera melihat korban. Selanjutnya W Daulay menuruti permintaan Mara dan menuju Desa Sipenggeng tempat korban ditembak.
Menurut W Daulay, ketika sampai di lokasi kejadian, korban sudah dibawa ke Klinik Rizky di Batang Toru oleh anggota DPRD Tapsel bernama Mura Siregar.
Menurutnya, setelah korban tertembak, korban masih sanggup menyetir mobil. Dan dari arah berlawanan saat itu ada dua mobil yang membawa rombongan perawat dari Sibolga.
Saat itu, mobil korban  terlihat sudah tidak terkontrol lagi dan hampir menabrak mobil rombongan yang lewat tersebut. Kebetulan, Mura Siregar yang akan melintas menuju arah yang sama dengan korban, berhenti begitu melihat keramaian dan menghampirinya.
Selanjutnya, Mura yang mengenal korban langsung meminta tolong para perawat untuk membantunya membawa korban menuju klinik di Batang Toru.
Sesampai di klinik, pihak klinik menyarankan agar korban secepatnya dibawa ke RSUD Kota Psp karena lukanya sangat parah. Lalu, tanpa menunggu panjang, W Daulay langsung mengambil alih supir ambulans klinik.
Naas, sebelum tiba di RSUD Psp, korban sudah menghembuskan nafas terakhir ketika dalam perjalanan tepatnya di daerah kelok lima. “Kita sudah berupaya untuk menyelamatkan korban, tapi takdir berkata lain,” ucap Daulay sedih.
Senjata Jenis FN
Sementara itu, Kasat Reskrim AKP Wilson Pasaribu, menjelaskan, sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan penyelidikan dan pengembangan. Ia berharap media untuk bersabar dan menunggu hasilnya.
“Kita tidak mau sampai kehilangan target akibat pemberitaan yang mengatakan tentang keberadaan tersangka. Jadi mohon maaf kami belum bisa memberi keterangan soal itu,” kilahnya.
Wilson menambahkan, hasil olah TKP yang telah dilakukan, dari selongsong peluru yang ditemukan pihak Polres Tapsel menduga bahwa senjata yang digunakan oleh tersangka diduga senjata api jenis FN.
“Hasil dari olah TKP yang telah dilakukan kami menduga bahwa senjata yang digunakan tersangka adalah senjata api jenis FN,” papar Wilson.
Olah TKP
Sebelumnya, kemarin siang sekitar pukul 13.00 WIB, Polsek Batang Toru yang dipimpin Kanit Reskrim Agus M Butarbutar datang untuk melakukan olah TKP. Polisi yang datang ke TKP berjumlah 3 orang. Setelah polisi sampai ke TKP, Kanit Reskrim Polsek Batang Toru mengatakan kepada METRO supaya mereka jangan diganggu.
“Jangan dulu ganggu kami,” ungkap Agus M Butarbutar saat baru tiba di lokasi.
Mereka terlihat mengukur dan menelusuri jalan yang rusak dan membawa papan bertuliskan identifikasi. Ketiga personil Polsek Batang Toru ini berada di lokasi sekitar setengah jam atau hingga pukul 13.30 WIB.
Kaca Mobil Tidak Pecah
Di  Polsek Batang Toru, tampak mobil Fortuner BB1007 HC milik korban. Mobil tersebut terlihat utuh dan tidak ada yang pecah baik kaca depan maupun samping. Namun, di bagian depan mobil terlihat sedikit ringsek. Setelah itu METRO langsung menuju ruangan Kanit Reskrim untuk meminta keterangan terkait penembakan tersebut.
Kanit Reskrim Polsek Batang Toru Agus M Butarbutar SH mengatakan, semua berkas tentang kasus penembakan yang terjadi Senin (20/5) malam sudah diberikan kepada Humas Polres Tapsel.
“Sebaiknya kamu tanya saja ke Humas Polres, karena data yang diperoleh sudah diberikan kepada Humas Polres, karena perintah  untuk mengekspos belum ada datang dari dari Polres,” ungkapnya.
Terjadi Ledakan seperti Ban Pecah
Saksi mata kejadian Amon Lauli (35) menyebutkan, kejadian perampokan yang dialami korban Sangkot Siregar didahului ledakan kuat seperti ban pecah. Mendengar bunyi itu, Amon Lauli ke luar dari rumahnya dan mendekat ke lokasi.
Selasa (21/5) sekira pukul 13.00 WIB, METRO menemui Amon. Menurutnya, Senin (20/5) sekira pukul 19.00 WIB tepatnya setelah Magrib, ada suara ledakan terjadi, dan di saat bersamaan setelah itu ada lewat satu pengendara sepedamotor berboncengan.
“Setelah saya dengar ledakan tersebut, saya langsung keluar rumah. Saya kira ada ban pecah. Saat bersamaan, lewat pengendara kreta (baca; sepedamotor) bebek berboncengan. Saya tidak memerhatikan orangnya, saya hanya melihat ban kreta mereka saja,” ungkapnya.
“Setelah pengendara kreta itu pergi, datang mobil plat merah dari arah berlawanan dan berhenti di depan rumah saya. Sebab, kalau ada mobil sama- sama datang dari arah berlawanan, maka salah satu mereka harus berhenti,” jelasnya.
Ia menambahkan, mobil dari arah Psp yaitu Fortuner melaju pelan-pelan. Seketika itu juga mobil tersebut menabrak mobil plat merah yang ada di depannya. Dan, penumpang yang ada di dalam mobil langsung keluar melihat orang yang menabrak mobil yang mereka tumpangi.
“Penumpang yang ada di dalam mobil plat merah itu, keluar untuk melihat orang yang menabrak mobil yang mereka tumpangi. Mereka pun teriak; ada orang tertembak, ada orang tertembak,” lanjutnya.
“Saat itu belum ada yang berani menyentuhnya, baru ada orang datang (anggota DPRD Mura Siregar,red). Katanya dia mengenal korban dan disuruhnya diangkat ke mobilnya supaya dibawa ke klinik terdekat. Setelah itu kami mengangkat si korban ke mobil, dan mereka semua langsung pergi membawa korban,” pungkasnya.
Pantauan METRO, lokasi penembakan terlihat sunyi. Terlihat jalan rusak sekitar 100 meter. Di sekeliling TKP terhampar  kebun sawit dan jauh dari pemukiman warga.
Kalau  arah Batang Toru sekitar 500 meter dari pemukiman warga. Sedangkan arah Psp sekitar 1 kilometer dari permukiman warga.
Namun di sekitar TKP tersebut ada beberapa orang suku Nias yang tinggal di sekitar kebun sawit dengan membangun gubuk atau rumah kecil.
Istri Tua Menangis, Istri Muda Lebih Tegar
Kedua istri korban; Hj Siti Rahma boru Harahap (60) dan Rasmi, tiba di IGD RSUD Kota Padangsidimpuan, Selasa (21/5) dinihari sekitar pukul 00.30 WIB. Mereka datang bersama sejumlah kerabat yang lain dengan menggunakan Kijang Innova warna hitam.
Hj Siti Rahma, istri tua korban terlihat sangat terpukul. Ia menangis sesenggukan melihat jenazah suaminya, bahkan nyaris pingsan hingga terpaksa dipapah ke dalam IGD. Dari Hj Siti Rahma, korban memiliki tiga anak  perempuan dan semuanya telah menikah.
“On sudena madung suratan ni Tuhan mon, tinggal on ma dalan-dalan na. (Ini semua sudah ketentuan Tuhan, ini lah jalan yang diberikanNya ),” ratap istri korban di samping jenazah suaminya.
Sementara istri muda korban, Rasmi mengikut di belakang sambil menggendong anak kecil. Rasmi yang ditaksir berusia 35 ini, juga terlihat menangis. Namun, tidak sesedih istri tua korban yang menangis sesunggukan. Ia, tidak mau diwawancarai. “Dari mana, oh dari media, saya tidak mau,” ujarnya sambil berlalu.
Tidak lama berselang, beberapa saudara kandung korban berdatangan ke IGD. Mereka juga langsung menangis histeris melihat jenazah korban. “Aha do ma hua tu ibotokkon. Ise do na mambaen songonon ibotokkon. (Apa yang terjadi sama saudaraku ini. Siapa yang membuat dia seperti ini),” ratap adik korban boru Siregar.
Sekitar pukul 01.15 WIB, disaksikan Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu dan Wakapolres Kompol Zainnuddin SAg, jenazah korban dibawa ke RSU Djasamen Saragih Kota Siantar untuk diotopsi.
Saat diberangkatkan, istri tua korban dan saudara-saudara korban yang lain kembali menangis.
“Pature Uda mon Amang! Pature uda mon Amang ! songonan ma di baen halai tusia. (Uruslah Bapak mu ini, uruslah  Bapak mu ini. Beginilah dibuat orang itu sama dia), “ ratap adik perempuan korban sambil memeluk Bupati Tapsel.
“Olo, upature do, makana ison au dohot Wakapolres. (Iya, kuurusnya ini, makanya di sini saya sama Wakapolres),” jawab Syahrul.
Korban, Keluarga Bupati Tapsel
Ternyata Sangkot Siregar (55), yang tewas ditembak di Desa Sipenggeng Batang Toru, masih terhitung keluarga Bupati Tapsel Syahrul M Pasaribu.
Orang nomor satu di Tapsel ini, rela menunggu di IGD RSUD Psp selama tiga jam dan ikut memberangkat  jenazah korban untuk diotopsi ke RSUD Djasamen Saragih di Kota Pematangsiantar.
“Saya atas nama Bupati Tapsel, berbelasungkawa atas peristiwa yang sampai merenggut nyawa kerabat dan warga saya, almarhum Bapak Sangkot Siregar. Saya ucapkan terima kasih juga kepada pihak kepolisian yang cepat tanggap.
Semoga pelaku segera tertangkap,” ucap Syahrul, Selasa (22/5) sekira pukul 01.00 WIB, di RSUD Psp. Atas kejadian tersebut, ia mengimbau seluruh warga Tapsel dan Kota Psp untuk lebih waspada, dan harus melaksanakan sistem keamanan lingkungan (Siskamling) guna mengantipasi kejadian yang sama.
Pantauan METRO, Senin (20/5) sekitar pukul 22.30 WIB, Bupati Tapsel H Syahrul Pasaribu tampak hadir di ruangan IGD RSUD Kota Psp, didampingi beberapa kepala SKPD.
Bupati mengenakan baju kemeja putih, celana panjang, kopiah hitam, dan sendal. Syahrul masuk ke ruangan IGD dan langsung menemui keluarga korban.
Sembari berbincang dan menanyakan bagaimana peristiwa itu bisa terjadi, Syahrul juga tampak memberikan semangat kepada keluarga korban untuk bersabar dan tabah menghadapi cobaan ini.
Rocky Gultom, Menantu Korban: Saya Duga Ada Kaitandengan Jual Beli Tanah
Menantu korban, Rocky Gultom (25), tidak menyangka mertuanya meninggal begitu cepat. Ditemui di Polres Tapsel, Selasa (21/5) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, Rocky menceritakan, pada waktu kejadian ia sedang berada di Batang Toru.
Ia terkejut ketika melintas di depan Polsek Batang Toru. Sebab, ia melihat Fortuner BB 1007 warna hitam milik mertuanya terparkir di halaman Kantor Polsek. Spontan, ia langsung berhenti dan bertanya kepada petugas, perihal mobil mertuanya tersebut.
Begitu mendengar penjelasan dari petugas. Rocky kembali ke rumah menjemput istrinya lalu bergerak menuju RSUD Kota Psp. “Saya kira tulang enggak papa. Kata petugas di Polsek Batang Toru hanya luka ringan di bagian lengan,” ujar Rocky.
Namun, sebelum sampai di RSUD Kota Psp, Rocky mendapat telepon yang mengabarkan kalau ayah istrinya itu sudah meninggal dan berada di Ruangan IGD Kota Psp. “Masih sempat aku lihat sebelum dibawa ke Siantar.
Ada luka bolong pada lengan dekat bahu kanannya tembus ke bagian rusuk kanan,” ucap Rocky. Ketika ditanya, mengenai sikap dan bagaimana mertuanya dalam keseharian? Rocky mengatakan, mertuanya sangat bermasyarakat dan baik kepada keluarga.
“Tulang orangnya bermasyarakat dan bergaul. Jadi saya heran juga kenapa bisa sampai seperti ini,” kata Rocky. “Saya menduga, kematian tulang ada kaitannya dengan hobinya yang suka jual beli tanah.
Sampai-sampai tanahnya ada di mana-mana. Saya dan keluarga berharap kepada polisi agar segera mengungkap kasus ini dan menemukan para tersangka,” tegas Rocky.
Anggota DPRD Selamatkan Rp252 Juta Milik Korban
Sementara itu, Anggota DPRD Tapsel Mura Siregar mengaku, sesaat sebelum peristiwa penembakan terjadi, ia melintas di lokasi kejadian. Dan, sesudah penembakan, Mura Siregar sempat menyelamatkan uang korban sebanyak Rp252.295.000.
Ditemui METRO di rumahnya, Selasa (21/5), Mura bercerita, di dalam perjalanan tepatnya di Desa Sipenggeng, Kecamatan Batang Toru, dia menatap dari kejauhan ada mobil Fortuner yang menabrak mobil  lain dengan posisi saling berlawanan.
Setelah dia mendekati mobil tersebut ternyata, dia mengenali pemilik mobil yaitu Sangkot Siregar. “Saya melihat dari kejauhan almarhum menabrak mobil lain yang di depannya.Ternyata mobil tersebut milik Dinas Kesehatan Pemkab Tapsel BB1012  yang membawa perawat PKL dari Sibolga.
Selanjutnya, saya langsung turun mendekati mobil tersebut. Ternyata almarhum sudah terluka parah di bagian lengannya seperti tertembak,” ungkapnya.
“Saat itu juga saya dan perawat memindahkan Sangkot ke mobil saya supaya langsung dibawa ke klinik terdekat. Setelah korban dipindahkan ke mobil saya, almarhum menyuruh saya mengambil duit di bangku belakang.
Dalam perjalanan saya menelepon keluarga korban supaya datang ke Klinik Rizki. Itu klinik yang paling dekat dengan TKP,” jelasnya. Dia menambahkan, sesampainya di Klinik Rizki, korban tidak langsung dirawat melainkan dipindahkan ke ambulans klinik untuk dibawa ke RSUD Kota Psp.
“Korban tidak sempat diperiksa di klinik Rizki karena lukanya sangat parah. Dokter langsung menyuruh supaya secepatnya dibawa ke RSUD Psp,” ungkapnya.
Setelah korban dibawa ke Kota Psp, Mura Siregar beranjak ke rumahnya dan membawa tas berisi uang milik korban. Sementara mobil Fortuner milik korban dibawa seorang perawat dari Klinik Rizki ke Polsek Batangtoru.
Dia menambahkan, Selasa pagi, dia diperiksa petugas Polsek Batangtoru  untuk dimintai keterangan tentang kasus penembakan tersebut. Dan sejumlah barang bukti uang yang diamankannya terlebih dahulu.
“Saya dimintai  polisi keterangan tadi (kemarin) pagi di Polsek, sekaligus memberikan barang bukti uang senilai Rp252.295.000 yang sekarang sudah diamankan Polsek,” pungkasnya.
Dimakamkan Hari Ini
[Oryza Pasaribu]
Suasana rumah duka korban tampak dari luar.
Sangkot Siregar, toke getah yang tewas setelah ditembak akan dimakamkan hari ini, Rabu (22/5) di Pemakaman Umum Muslim Pasar Batangtoru. Kemarin, rumah korban ramai dikunjungi pelayat. Padahal, jenazah korban masih di Pematangsiantar untuk keperluan otopsi.
“Mama (mertua perempuan) belum bisa diwawancarai saat ini. Saya sendiri belum bisa mengajak mama bicara. Setelah situasi tenang saja kamu wawancarai mama,” kata menantu korban, Rocky Gultom, kepada METRO, di rumah duka, Selasa (21/5).
Menurut Rocky, semua keluarganya masih berada di Siantar untuk mengawal otopsi jenazah. “Istri, adek-adek ipar saya masih berada di sana. Semua berangkat mengawal otopsi jenazah mertua saya. Dan, yang tinggal di rumah ini hanya saya dan mertua perempuan.
Kemungkinan jenazah akan sampai malam hari dan tulang akan dikebumikan besok siang (hari ini, red) karena masih ada lagi acara adat yang akan dilaksanakan,” ungkapnya. (Metrotasiantar)

Tidak ada komentar: