DAFTAR BERITA

Jumat, 12 September 2014

Aksi Damai GMPP Akan Warnai Peresmian Kajari Gunung Tua

INFO TABAGSEL.com-Seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Paluta (GMPP) akan menggelar aksi damai untuk menyambut Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) dalam rangka peresmian status Kantor Cabang Kejaksaan Negeri (Kacabjari) Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak menjadi Kejaksaan Negeri (Kejari) Gunung Tua, Senin (15/9) mendatang.

Ketua Umum GMPP, Muhammad Rifai Harahap didampingi koordinator lapangan Habibi Harahap mengatakan bahwa aksi damai yang akan digelar pada hari Senin (15/9) mendatang ini menuntut kepada pihak Kejatisu agar lebih menekankan kepada pihak Kejari Gunung Tua untuk tidak menjadikan Kejari Gunung Tua sebagai gudang tempat penyimpanan berbagai macam data kasus korupsi di Paluta.

“Kita menuntut kepada pihak Kejatisu agar menekankan kepada pihak Kejari Gunung Tua supaya jangan menjadikan kantor Kejari menjadi gudang penyimpanan data kasus korupsi seperti selama ini,” ujar Habibi kepada wartawan, Rabu (10/9) di Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak.

Selain itu, aksi damai ini digelar karena rasa ketidak puasan mereka terhadap kinerja dari Kacabjari Gunung Tua yang selama ini dinilai mandul dan tidak bergerak dalam menyikapi segala bentuk permasalahan kasus korupsi yang ada di daerah Paluta, salah satunya adalah kasus cetak sawah di Desa Garonggang, Kecamatan Padang Bolak yang hingga saat ini belum ada penyelesaiannya padahal permasalahan tersebut sudah berjalan selama dua tahun.

“Selama ini pihak Kacabjari sepertinya mandul menangani berbagai bentuk kasus korupsi, salah satunya adalah kasus cetak sawah yang di Garonggang, padahal sudah dua tahun itu dan masih banyak lagi kasus-kasus lain yang sampai saat ini belum ada penyelesaiannya, makanya kita mau mengadakan aksi damai ini untuk menyambut Kejatisu nanti,” tambahnya.

Terpisah Ketua Umum DPP LSM Gempar Sumut Aman Sudirman Harahap, saat dimintai pendapat terhadap rencana aksi ini menyampaikan bahwa dirinya mendukung aksi damai ini karena dinilai sebagai bentuk penyampaian aspirasi mahasiswa yang merasa kecewa terhadap kinerja aparat penegak hukum khususnya kejaksaan di daerah Paluta, seperti penanganan kasus cetak sawah yang sepertinya diendapkan oleh pihak kejaksaan dan tidak ada penyelesaian hingga saat ini. (ong)

Tidak ada komentar: