DAFTAR BERITA

Kamis, 23 April 2015

Batu Akik untuk KAA Dikawal Ketat


INFO TABAGSEL.com-Aparat kepolisian Polres Garut Jawa Barat mengawal ketat pengiriman liontin pancawarna yang dijadikan cenderamata dalam Konferensi Asia Afrika (KAA), Rabu sore, 22 April 2015. Pengawalan tersebut bersifat VVIP karena liontin yang akan dikirim bernilai lebih dari Rp1,6 miliar.

Seperti diberitakan dalam Lensa Indonesia Sore, Kamis 23 April 2015, liontin pancawarna tersebut akan digunakan untuk cenderamata ibu kepala negara peserta KAA dikirimkan dengan mendapatkan pengawalan ketat aparat kepolisian Polres Garut, Jawa Barat. Kardus yang berisi kotak liontin disimpan di bagian belakang kendaraan patroli Polres Garut.

”Barang-barang tersebut sifatnya VVIP karena itu masuk kategori barang kenegaraan. Jangan sampai hilang satu pun,” kata Kasat Lantas Polres Garut AKP Firman Syafrul kemarin.

Menurut Firman, delapan polisi dari Polres Garut, Jawa Barat, ditugaskan menjaga ratusan batu pancawarna ini selama dalam perjalanan. Pengawalan dipimpin langsung Kapolres Garut AKBP Arif Rachman.

"Bahkan Pak Dandim 0611 Garut Letkol Bungkus Hadisuseno juga ikut serta dalam pengawalan pengiriman batu-batu akik tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Lasminingrat Gemstone, Yudi Nugraha mengatakan, ratusan keping batu mulia itu akan dibagikan gratis sebagai kenang-kenangan bagi ibu negara peserta konferensi. Liontin tersebut berdiameter 3,5 cm dengan ketebalan 8 mm.

Masing-masing batu akik diikat oleh logam titanium berukir. Corak pancawarnanya bergambar mirip pemandangan di pantai, pegunungan dan awan, corak batang kayu, hingga lukisan abstrak. Liontin batu akik itu juga dilengkapi dengan sertifikat yang dikeluarkan langsung oleh ahli geologi dari Bandung, Ir Sujatmiko.

"Dalam sertifikat itu akan disebutkan mengenai asal usul batu liontin,” kata Yudi.

Yudi mengatakan proses pembuatan liontin batu akik pancawarna untuk suvenir KAA memakan waktu 10 hari yang dimulai dari proses bongkahan batu seberat 60 kg hingga selesai menjadi 120 keping.

"Tahapan pembuatannya dimulai dari pembelahan, pemotongan, pengepingan, pembentukan, dan gosok poles hingga mengkristal," terang dia.

Kemudian, sebagai bentuk penghargaan kepolisian juga memberikan gelar honorari police atau warga kehormatan kepolisian bagi pemilik Laswiningrat yakni Yudi Nugraha, Deni dan Mamat Rahmat.