DAFTAR BERITA

Rabu, 29 Agustus 2012

Penyakit Aneh Dialami Masyarakat Paluta

FOTO : Cahaya Reformasi
PALUTA(CARE)-Masyarakat Kab Padang Lawas Utara hanya bisa pasrah dan tabah menghadapi begitu berat cobaan hidup, terutama  mereka yang tinggal didaerah pedalaman. Berbagai macam penyakit aneh yang mereka idap dan rasakan dan tak sedikit akhirnya meninggal dunia.
Kurangnya perhatian Pemkab dalam menangani masalah kesehatan dan sosial rakyatnya serta pembangunan infrastruktur yang dapat membangkitkan ekonomi masyarakat menambah perih penderitaan masyarakat Paluta sementara para Birokrat dapat hidup senang dengan menikmati korupsi APBD yang disetorkan dari pajak masyarakat Paluta.
Hal ini baru saja dialami oleh warga yang mengalami kesulitan dalam masalah kesehatan dan akhirnya meninggal dunia seperti : Alm. Hitler Siregar warga Desa Bara Kec Portibi., Alm Jasabungan Harahap warga Desa Tanjung Marulak Kec Padang Bolak, Alm Husein Siregar.
Selain tiga bocah kakak-beradik yakni Bosi Harahap (9), Sehat Harahap (7) dan Saramadani Harahap (5). warga Desa Sidikkat yang terindikasi Busung Lapar,  Nurlan Br Regar (2 thn) anak kedua dari Pasangan Hamza S dengan Sarmawati warga Desa Hambulo Kec Halongonan Kab Padang Lawas Utara terbaring lemas di RSU Aek Aruaya ngalami gizi buruk type marasmus.
Kini ditemukan lagi, Nurdiana Siregar 30 tahun warga Desa Lubuk Torop Kec Padang Bolak, mengalami penyakit aneh. Penyakit aneh yang diidapnya itu berupa pembengkakan di pada wajahnya, akibat penyakit itu Nurdiana hanya dapat terbaring 15 tahun dirumah .hal itu tak lain keterbatasan ekonomi keluarga Nurdiana
Inilah potret kemiskinan di Padang Lawas Utara Sumatera Utara dirumah gubuk berukuran 3×7 meter ini  Nurdiana  Siregar 30 tahun bersama sang ibu  dan kedua adiknya tinggal di desa lubuk torop kecamatan padang bolak
FOTO : Cahaya Reformasi

Begitu melelahkan bagi Nurdiana selama 15 tahun hanya terbaring dirumah tanpa bisa berbuat apa-apa dengan mengalami pembengkakan pada wajahnya, hal yang dialaminya ini bermula dari sakit gigi dan terjadi pembengkakan dirahang.
Pada  saat itu ayah nya masih sempat membawanya berobat ke puskesmas Gunung tua  untuk mendapatkan perawatan namun biaya yang mahal  menjadi kendala sang ayah yang  juga jatuh sakit karena memikirkan penderitaan sang buah hati yang  kala itu masih duduk di kelas lima sekolah dasar  hingga akhirnya sang ayah meninggal dunia.
Akibat keterbatasan ekonomi keluarganya Nurdiana kini harus rela terbaring dirumah menahan sakit di wajahnya tak ada tempat mengadu bagi Nurdiana dan  kesehari -harian nya  hanya dapat menangis dan berdoa agar penyakit dapat sembuh.
Melihat ketimpangan pembangunan di kabupaten Paluta dan kemiskinan masyarakatnya, tentulah sangat berbanding terbalik dengan situasi disaat menjelang pemilihan Kepala Daerah, yang mana Balon pemimpin dikala itu merengek-rengek mendekati dan mengambil hati masyarakat agar dapat memilihnya, namun setelah mereka berhasil mendapat kedudukan seolah lupa bahwa tanpa partisipasi dari masyarakat pemilih mereka  bukanlah apa-apa. (Mauliddar S)

Tidak ada komentar: