Palangka Raya (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menggandeng media, baik cetak maupun elektronik untuk membantu sosilisasi pendidikan karakter bangsa kepada pelajar di beberapa provinsi Indonesia.
"Ada kegiatan kami yang langsung melibatkan media untuk mengkampanyekan apa yang menjadi sasaran kita terkait karakter bangsa,dengan mengundang perwakilan siswa dari sekolah masing-masing," kata Kepala Seksi Penanaman Nilai Budaya Kemendikbud RI Binsar Simanulang di Palangka Raya, Minggu.
Tidak hanya itu saja, dalam rangka pembangunan karakter bangsa, pihaknya juga melakukan beberapa hal yakni memberikan pelatihan kepada guru dengan harapan nantinya akan menularkan pengetahuan yang telah diperolehnya kepada siswa di sekolah masing-masing.
Kemudian melakukan pembinaan dan melatih komunitas adat di sekolah agar tetap melestarikan kebudayaan, mengembangkan kebudayaan dan bisa tetap hidup mandiri dalam ekonomi yang baik dalam hal berkebudayaan.
Selanjutnya, kebudayaan desa bersih, dengan mengadakan lomba kebersihan tingkat sekolah dasar dan desa atau kelurahan pada lima provinsi.
Diakuinya, karakter siswa sudah mulai luntur bahkan bisa dikatakan parah, dengan seringnya terjadi tawuran di beberapa daerah terutama kota besar menunjukkan nilai-nilai persaudaraan telah hilang.
Meskipun demikian, dia tetap merasa bangga karena secara umum karakter bangsa masih baik, dengan adanya kegiatan positif yang dilakukan para pelajar.
Dengan adanya sosialiasi pendidikan karakter bangsa kepada para pelajar baik secara langsung dan tidak langsung, diharapkan dapat membekali siswa mengenai budi pekerti luhur dan karakter bangsa.
Kendati, pendidikan karakter bangsa, belum mempunyai kurikulum khusus yang saat ini hanya disisipkan dalam mata pelajaran,
namun upaya ini bisa selalu mengingatkan siswa mengenai pendidikan karakter dan bisa diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga mengembalikan karakter yang mulai luntur.
Pembantu Rektor I Universitas Palangka Raya Kumpiadi Widen meminta kepada Dinas Pendidikan di kabupaten/kota untuk kembali mengintentifkan dan mengaplikasikan budaya huma betang di sekolah-sekolah.
Di sinilah, kata dia, diperlukan komitmen yang tegas untuk menegakkan disiplin dan etika sekolah dengan aturan yang sesuai dengan nilai-nilai karakter, meskipun dimulai dari hal yang dianggap sepele.
"Bersalaman baik dengan guru dan teman, harus biasa dilakukan, yang saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang menanamkan budaya ini," katanya.
Tidak dipungkirinya, tidak hanya nilai karakter yang mulai luntur, jiwa gotong royong dan saling tolong menolong pun telah tergerus zaman, namun semua itu bukan alasan tidak bisa mengembalikan nilai-nilai tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kalimantan Tengah Saydina Ali, menyatakan, memang kearifan lokal seperti huma betang sudah disisipkan dalam pelajaran, namun secara jujur diakuinya siswa masih belum mengetahui filosofinya.
"Huma betang kalau diceritakan secara jujur, menerima keragaman dan rasa kebersamaan, di dalam huma betang banyak masyarakat yang tinggal di sana, tetapi semangat gotong-royongnya akan diimplementasikan kepada masyarakat luas ataupun siswa," tuturnya.
"Ada kegiatan kami yang langsung melibatkan media untuk mengkampanyekan apa yang menjadi sasaran kita terkait karakter bangsa,dengan mengundang perwakilan siswa dari sekolah masing-masing," kata Kepala Seksi Penanaman Nilai Budaya Kemendikbud RI Binsar Simanulang di Palangka Raya, Minggu.
Tidak hanya itu saja, dalam rangka pembangunan karakter bangsa, pihaknya juga melakukan beberapa hal yakni memberikan pelatihan kepada guru dengan harapan nantinya akan menularkan pengetahuan yang telah diperolehnya kepada siswa di sekolah masing-masing.
Kemudian melakukan pembinaan dan melatih komunitas adat di sekolah agar tetap melestarikan kebudayaan, mengembangkan kebudayaan dan bisa tetap hidup mandiri dalam ekonomi yang baik dalam hal berkebudayaan.
Selanjutnya, kebudayaan desa bersih, dengan mengadakan lomba kebersihan tingkat sekolah dasar dan desa atau kelurahan pada lima provinsi.
Diakuinya, karakter siswa sudah mulai luntur bahkan bisa dikatakan parah, dengan seringnya terjadi tawuran di beberapa daerah terutama kota besar menunjukkan nilai-nilai persaudaraan telah hilang.
Meskipun demikian, dia tetap merasa bangga karena secara umum karakter bangsa masih baik, dengan adanya kegiatan positif yang dilakukan para pelajar.
Dengan adanya sosialiasi pendidikan karakter bangsa kepada para pelajar baik secara langsung dan tidak langsung, diharapkan dapat membekali siswa mengenai budi pekerti luhur dan karakter bangsa.
Kendati, pendidikan karakter bangsa, belum mempunyai kurikulum khusus yang saat ini hanya disisipkan dalam mata pelajaran,
namun upaya ini bisa selalu mengingatkan siswa mengenai pendidikan karakter dan bisa diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga mengembalikan karakter yang mulai luntur.
Pembantu Rektor I Universitas Palangka Raya Kumpiadi Widen meminta kepada Dinas Pendidikan di kabupaten/kota untuk kembali mengintentifkan dan mengaplikasikan budaya huma betang di sekolah-sekolah.
Di sinilah, kata dia, diperlukan komitmen yang tegas untuk menegakkan disiplin dan etika sekolah dengan aturan yang sesuai dengan nilai-nilai karakter, meskipun dimulai dari hal yang dianggap sepele.
"Bersalaman baik dengan guru dan teman, harus biasa dilakukan, yang saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang menanamkan budaya ini," katanya.
Tidak dipungkirinya, tidak hanya nilai karakter yang mulai luntur, jiwa gotong royong dan saling tolong menolong pun telah tergerus zaman, namun semua itu bukan alasan tidak bisa mengembalikan nilai-nilai tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kalimantan Tengah Saydina Ali, menyatakan, memang kearifan lokal seperti huma betang sudah disisipkan dalam pelajaran, namun secara jujur diakuinya siswa masih belum mengetahui filosofinya.
"Huma betang kalau diceritakan secara jujur, menerima keragaman dan rasa kebersamaan, di dalam huma betang banyak masyarakat yang tinggal di sana, tetapi semangat gotong-royongnya akan diimplementasikan kepada masyarakat luas ataupun siswa," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar