DAFTAR BERITA

Jumat, 27 Januari 2012

BOCAH PALUTA TERDAMPAR DI PAYAKUMBUH,SUMBAR


  •  Perhatian untuk warga Padang Lawas Utara
  • Bagi anda yang kenal bocah ini segera hubungi keluarganya 
  • Ramai diberitakan di sumbar
                                                   syahrul kaos merah,terdampar di sumbar
INFO PALUTA.com-Seorang anak Yang bernama Syahrul,menurut pengakuannya berasal dari desa Sibanga,kecamatan Dolok Padang Lawas Utara ditemukan di Payakumbuh,Sumatera Barat .  Kepada Indrayati, 41, warga Sungaibaringin, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota yang menemukannya, Syahrul mengaku berasal dari Sibanga, Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Kenapa Indrayati bisa bertemu dengan Syahrul? ”Panjang ceritanya. Hari Rabu (25/1) lalu, saya numpang bus PO Yanti dari Duri ke Payakumbuh. Waktu mobil berhenti di Desa Sibanga Panahasahan, Kecamatan Dolok, Kabupaten Padang Lawas Utara, Syahrul nampak ikut menumpang. Dia duduk di belakang,”  ujar Indrayati.

Awalnya, Indrayati acuh tak acuh saja dengan Syahrul. Tapi saat bus PO Yanti berhenti pada salah satu rumah makan di Jalan Sumbar-Riau, Syahrul mendadak mengekor dengan Indrayati. ”Waktu itu, semua penumpang mau ke kamar mandi dan makan. Saya juga mau ke kamar mandi, eh tak tahunya, Syahrul mengikut,” kata Indrayati.

Lantaran ada bocah lelaki berusia sekitar 7 tahun mengikutinya, Indrayati jadi tidak enak hati saja. Tapi, ia kasihan pula melihat sang bocah. Apalagi bocah yang kemudian mengaku bernama Syahrul itu, tidak pakai sandal sama-sekali. ”Saya langsung belikan dia sandal jepit. Setelah itu mengajak makan dan bercerita,” ujar Indrayati.

Dari cerita selama perjalanan, Indrayati akhirnya tahu, kalau Syahrul bermaksud hendak menyusul orang tuanya yang ada di Kota Padang. Tapi karena mobil yang ditumpanginya jurusan ke Payakumbuh, Indrayati yang sama turun dengan Syarul pada Kamis (26/1) sekitar pukul 04.00 WIB, memutuskan membawa Syahrul ke rumahnya.

Setelah pagi datang menjelang, Indrayati cepat-cepat melapor ke kantor Pemerintah Nagari Sungaibaringin. Oleh pemerintah nagari, Indrayati yang baik hati, diminta pergi melapor ke Mapolres Payakumbuh. ”Oleh Pak Polisi, saya disuruh ke kantor Dinas Sosial Limapuluh Kota. Akhirnya, saya sampai di sini,” ujar Indrayati.

Untuk sementara, Dinas Sosial Limapuluh Kota berencana menitipkan Syahrul di Panti Asuhan Nurul Mustaqin, Jorong Bumbuang, Nagari Situjuahbatua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari. ”Sebab, kalau dikirim ke Padang kita juga tidak tahu alamat orang tuanya. Mohon juga bantuan media,” kata Kadinsosnakertrans Azwardi. Siapa peduli? 

RAMAI DIBERITAKAN DI SUMBAR
Berita terdamparnya bocah paluta di Payakumbuh diberitakan hampir semua surat kabar lokal  di Sumatera Barat. Harian Singgalang,Koran Paling berpengaruh di Sumbar juga memuat berita ini.
Sahrul Ramadhan, bocah yang mengaku berasal dari Sibanga, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatra Utara terdampar di Payakumbuh. Dia ditemukan oleh Indrayati B, warga Sungai Baringin, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota di bus PO Yanti, Rabu (25/1).
Menurut Indrayati, penemuan bocah yang diperkirakan berusia 7 Tahun tersebut, berawal tatkala dirinya menumpangi bus PO Yanti dari Duri, dengan tujuan pulang kampung ke Sungai Baringin. Setiba di lajur Jalan Raya Lintas Sumatra, kawasan Sibanga, Desa Sibanga Panahasahan, Kecamatan Dolok, Kabupaten Padang Lawas Utara, bus yang dia tumpangi berhenti mendadak.
Selanjutnya, dari pintu bus, Indrayati melihat beberapa orang penumpang naik dan duduk di bangku belakang. Satu dari sekian penumpang yang baru naik ke bus, adalah seorang bocah laki-laki. Tanpa disangka, bocah itu memilih duduk di samping Indrayati. Selama dalam perjalanan, tidak sepatah katapun yang diungkapkan si-
bocah kepada Indrayati. Kalaupun sempat ngobrol, si bocah hanya memperkenalkan dirinya bernama Syahrul.
Setiba di salah satu rumah makan jalan Sumbar-Riau, seluruh penumpang bus PO Yanti turun. Adapun Indrayati, mengaku langsung turun pula dan bertujuan hendak ke kamar mandi. Belum sampai di tempat tujuan, Indrayati kaget alang kepalang ketika menoleh ke belakang, dia melihat Syahrul mengikutinya. Lantaran merasa tidak sopan saja, akhirnya Indrayati mengurungkan niatnya untuk masuk dalam kamar mandi.
Selanjutnya, dia mengajak Syahrul makan bersama. “Saya lihat dia (Syahrul,red) ternyata tidak memakai sandal. Saat itu juga saya langsung membelikan dia sandal. Ini sandalnya, warna orange,” cerita Indrayati, ketika mengantarkan sekaligus melaporkan penemuan Syahrul ke Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Limapuluh Kota , Azwardi Kamis (26/1) siang, sembari menunjukkan sandal yang dia maksud.
Singkat cerita, sepanjang perjalanan dari rumah makan menuju Payakumbuh, Indrayati mulai curiga dengan gelagat dan cerita Syahrul. Dia yakin benar, bocah bertubuh ceking dan bercirikan kulit kuning langsat tersebut, kesasar naik ke dalam Bus PO Yanti. Sebab, kepada Indrayati, Syahrul mengaku tengah berjanji dengan orang tua perempuannya untuk bertemu di Kota Padang. Sementara, bus yang ditumpanginya ber-rute Duri-Payakumbuh.
Al-hasil, tepat pukul 04.00 WIB setiba di ranah Galamai Payakumbuh, Indrayati memutuskan niatnya untuk membawa Syahrul pulang ke kediamannya di Sungai Baringin. Tepat pagi hari Kamis (26/1), dia melaporkan penemuan bocah kesasar tersebut, ke Pemerintahan Nagari Sungai Baringin. Selanjutnya, oleh Pemnag, Indrayati disarankan melapor ke Mako Polres Payakumbuh. “Dari Polres, saya disuruh ke Dinas Sosial,” sambung dia.
Kepada Singgalang di kantor Dinas Sosial Kabupaten Limapuluh Kota, Syahrul Ramadhan mengaku dirinya hendak menemui ibunda bernama Tuti di Kota Padang. Perjanjian untuk berjumpa dengan sang Ibu, dia rajut jauh hari. Konon menurutnya, Tuti pergi ke Kota Padang dari Sibanga, untuk suatu keperluan. Dari Kota Padang, Tuti berencana menunggu Syahrul dan mengajak anaknya pulang kampung ke Maninjau, Kabupaten Agam.
Belum bisa dipastikan benar, apakah kampung asli ibunda Syahrul yakni Tuti yang sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci pakaian itu, di Maninjau. Sebab, dari percakapannya dengan Singgalang, Syahrul juga bertutur kalau ayahnya sudah meninggal diserang penyakit jantung. Setelah itu, dia juga tidak ingat lagi, kapan ibundanya meninggalkan rumah dan pergi ke Padang. “Dulu ayah dibawa ke rumah sakit. Dia meninggal. Iya. Mungkin dia meninggal,” sebut Syahrul.
Keterangan bocah tersebut, terkadang berbalik-balik. Malahan, dari pengakuannya memiliki enam orang saudara perempuan dan laki-laki, Syahrul tidak ingat nama mereka seorangpun juga. Begitu pula halnya dengan sekolah tempat dia menuntut ilmu. “Apa ya nama sekolah saya? Saya tidak tahu. Lupa. Lupa,” sambung Syahrul, sembari memeluk bantal, guling dan selimut bantuan Dinas Sosial.
Secara terpisah, Kadis Sosial Azwardi menyimpulkan, agar Syahrul tidak terlantar di Payakumbuh, maka pihaknya berencana akan menitipkan di panti Asuhan Nurul Mustaqin, Padang Siantah, Situjuah Limo Nagari. Kepada pihak keluarga yang merasa kehilangan anak, bisa melihat lebih dekat Syahrul di panti asuhan. “Sebelum datang ke sana, kami harapkan agar datang dulu ke Dinas Sosial. Nanti, kami antarkan ke panti,” demikian Azwardi. (*)



Tidak ada komentar: