INFO TABAGSEL.com-Kelompok terbang (Kloter) 10 embarkasi Medan yang berasal dari Kota Padangsidimpuan dijadwalkan Tiba di Bandara Polonia Sabtu Besok 10 November 2012, pukul 17.00 WIB. Hari ini, Jumat 9 Nopember 2012 seluruh jamaah sudah berada di kota Jeddah,Arab Saudi.Mereka sedang menunggu giliran untuk masuk ke Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah yang sedang mencapai puncak kepadatan.
Sementara itu,Rata-rata pemulangan jamaah dari Bandara King Abdul Azis Jeddah ke tanah
air tertunda di atas dua jam, ada satu penerbangan yang tertunda hampir
enam jam.
Kepala Daerah Kerja Jeddah Ahmad Abdullah di Jeddah, Jumat, mengatakan
dirinya belum mengetahui penyebab keterlambatan lepas landas tersebut.
Hingga saat ini sudah 145 kelompok terbang dengan 58.696 anggota jamaah
yang pulang ke tanah air dengan menggunakan pesawat Saudia dan Garuda
dari Jeddah.
Rata-rata kelompok terbang yang kembali ke tanah air melalui Terminal Haji Timur dan Barat King Abdul Azis sebanyak 15-20 kelompok terbang. Angka tersebut akan stabil hingga 15 November mendatang, setelah itu penerbangan Saudia akan lepas landas dari Madinah.
Pada kesempatan itu Abdullah juga sudah berkomunikasi dengan Daker Makkah agar pemberangkatan dari kota suci tersebut dilakukan sesuai jadwal agar tidak terjadi penumpukan jamaah di hotel transit Jeddah.
Daker Jeddah mempersiapkan enam hotel transit dan tiga hotel cadangan. Ketiga hotel cadangan tersebut sudah dipergunakan karena aliran jamaah dari Makkah cukup banyak.
Ketika menyinggung masih banyak barang bawaan jamaah yang tidak terangkut, Abdullah mengatakan meskipun sudah diingatkan berulang-ulang tetapi selalu ada saja jamaah yang membawa barang berlebih.
Dampaknya, petugas Garuda dan Saudia terpaksa menyisihkan barang tersebut agar kapasitas pesawat tidak berlebih dan membahayakan penerbangan.
Berdasarkan pemantauan, masih ditemukan barang-barang yang seharus tidak perlu dibawa tetapi disimpan dalam tas ekstra seperti kantung plastik (kresek), gantungan baju, sabun mandi dan sabun cuci serta barang remeh temeh lainnya.
“Kepada petugas kami imbau agar dalam merazia hendaknya dilakukan dengan sopan karena mereka tamu Allah dan bangsa sendiri,” kata Abdullah.
Sementara kasus jamaah yang menyimpam air zam-zam dalam koper tidak terjadi lagi karena pemberitaan media dinilai efektif memberikan informasi bahwa tindakan itu dilarang oleh peraturan penerbangan internasional dan membahayakan penerbangan.
“Alhamdulillah, tidak ada lagi kasus koper berisi air zam-zam seperti pada kelompok terbang SUB-01 Surabaya sehingga 236 koper harus dibongkar untuk mengeluarkan ratusan air zam-zam yang dikemas dalam jerigen dan botol plastik,” kata Abdullah.
Rata-rata kelompok terbang yang kembali ke tanah air melalui Terminal Haji Timur dan Barat King Abdul Azis sebanyak 15-20 kelompok terbang. Angka tersebut akan stabil hingga 15 November mendatang, setelah itu penerbangan Saudia akan lepas landas dari Madinah.
Pada kesempatan itu Abdullah juga sudah berkomunikasi dengan Daker Makkah agar pemberangkatan dari kota suci tersebut dilakukan sesuai jadwal agar tidak terjadi penumpukan jamaah di hotel transit Jeddah.
Daker Jeddah mempersiapkan enam hotel transit dan tiga hotel cadangan. Ketiga hotel cadangan tersebut sudah dipergunakan karena aliran jamaah dari Makkah cukup banyak.
Ketika menyinggung masih banyak barang bawaan jamaah yang tidak terangkut, Abdullah mengatakan meskipun sudah diingatkan berulang-ulang tetapi selalu ada saja jamaah yang membawa barang berlebih.
Dampaknya, petugas Garuda dan Saudia terpaksa menyisihkan barang tersebut agar kapasitas pesawat tidak berlebih dan membahayakan penerbangan.
Berdasarkan pemantauan, masih ditemukan barang-barang yang seharus tidak perlu dibawa tetapi disimpan dalam tas ekstra seperti kantung plastik (kresek), gantungan baju, sabun mandi dan sabun cuci serta barang remeh temeh lainnya.
“Kepada petugas kami imbau agar dalam merazia hendaknya dilakukan dengan sopan karena mereka tamu Allah dan bangsa sendiri,” kata Abdullah.
Sementara kasus jamaah yang menyimpam air zam-zam dalam koper tidak terjadi lagi karena pemberitaan media dinilai efektif memberikan informasi bahwa tindakan itu dilarang oleh peraturan penerbangan internasional dan membahayakan penerbangan.
“Alhamdulillah, tidak ada lagi kasus koper berisi air zam-zam seperti pada kelompok terbang SUB-01 Surabaya sehingga 236 koper harus dibongkar untuk mengeluarkan ratusan air zam-zam yang dikemas dalam jerigen dan botol plastik,” kata Abdullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar