DAFTAR BERITA

Kamis, 27 September 2012

Jalan Kaki di Trotoar Markas PBB, SBY dicegat Wartawan

Presiden SBY saat ditemui wartawan di trotoar seberang Markas PBB di kawasan 2rd Avenue, New York, Rabu (26/9). (foto: muchlis/presidensby.info)

INFO TABAGSEL.com-Sejak tiba di New York, Amerika Serikat, pada Minggu (23/9) lalu, kegiatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih banyak berkutat di Markas Besar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Setiap hari, Presiden berjalan kaki pulang pergi dari tempat menginap di Hotel Millennium UN Plaza menuju Markas PBB. Jarak keduanya memang hanya sepelemparan batu, sekitar 100 meter.

"Jika dihitung-hitung, ada sekitar 6 kilometer saya jalan kaki selama di New York ini," kata Presiden SBY, saat ditemui wartawan di trotoar seberang Markas PBB di kawasan 2rd Avenue, New York, Rabu (26/9). Sore itu, Presiden SBY baru pulang dari pertemuan bilateral di Markas PBB.

Itu belum termasuk mondar-mandir dari satu ruang ke ruang lain, dari satu lantai ke lantai lain, di Markas PBB yang tingginya 39 lantai tersebut. Selain menghadiri Sidang ke-67 PBB, Presiden SBY juga mengikuti rangkain pertemuan Panel Tingkat Tinggi untuk Agenda Pembangunan Pasca 2015. SBY, bersama PM Inggris David Cameron dan Presiden Liberia Ellen Johnson, adalah ketua bersama panel tersebut. Setiap pertemuan dilakukan di ruang berbeda.

Di sela-sela agenda utama, Presiden SBY masih menghadiri jamuan ini-itu, dan melakukan lobi-lobi serta pertemuan bilateral dengan banyak pemimpin dunia. Ada lebih dari 15 kepala negara/pemerintahan dan pimpinan lembaga internasional yang bertemu SBY.

Belum lagi kegiatan lain yang dilakukan SBY di luar Markas PBB, seperti di Bursa Saham New York dalam acara Indonesia Investment Day, lalu diskusi panel di Pricewaterhouse Coopers. Itu pun, sesudahnya SBY balik lagi ke Markas PBB. Seringkali SBY baru kembali ke hotel selepas maghrib.

Kegiatan selesai? Belum. Malam hari, Presiden masih melakukan rapat-rapat konsolidasi dengan para menteri dan delegasi untuk mematangkan pidato atau poin-poin pembicaraan (talking poin) yang akan dibawakan keesokan hari.

Rapat-rapat kecil ini bisa berlangsung hingga dini hari. Ketika mematangkan pidato untuk debat hari pertama Sidang ke-67 Majelis Umum, Selasa (25/9) kemarin, SBY begadang hingga pukul 04.00, bersama Menlu Marty Natalegawa dan Sekretaris Pribadi Kustanto Widiatmoko.

"Saya ingin setiap yang saya sampaikan di PBB, di dunia ini, fakta-faktanya akurat, substansinya juga kena," kata Presiden SBY. "Dengan demikian, insya Allah, Indonesia mendapat pemngakuan yang makin baik."

Kerja sampai larut malam, lalu esoknya jalan kaki ke Markas PBB pergi pulang, terbayar dengan banyaknya pengakuan terhadap kepemimpinan Indonesia. SBY menyebut tiga penghargaan yang diterimanya dalam kunjungan kerja di New York juga mewakili pengakuan terhadap rakyat Indonesia.

"Terima kasih, rakyat Indonesia, delegasi sekarang ini makin tegak karena dunia ingin mengetahui pandangan-pandangan Indonesia dalam banyak hal," ujar SBY. "Kita juga bisa menyampaikan perubahan dan kemajuan yang kitai capai, meskipun masih ada hal-hal yang perlu dibenahi," Presiden menambahkan.

Kerja hingga larut malam dan menghadiri banyak pertemuan memang sudah tugas seorang kepala negara. Lalu, pulang-pergi jalan kaki?

"Itu malah membuat makin sehat," kata SBY. Sore itu, gerimis kecil yang sempat turun sebelumnya urung menjadi hujan. New York berlangit cerah

Tidak ada komentar: