Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. |
Presiden dinilai reaktif berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan langsung dengan dirinya. Sementara, hal yang menyangkut masyarakat luas, Presiden terkadang terkesan tidak peduli, seperti penanganan sengketa lahan GKI Yasmin yang tak kunjung selesai.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, Kepala Negara sebenarnya tak perlu berkomentar langsung. "Cukup juru bicara saja yang berbicara. Banyak masalah yang lebih penting, seperti harga sembako yang melonjak atau penanganan arus mudik," kata Tjahjo di Gedung Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (16/8/2012).
Sementara itu, Sekjen PPP Mochammad Romahurmuziy mengatakan, Presiden memang berhak melakukan klarifikasi atas pernyataan Antasari. Hanya saja, Rommy, demikian Romahurmuziy disapa, khawatir Kepala Negara akan kehabisan waktu menanggapi isu-isu yang berkaitan dengan dirinya.
"Pemberian pernyataan langsung ini bisa jadi wujud reaksioner atau mekanisme baku yang dibangun Presiden," kata Rommy.
Ketua DPP Hanura Akbar Faizal mengaku kaget ketika mendengar Presiden memberikan komentar langsung. Menurutnya, tak ada yang baru dari pernyataan Antasari. "Pak Antasari sebenarnya mengirim pesan agar kasus ini segera ditindaklanjuti," kata Akbar.
Sebelumnya, Presiden, di hadapan media massa, bersumpah bahwa rapat pada 9 Oktober 2008 di Istana tak membahas soal Century. "Saya katakan di hadapan Allah SWT, sama sekali tidak ada. Tidak ada yang menyinggung soal Bank Century. Apalagi membahas yang namanya bail out," ujar Presiden.
Presiden juga membeberkan kronologis serta mengedarkan transkrip pertemuan yang berlangsung di Kantor Presiden tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar