PBB (UN PHOTO/Marco Castro) |
"Percepatan Kemajuan ke Arah Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Desa" adalah gagasan lima tahun yang akan dipusatkan pada peningkatan keamanan gizi dan pangan, serta meningkatkan penghasilan perempuan desa.
Selain itu, meningkatkan kepemimpinan dan keikutsertaan di berbagai lembaga desa, serta menciptakan kebijakan lingkungan hidup yang lebih responsif di tingkat nasional dan internasional.
"Ketika perempuan diberdayakan dan dapat meraih hak mereka serta akses ke tanah, kepemimpinan, kesempatan dan pilihan, ekonomi berkembang, keamanan pangan meningkat dan prospek meningkat bagi generasi saat ini dan masa depan," kata Michelle Bachelet, Direktur Pelaksana Lembaga PBB bagi Kesetaraan Gendera dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women).
Program tersebut akan dilaksanakan bersama oleh UN Women, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Dana Internasional bagi Pembangunan Pertanian (IFAD), dan Program Pangan Dunia (WFP), demikian laporan Xinhua.
Program itu pada awalnya akan dilaksanakan di Ethiopia, Guatemala, Kyrgyzstan, Liberia, Nepal, Niger dan Rwanda.
Sebanyak 43 persen tenaga kerja pertanian di seluruh dunia adalah perempuan, dan sebanyak 70 persen di beberapa negara, kata para pejabat UJN.
Perempuan desa seringkali bekerja lebih lama dibandingkan lelaki, sebab mereka juga harus menjadi perawat yang mengurus anak, orang tua dan orang yang sakit.
Selain itu, banyak dari mereka adalah penanam modal dan pengusaha kecil yang mendedikasikan sebagian besar penghasilan mereka pada kesejahteraan masyarakat dan keluarga mereka.
Namun kebanyakan anak perempuan dan perempuan desa masih menghadapi rintangan lebih besar ketimbang lelaki dalam memperoleh akses ke layanan masyarakat, perlindungan sosial, peluang kerja yang merosot, dan pasar serta lembaga lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar