DAFTAR BERITA

Sabtu, 26 Januari 2013

Lukisan Kebun Teh PTPN IV,lukisan terbesar versi MURI

 hamparan kebun teh PT Perkebunan Nusantara IV, Sumatera Utara


INFO TABAGSEL.com-Lukisan hamparan kebun teh PT Perkebunan Nusantara IV, Sumatera Utara, dengan bahan bubuk teh mendapat rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai lukisan terbesar dan kreatif.

“Yah, benar, PTPN (Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara) IV dapat rekor MURI dari lukisan hamparan kebun teh Sidamanik PTPN IV dengan bahan bubuk teh terbesar yang dikerjakan pengrajin dan seniman binaan manajemen,” kata Humas PTPN IV, Syahrul Siregar, yang dikonfirmasi ANTARA soal peraihan MURI itu melalui telepon selularnya di Medan, Sabtu.

Manajemen senang dengan peraihan rekor MURI itu karena mengandung banyak makna mulai dari menunjukkan komitmen PTPN IV mempertahankan dan meningkatkan kualtas hasil tanaman tehnya hingga kemampuan membina dan mewujudkan kreativitas pengrajin binaan perusahaan.

Menurut dia, dewasa ini, selain berupaya memaksimalkan kinerja perusahaan dan membina serta meningkatkan sumber daya manusia (SDM) perusahaan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu berupaya mendorong pengrajin binaan untuk meningatkan kreativitas.

PTPN IV mendukung program pemerintah dalam soal ekonomi kreatif yang bertujuan mempercepat peningkatan ekonomi masyarakat dan negara.

Koordinator Lukisan Hamparan Kebun Teh PTPN IV itu, Syafri Ali, menyebutkan bahwa lukisan di atas kain kanvas berukuran 4X12 meter yang rampung dikerjakan selama 21 hari (14 Desember 2012 s.d. 4 Januari 2013) itu dikerjakan tujuh orang yang terdiri atas pengrajin dan seniman.

Lukisan yang menggambarkan suasana kebun teh di Kebun Sidamanik milik PTPN IV itu menghabiskan 120 kg bubuk teh, sebagian besar atau hampir 80 persen di antaranya merupakan bubuk teh sisa yang dikumpulkan dari sejumlah warung kopi (warkop) di Medan, mulai dari Warkop Harapan, Warkop Jalan Halat, Amaliun, dan Jalan Puri.

“Bisa dikatakan gratislah bubuk teh itu karena kami hanya sekadar memberi ‘uang rokok’ kepada pemilik warkop yang memberikan bubuk teh bekas itu,” kata Syafri yang merupakan pengrajin dari “Syaf Handycraft” yang sudah cukup dikenal di Medan.

Bubuk teh sisa itu disortir untuk menghilangkan sampah, seperti batang rokok dan kulit telur, kemudian mendapat proses pengeringan alami menggunakan panas matahari sebelum digunakan untuk lukisan tersebut.

Dijelaskan, awalnya lukisan itu diperkirakan rampung satu bulan, tetapi nyatanya tidak sampai alias hanya 21 hari.

Menyoal biaya lukisan yang idenya mucul saat berkumpul di Taman Budaya Medan itu dan mendapat dukungan penuh dari PTPN IV, menurut Syafri, berkisar Rp165 juta

Tidak ada komentar: