INFO PALUTA.com-Media online tidak bisa dilepaskan dari kecepatan dan akurasi dalam menulis berita. Kecepatan berita penting, tetapi seringkali mengorbankan akurasi dan kedalaman berita. Manakah yang dipilih oleh media online di Indonesia?
Kecepatan penulisan berita itu harus, tetapi akurasi berita itu lebih penting lagi.
-- Edi Taslim, Vice Director PT Kompas Cyber Media
Vice Director PT Kompas Cyber Media (Kompas.com), Edi Taslim menyatakan dua hal tersebut menjadi etika penting dalam standar penulisan berita yang baik, terutama di media online. Sehingga etika ini tidak boleh ditinggalkan oleh wartawan yang sedang melaksanakan peliputan berita.
"Kecepatan penulisan berita itu harus, tetapi akurasi berita itu lebih penting lagi," kata Edi dalam Annual Conference Online Media, Media Online: Antara Pembaca, Laba dan Etika di Hotel Le Meridien Jakarta, Kamis (23/2/2012).
Kendati demikian, kedua hal tersebut tidak bisa dilepaskan satu dengan yang lain. Kecepatan dan akurasi dalam penulisan berita harus menjadi satu kesatuan.
Menurutnya, etika jurnalistik tersebut harus dilakukan secara berimbang, tidak boleh berita dikirim terlambat, tetapi juga tidak mengorbankan akurasi penulisan berita.
Founder dan Chief Editor Vivanews.com, Karaniya Dharmasaputra menambahkan fenomena cepat-cepatan dalam menulis berita dan mengorbankan akurasinya justru harus dikurangi. Pasalnya, hal itu akan meruntuhkan kredibilitas media online itu sendiri.
"Di luar negeri saja, media online hanya memproduksi sekitar 40 berita per hari. Sementara di Indonesia justru bisa memproduksi 600-800 berita per hari. Ini yang harus diperbaiki," kata Karaniya.
Baginya, kecepatan bukan satu-satunya ukuran media online tersebut akan dibaca. Di medianya, tetap harus mengedepankan akurasi dan kedalaman penulisan berita agar pembaca juga tidak dijejali berita sampah.
Co-Founder Kapanlagi.com, Steve Christian menjelaskan kecepatan penulisan berita itu tetap mutlak diperlukan. Tapi hal tersebut akan ditentukan oleh pembaca media online tersebut sendiri.
"Saya antara setuju dan tidak setuju soal kecepatan dan akurasi. Pada dasarnya dua hal tersebut yang menentukan adalah pembaca media kita," jelasnya.
Misalnya, ada sebuah kecelakaan di suatu wilayah dan hanya dikabarkan dalam 3-4 paragraf saja dan berita tersebut langsung ditulis secara cepat oleh media. Pemuatan berita tersebut akan direspon secara cepat oleh pembaca media masing-masing, dengan melakukan content sharing melalui media sosial yang ada.
"Otomatis page view-nya langsung naik karena berita sedang hangat dan langsung direspon oleh media. Itulah karakter media online yang menuntut penulisan berita super cepat," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar