(FOTO ANTARA/Rosa Panggabean) |
Jakarta
(ANTARA News) - Presiden Susilo Yudhoyono, di Istana Merdeka, Senin
malam, akhirnya angkat bicara soal perselisihan KPK dan Kepolisian
Indonesia belakangan ini. "Tentang kasus pengadaan simulator SIM
ditangani KPK," katanya, kepada pers.
Keterangan
pers itu sudah ditunggu-tunggu karena perselisihan KPK dan Kepolisian
Indonesia meruncing, berujung pada perintah penahanan penyidik KPK,
Komisaris Polisi Novel Baswedan, di Kantor KPK, Jumat malam lalu
(5/10).
Baswedan adalah perwira polisi aktif
yang ditugaskan menjadi penyidik di KPK dan kini sedang menyidik dugaan
korupsi simulator SIM di Kepolisian Indonesia.
Bahkan
Yudhoyono menyatakan, "Waktunya tidak tepat dan caranya tidak tepat,"
terkait perintah dari Kepolisian Indonesia dan cara penahanan Baswedan
itu tempo hari.
Kasus korupsi simulator SIM
itu melibatkan seorang petinggi Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal
Polisi Djoko Susilo, yang kini dalam status tersangka.
Sejak
kasus itu diendus KPK berupa penggeledahan dan penyitaan barang-barang
bukti di Markas Besar Kepolisian Indonesia, polisi sempat memberi
respons kurang kooperatif.
Saat memberi keterangan pers ini, Yudhoyono mengulas balik "sejarah" kerja sama dan koordinasi KPK dan Kepolisian Indonesia.
Tentang
kasus korupsi simulator SIM ini, katanya, dia bertemu dengan Ketua KPK,
Abraham Samad, dan Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Timur
Pradopo, saat buka bersama di lingkungan Kepolisian Indonesia.
Saat
itu, kedua pihak sepakat untuk bekerja sama secara konstruktif berbasis
UU KPK dan memorandum kesepakatan di antara kedua pihak.
"Namun tampaknya kerja sama dan koordinasi itu tidak berjalan baik," katanya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar