(FOTO ANTARA/Teresia May) |
Menurut Andi Suardi, petugas Pos Pemantauan Gunung Anak Kratau di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Senin, "Untuk hari ini, kami belum bisa memastikan apakah kembali terjadi tremor letusan, karena peralatan kami rusak akibat tremor letusan kemarin."
"Selain itu, kawasan Gunung Anak
Krakatau tertutup kabut tebal sehingga tidak bisa dipantau secara visual
dari pos ini," katanya.
Mengenai debu hitam yang mengotori rumah dan bangunan di wilayah kota Bandarlampung, ia tidak menampik itu sebagai material letusan Gunung Anak Kratau, meski jarak kota Bandarlampung dari gunung itu cukup jauh.
"Namun di pos pemantau ini yang hanya berjarak 40 km dari Gunung Anak Krakatau, atau di kota Kalianda yang jaraknya jauh lebih dekat dibandingkan kota Bandarlampung, kami belum mendapatkan laporan perihal debu hitam tersebut," katanya.
Ia menyebutkan sepanjang Minggu telah terjadi gempa vulkanik dalam sebanyak dua kali, gempa vulkanik dangkal 19 kali dan hembusan sebanyak tujuh kali.
Mengenai debu hitam yang mengotori rumah dan bangunan di wilayah kota Bandarlampung, ia tidak menampik itu sebagai material letusan Gunung Anak Kratau, meski jarak kota Bandarlampung dari gunung itu cukup jauh.
"Namun di pos pemantau ini yang hanya berjarak 40 km dari Gunung Anak Krakatau, atau di kota Kalianda yang jaraknya jauh lebih dekat dibandingkan kota Bandarlampung, kami belum mendapatkan laporan perihal debu hitam tersebut," katanya.
Ia menyebutkan sepanjang Minggu telah terjadi gempa vulkanik dalam sebanyak dua kali, gempa vulkanik dangkal 19 kali dan hembusan sebanyak tujuh kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar