INFO TABAGSEL.com-Sebuah
perjuangan yang luar biasa ditunjukkan oleh pasangan ganda putri Greysia
Polii/Nitya Krishinda Maheswari di babak semifinal bulutangkis
perorangan Asian Games 2014. Greysia/Nitya berhasil melaju ke partai
puncak setelah membungkam unggulan dua sekaligus juara bertahan dari
Tiongkok, Tian Qing/Zhao Yunlei dengan skor 21-17, 19-21, 21-17 lewat
pertandingan berdurasi 70 menit.
“Kami
bersyukur bisa melaju ke babak final, ini semua adalah hasil kerja
keras. Lewat kemenangan ini, kami menunjukkan bahwa dalam setiap
pertandingan kami sangat ingin menang, sama seperti harapan para
pendukung kami. Ini juga membuktikan bahwa kalau kita mau dan berusaha,
tidak ada yang tidak mungkin,” kata Greysia yang tak dapat menahan air
mata haru.
“Dari
mulai babak kedua, kami bertemu lawan yang sebelumnya selalu mengalahkan
kami. Saat itu kami berpikir tidak mau kalah lagi dari mereka, kami
hanya ingin menang. Jadi kami fokus satu demi satu pertandingan,”
tambahnya sambil mengusap air mata.
Kemenangan
Greysia/Nitya ke babak final juga mencatat sejarah baru bagi sektor
ganda putri Indonesia. Setelah 16 tahun lamanya sektor ini belum
berhasil mengirim wakil ke final Asian Games, kini keduanya menjadi
simbol kebangkitan sektor yang ditangani Eng Hian, Kepala Pelatih Ganda
Putri PBSI ini.
“Kunci
kemenangan kami adalah bermain tanpa beban, kami tidak mau memikirkan
target atau babak final, pokoknya kami bermain yang bagus dulu. Selain
itu, komunikasi dan saling percaya dengan partner juga sangat
berpengaruh,” ungkap Nitya kepada Badmintonindonesia.org.
Sebelumnya,
ganda putri Indonesia terakhir yang berhasil lolos ke babak final Asian
Games adalah Deyana Lomban/Elyza Nathanael. Keduanya meraih medali
perak Asian Games 1998 di Bangkok, Thailand, setelah dikalahkan Ge
Fei/Gu Jun (Tiongkok) di babak final.
Sementara
bagi Tiongkok, hasil ini terbilang cukup mengecewakan. Dalam kurun
waktu delapan tahun terakhir, Tiongkok selalu memastikan medali emas
ganda putri lewat partai All Chinese Final. Namun di Asian Games kali
ini, Tiongkok bahkan gagal mengirimkan Tian/Zhao yang menjadi harapan
terakhir di ganda putri untuk lolos ke final.
Pasangan
rangking tiga dunia asal Jepang, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo akan
menjadi lawan Greysia/Nitya di babak final. Siapapun yang akan menang di
final, sama-sama akan menorehkan prestasi gemilang. Mampukah
Greysia/Nitya mengulang sukses Verawaty Fajrin/Imelda Wiguna yang
berhasil meraih emas ganda putri pada Asian Games 1978?
Ataukah
Ayaka/Misaki yang bakal menjadi juara ganda putri Asian Games asal
Jepang setelah 44 tahun lamanya? Jepang tercatat pernah merebut medali
emas ganda putri pada Asian Games 1970 lewat pasangan Machiko
Aizawa/Etsuko Takenaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar