![]() |
| Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Politik, Dewi Fortuna Anwar.(ANTARA) |
Beijing (ANTARA News) - Indonesia menyerukan agar China dan Jepang segera menyelesaikan sengketa teritorial secara damai demi menjaga stabilitas kawasan, kata Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Politik, Dewi Fortuna Anwar.
"China dan Jepang sebagai negara besar yang berpengaruh di kawasan, khususnya Asia, hendaknya segera menyadari bahwa persengketaan mereka yang berkepanjangan dapat berdampak buruk tidak saja bagi hubungan kedua negara, tetapi juga stabilitas kawasan," katanya di Beijing, Selasa.
Usai menjadi salah satu narasumber dalam diskusi pagi seputar hubungan ASEAN-China ia mengatakan, China dan Jepang adalah dua negara raksasa ekonomi dunia di Asia sehingga persengketaan berkepanjangan diantara keduanya bisa berdampak pada stabilitas ekonomi global.
"China dan Jepang adalah mitra dagang yang besar. Keduanya juga menjadi mitra dagang bagi sejumlah negara lainnya. Jika sengketa maritim ini semakin memanas, maka mau tidak mau akan berdampak pula pada stabilitas keamanan dan ekonomi baik regional maupun internasional," katanya.
Oleh karena itu, lanjut Dewi, Indonesia menyerukan agar China dan Jepang dapat mengelola konflik yang ada secara baik dan menyelesaikannya secara damai.
"Jangan sampai terjadi perang terbuka, karena dengan sengketa yang semakin memanas saja sudah akan memberikan dampak bagi stabilitas bagaimana jika terjadi perang terbuka," tuturnya.
Dewi menegaskan China dan Jepang memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga stabilitas keamanan, politik dan ekonomi di kawasan.
Setelah ada sengketa terirorial dengan China, Jepang menutup sejumlah perusahaan, pabrik, dan toko-toko mereka di China karena keadaan yang makin panas dan tidak menguntungkan.
Media massa China pada Senin (17/9) memperingatkan bahwa Jepang bisa mengalami lagi "dekade yang hilang" jika hubungan perdagangan menjadi dingin.
Peringatan sepihak itu dilansir menyusul gelombang protes selama akhir pekan kemarin di puluhan kota, beberapa diantaranya disertai kekerasan.
Pada Selasa juga diberitakan akan ada demonstrasi besar di China terkait peringatan pendudukan Jepang pada masa perang di wilayah-wilayah China. Namun sampai Selasa siang situasi Kota Beijing masih relatif kondusif.
Aksi unjuk rasa anti Jepang di China telah berlangsung sepekan sejak Jepang memutuskan untuk membeli pulau di kepulauan yang disengketakan.
Ketegangan antara China dan Jepang akibat sengketa teritorial atas beberapa pulau yang disebut Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China terus berlanjut.
Partai Komunis China berkuasa, yang jarang mengizinkan aksi unjuk rasa di jalanan, kini membuka pintu untuk memperlihatkan kemarahan masyarakat umum setelah Jepang pekan lalu memutuskan untuk membeli Kepulauan Senkaku di Laut China Timur.
Menteri Luar Negeri Jepang, Koichiro Gemba, mengatakan, Tokyo dan Washington sepakat pulau-pulau kecil di Laut China Timur yang diklaim Jepang dan China dilindungi Traktat Keamanan Jepang-Amerika Serikat.
Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta mengatakan, China dan negara-negara di Asia lain bisa terjerumus ke dalam perang yang dipicu sengketa wilayah. "Ini bisa dipercepat dengan sikap berbagai pemerintahan yang provokatif," katanya, Minggu (16/9).







Tidak ada komentar:
Posting Komentar