INFO TABAGSEL.com-Dalam banyak riwayat disebutkan kucing adalah binatang kesayangan Nabi
Muhammad SAW. Bahkan Rasulullah SAW dikabarnya memiliki kucing
peliharaan bernama Mueeza. Namun, di Peru ada suatu festival dengan
memakan daging kucing.
Festival besar-besaran yang digelar untuk menghormati Santa Efigenia itu digelar di Kota La Quebrada, Peru, setiap September. Perayaan ini dinamakan La Festival Gastronomio del Gato atau The gastronomic Festival of the Cat.
Seperti dinukil dari Huffington Post, Rabu (10/10), pada festival itu semua orang mengonsumsi daging binatang yang sering bersuara meow-meow itu.
Gilanya, mereka selama satu tahun sebelumnya beternak dan mengembangbiakkan kucing untuk diambil dagingnya saat festival berlangsung. Beberapa menu makanan dalam festival itu adalah kucing bakar, kucing kukus pedas, dan lainnya.
Festival itu digelar sebagai penghormatan kepada para leluhur warga Peru, yang pernah mengandalkan daging kucing untuk bertahan hidup ketika tidak ada lagi makanan yang bisa dikonsumsi pada masa lalu.
Masyarakat Peru yang ikut menikmati daging kucing tersebut mengaku, jika rasa daging kucing hampir sama dengan daging kelinci. Beberapa warga bahkan yakin daging kucing bisa menyembuhkan bronkitis dan meningkatkan kesuburan.
Festival itu jelas saja menuai protes. Organisasi PETA pada 2008 melayangkan protes atas festival yang dinilai mengebiri hak binatang. Sayang seribu sayang, protes itu tidak berpengaruh, karena hingga tahun ini festival itu tetap digelar.
Sumber:REPUBLIKA.CO.ID, the Huffington Post
Festival besar-besaran yang digelar untuk menghormati Santa Efigenia itu digelar di Kota La Quebrada, Peru, setiap September. Perayaan ini dinamakan La Festival Gastronomio del Gato atau The gastronomic Festival of the Cat.
Seperti dinukil dari Huffington Post, Rabu (10/10), pada festival itu semua orang mengonsumsi daging binatang yang sering bersuara meow-meow itu.
Gilanya, mereka selama satu tahun sebelumnya beternak dan mengembangbiakkan kucing untuk diambil dagingnya saat festival berlangsung. Beberapa menu makanan dalam festival itu adalah kucing bakar, kucing kukus pedas, dan lainnya.
Festival itu digelar sebagai penghormatan kepada para leluhur warga Peru, yang pernah mengandalkan daging kucing untuk bertahan hidup ketika tidak ada lagi makanan yang bisa dikonsumsi pada masa lalu.
Masyarakat Peru yang ikut menikmati daging kucing tersebut mengaku, jika rasa daging kucing hampir sama dengan daging kelinci. Beberapa warga bahkan yakin daging kucing bisa menyembuhkan bronkitis dan meningkatkan kesuburan.
Festival itu jelas saja menuai protes. Organisasi PETA pada 2008 melayangkan protes atas festival yang dinilai mengebiri hak binatang. Sayang seribu sayang, protes itu tidak berpengaruh, karena hingga tahun ini festival itu tetap digelar.
Sumber:REPUBLIKA.CO.ID, the Huffington Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar