Bukittinggi (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Pos Pemantau Gunung Api mencatat tinggi abu vulkanik yang disemburkan Gunung Marapi mencapai 1.500 meter di atas puncak gunung.
"Letusan yang terjadi pada gunung sekitar pukul 16.39 WIB tergolong sangat kuat, sehingga mengeluarkan abu vulkanik cukup tebal dengan ketinggian mencapai 1.500 meter dari puncak gunung," kata petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bukittinggi Hartanto, Rabu.
Dia menyebutkan, semburan abu vulkanik dari gunung yang memiliki tinggi 2.891 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut mengarah ke timur karena ditiup angin.
"Sampai saat ini PVMBG belum mendapat laporan dari warga daerah mana yang dihujani abu vulkanik tersebut. Diharapkan, warga dapat melaporkan jika daerah mereka dihujani abu vulkanik," kata dia.
Menurut dia, letusan terjadi pada gunung sekitar pukul 16.39 WIB itu merupakan letusan terkuat yang terjadi sejak aktivitas gunung meningkat pada 3 Agustus 2012.
"Abu vulkanik disemburkan gunung berwarna abu-abu tebal. Dalam satu hari ini, baru satu kali gunung meletusan disertai abu vulkanik," kata sambil menyebutkan amplitodu akibat letusan 45 meli meter.
Selama September 2012, kata dia, Gunung Marapi telah mengalami letusan sebanyak enam kali, gempa tektonik dalam sebanyak 12 kali dan gempa tektonik dangkal 21 kali.
Dia berharap masyarakat di sekitar gunung serta para pendaki untuk tidak mendaki pada radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Salah satu gunung aktif di Sumbar itu terakhir kali meletus pada 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumbar.
Setiap pergantian tahun baru, gunung selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi.
Dalam catatan ANTARA, terhitung sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar. Saat dalam status siaga, Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah evakuasi.
"Letusan yang terjadi pada gunung sekitar pukul 16.39 WIB tergolong sangat kuat, sehingga mengeluarkan abu vulkanik cukup tebal dengan ketinggian mencapai 1.500 meter dari puncak gunung," kata petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bukittinggi Hartanto, Rabu.
Dia menyebutkan, semburan abu vulkanik dari gunung yang memiliki tinggi 2.891 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut mengarah ke timur karena ditiup angin.
"Sampai saat ini PVMBG belum mendapat laporan dari warga daerah mana yang dihujani abu vulkanik tersebut. Diharapkan, warga dapat melaporkan jika daerah mereka dihujani abu vulkanik," kata dia.
Menurut dia, letusan terjadi pada gunung sekitar pukul 16.39 WIB itu merupakan letusan terkuat yang terjadi sejak aktivitas gunung meningkat pada 3 Agustus 2012.
"Abu vulkanik disemburkan gunung berwarna abu-abu tebal. Dalam satu hari ini, baru satu kali gunung meletusan disertai abu vulkanik," kata sambil menyebutkan amplitodu akibat letusan 45 meli meter.
Selama September 2012, kata dia, Gunung Marapi telah mengalami letusan sebanyak enam kali, gempa tektonik dalam sebanyak 12 kali dan gempa tektonik dangkal 21 kali.
Dia berharap masyarakat di sekitar gunung serta para pendaki untuk tidak mendaki pada radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Salah satu gunung aktif di Sumbar itu terakhir kali meletus pada 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumbar.
Setiap pergantian tahun baru, gunung selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi.
Dalam catatan ANTARA, terhitung sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar. Saat dalam status siaga, Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah evakuasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar