GUNUNGTUA ( Berita ) : Hujan deras terus mengguyur wilayah Kabupaten Padanglawas Utara, mulai Kamis, (22/12) malam mengakibatkan sejumlah bukit di areal hutan Nabundong, Kecamatan Hulu Sihapas, longsor.
Longsoran berupa material lumpur, kayu dan batu menutup akses Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) mengakibatkan jalur penghubung antar provinsi ini lumpuh 15 jam.
Akses Jalinsum dari Kabupaten Padanglawas Utara menuju Labuhan Batu, Propinsi Riau dan Sumatera Barat, lumpuh total sekira 7 km. Pantauan Waspada, Jumat (23/12), terdapat tiga titik longsor di jalur lintas Sumatera (areal Hutan Nabundong). Hingga pukul 11:00, ratusan kendaraan masih terjebak macet mencapai 7 kilometer yang tidak terhindari di ruas Jalinsum Nabundong.
Kapolres Tapsel, AKBP Subandria, SH diwakili Kasat Lantas AKP SL Widodo saat ditemui di lokasi longsor mengatakan, longsor terjadi sekitar pukul 01:00 dini hari yang mengakibatkan akses Jalinsum antar Propinsi yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dan Riau lumpuh 15 jam.
“Sampai saat ini Polres Tapsel bersama Polsek Padangbolak dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Padanglawas Utara masih mengevakuasi material lumpur batu dan kayu yang menutupi badan jalan,” katanya.
Tiga unit alat berat jenis beko dan buldoser turun langsung untuk mengeruk tanah yang menutupi badan jalan.“Lambatnya pengevaluasian lumpur satu unit alat berat mengalami kerusakan mesin saat melakukan pengerjaan.
Setelah diarahkan dua unit lagi alat berat milik PT Adikarya dan Dinas PU Pemkab Paluta, akses jalan yang tertimbun longsor mulai bisa beroperasi kembali seperti biasanya,”kata Kasat Lantas.
Marwan Pasaribu, sopir angkutan antar provinsi mengatakan, armadanya terjebak kemacetan di Jalinsum Nabundong mulai tengah malam. “Saya terjebak macet pada pukul 02:00 dinihari. Sebelumnya kita tidak mengetahui penyebab terjadinya macet.
Setelah sopir dan para penumpang lainnya turun, barulah diketahui bahwa terjadi longsor di tikungan memasuki areal Hutan Nabundong,” katanya. Zoel Aritonang, penumpang angkutan umum ditemui Waspada, mengatakan, macet merupakan pekerjaan melelahkan.
“Kami mengalami macet 15 jam, itu akibat lambannya proses evakuasi material longsor hingga membuat kemacetan semakin bertambah dan diperkirakan ribuan kendaraan dari dua arah berlawanan lumpuh, ”sebut warga yang akan mudik ke Urase, Angkola.
Senada dikatakan Ria Br Manurung pemudik asal Siantar. Dia mengaku mengalamidua kali terjebak macet, yang pertama di jalan lintas Pekanbaru mengalami macet dua jam karena ruas jalan amblas. “Dan di sini juga kami mengalami kemacetan yang lebih parah lagi dan tidak bisa terhindari karena tidak ada pengalihan jalur,” katanya.(WSP/a35)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar