DAFTAR BERITA

Senin, 14 November 2011

2012 Sertifikasi Guru Gunakan Sistem online

Sertifikasi Guru 2012 Pakai Sistem OnlineCetakE-mail
Senin, 14 November 2011
JAKARTA-Pelaksanaan sertifikasi guru yang kacau pada 2011 tak menyurutkan langkah pemerintah untuk melanjutkan program tersebut. Bedanya, untuk 2012, proses sertifikasi lebih banyak menggunakan internet.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP-PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Syawal Gultom menuturkan, pihaknya sudah melansir data nama bakal calon (balon) peserta sertifikasi 2012. Nama-nama itu bisa dilihat di www.sergur.pusbangprodik.org. Namun, nama-nama yang tercantum itu harus divalidasi dan diperbaiki lagi.
Perbaikan dan validasi itu terkait dengan data nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK) yang sudah ditetapkan.
“Semua calon wajib memvalidasi masing-masing,” katanya di Jakarta kemarin. Batas untuk memvalidasi adalah 1 Desember.
Gultom mengingatkan, data yang tercantum masih bersifat sementara dan belum otomatis lolos menjadi peserta sertifikasi. Untuk itu, para guru diingatkan agar jangan sampai tertipu iming-iming oknum di dinas pendidikan yang mengaku bisa meloloskan mereka.
“Saya tegaskan, kuota nasional belum ditetapkan. Jadi, saya harap guru untuk sementara fokus memeriksa NUPTK masing-masing,” papar Gultom. Meski begitu, dia memberi ancar-ancar bahwa kuota sertifikasi guru tahun depan sekitar 300 ribu orang. Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) berharap pelaksanaan sertifikasi tahun depan tidak kacau seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Apalagi, tahun depan masih menggunakan acuan NUPTK online,” papar Ketua Umum PB PGRI Sulistyo.
Sulistyo menuturkan, jaringan PGRI saat ini masih mengikuti sejumlah agenda sosialisasi yang dijalankan BPSDMP-PMP. Setelah sosialisasi rampung, pihaknya bakal mengevaluasi mekanisme sertifikasi guru 2012.
“Jika ada peluang yang bisa memunculkan kekacuan lagi, akan kami sampaikan. Ini supaya tidak rumit di belakang,” tandasnya.
Sulistyo menjelaskan, pada tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan sertifikasi dengan dasar NUPTK online kerap menimbulkan kerancuan. Di antaranya, petugas yang meng-update NUPTK di dinas pendidikan kabupaten/kota sering malas. Mereka kadang meminta para guru mengirim berkas NUPTK langsung ke Kemendikbud di Jakarta.
Akibat ulah oknum petugas dinas pendidikan tadi, data NUPTK calon peserta sertifikasi kerap kacau di sejumlah daerah. Guru yang sudah lama mengajar, kalah dari guru yang belum lama mengajar. Padahal, keduanya sama-sama bertitel sarjana atau S-1.
“Jika memang benar-benar menggunakan sistem online, harus ada komitmen kuat mulai tingkat dinas pendidikan,” ujar Sulistyo.
Persoalan lain yang menghantui program sertifikasi guru 2012 adalah munculnya praktik jual beli kursi atau kuota. Sulistyo menyayangkan hal ini, karena banyak guru yang menyetor uang jutaan rupiah, tetapi tidak lolos. Ternyata, data NUPTK dari sejumlah guru nakal tadi tidak terdaftar.
Selain persoalan amburadulnya data NUPTK dan keberadaan calo, Sulistyo berharap pelaksanaan pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) di beberapa universitas diawasi dengan ketat. Sebab, banyak praktik PLPG yang berlangsung tanpa mengacu pada kondisi riil para guru. Akibatnya, banyak guru stres saat mengikuti PLPG.
Di antara yang menjadi sorotan, guru tidak dipaksa menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi. “Banyak guru dari pedalaman. Jangankan memegang laptop, memegang mesin tik saja tidak pernah,” jelas Sulistyo. Untuk itu, proses PLPG harus benar-benar bisa melayani kemampuan guru yang cukup beragam.
Menanggapi sejumlah kekhawatiran itu, Gultom tetap optimistis sertifikasi guru 2012 berjalan lancar. “Insya Allah bukan sekadar lancar, tapi juga objektif, transparan, dan fair,” terang Gultom. (wan/c2/nw)





Tidak ada komentar: